Ticker

6/recent/ticker-posts

Mulai Ditinggalkannya Surau Oleh Pemuda Minangkabau

Oleh: Fauziah Nur Hikmah

Mahasiswa Universitas Andalas Jurusan Sastra Minangkabau




Pada zama dahulu masyarakat di Minangkabau banyak yang belajar di surau. Surau bukan hanya tempat untuk melakukan ibadah seperti sholat dan mengaji tetapi surau juga tempat remaja-remaja sekitar belajar seperti belajar bela diri, belajar tentang adat istiadat, serta belajar sopan santun.  Bukan hanya itu remaja-remaja yang tinggal di surau juga membahas sosial dan politik. Anak remaja yang sering ke surau akan mencerminkan bagaimana bersikap sopan kepada yang lebih tua, sama besar bahkan kepada orang yang lebih kecil. Sebenarnya peranan surau sangat penting bagi kehidupan masyarakat untuk membentuk kepribadian remaja di Minangkabau.

Di surau juga diajarkan bagaimana agar bisa berbicara di depan umum, yang dinamakan sembah menyembah sebagai rundingan sebelum makan. Dengan adanya keterampilan itu saat mereka menyampaikan dakwah ditengah  masyarakat, mereka sudah mempunyai bekal  bagaimana mempunyai mental yang kuat ketika sedang berbicara di depan umum. Saat disurau mereka ditanamkan bahwa seorang laki-laki tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, dia baru dikatakan menjadi orang ketika dia sudah mulai berperan memikirkan komunitasnya, bangsa dan negaranya

Zaman dahulu anak remaja yang sudah akil  baliqh akan pergi dari rumah dan menuntut ilmu disurau sampai mereka menikah nanti. Saat akil baliqh itu mereka sudah merasa malu untuk tetap tinggal dirumah karena akan mendapat ejekan dari masyarakat " lalok masih dikatiak amak" Selama disurau mereka tidak pulang kerumah kecuali pada saat lebaran tiba dan pada saat membantu keperluan sehari-hari.

Berada di surau banyak memberikan pelajaran hidup seperti membentuk  kemandirian,karena sekitar umur anak 7 tahun mereka sudah disuruh untuk tingggal disurau. 

Ketika  dilihat bangunan khas Rumah gadang. Di Rumah Gadang tidak terdapat kamar untuk anak laki-laki, jumlah kamar di Minangkabau tergantung dengan jumlah anak perempuan.

Tokoh-tokoh bangsa seperti moh hatta dan buya hamka sempat merasakan bagaimana menuntut ilmu di surau. Surau sudah berhasil membentuk kepribadian dari tokoh-tokoh besar bangsa. Namun seiring perkembangan zaman surau sudah mulai ditinggalkan oleh pemuda Minangkabau. Sudah sangat jarang pada zaman sekarang ditemui pemuda Minangkabau tinggal di surau, mereka lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah. Pemuda-Pemuda Minangkabu tidak lagi melakukan kegiatan lagi di lingkungan surau walaupun masih ada anak-anak yang pergi belajar mengaji di surau, namun tidak se efektif dulu.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS