Prof.Dr.H.Asasriwarni MH/Guru Besar UIN IB Padang/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar/Anggota Dewan Pertimbangan MUI Pusat
*_(Mengambil Dan Menguasai Hak Orang Lain Secara Zalim)_*
Kata Ghasb menurut Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an disebutkan sbb :
أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ فَأَرَدتُّ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَاءَهُم مَّلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا
*Adapun perahu itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan _AKU MERUSAK PERAHU ITU, KARENA KE DEPAN AKAN ADA SEORANG RAJA YANG AKAN MERAMPAS SETIAP PERAHU YANG DIBAHTERA_* (QR. Al Kahfi Ayat : 79)
Ghasb secara bahasa artinya *_mengambil sesuatu secara zalim_*. Sedangkan menurut istilah fuqaha adalah *_mengambil dan atau menguasai hak orang lain secara zalim dan aniaya dengan tanpa hak_*
Ghasb juga merupan *_tindakan yang sangat diharamkan_*. Hal itu juga sesuai dengan firman Allah SWT di bawah ini
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ
*Wahai orang-orang yang beriman ! _Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil……...”_* (QS. An Nisaa’ Ayat : 29)
Merujuk kepada firman Allah SWT tersebut di atas, Rasulullah SAW bersabda sbb :
لاَ يَحِلُّ مَالُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلاَّ بِطِيْبِ نَفْسٍ مِنْهُ
*_Tidak halal mengambil harta seorang muslim kecuali dengan kerelaan dirinya_* (HR. Abu Dawud dan Daruquthni, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 7662)
Selanjutnya Rasulullah SAW ketika menyampaikan khutbah wadaa’ juga bersabda sbb :
فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ، وَأَمْوَالَكُمْ، وَأَعْرَاضَكُمْ، بَيْنَكُمْ حَرَامٌ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا
*Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu terpelihara antara sesama kamu sebagaimana terpeliharanya hari ini, bulan ini dan negerimu ini* (HR. Bukhari dan Muslim)
Kemudian, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda seperti di bawah ini :
لاَ يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلاَ يَشْرَبُ الخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلاَ يَسْرِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلاَ يَنْتَهِبُ نُهْبَةً، يَرْفَعُ النَّاسُ إِلَيْهِ فِيهَا أَبْصَارَهُمْ حِينَ يَنْتَهِبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ
*Tidaklah seseorang berzina dalam keadaan beriman, tidaklah seseorang meminum minuman keras ketika meminumnya dalam keadaan beriman, _tidaklah seseorang melakukan pencurian dalam keadaan beriman dan tidaklah seseorang merampas sebuah barang rampasan di mana orang-orang melihatnya, ketika melakukannya dalam keadaan beriman_* (HR. Bukhari dan Muslim)
Lebih jauh, As Saa’ib bin Yazid meriwayatkan dari bapaknya bahwa Rasulullah SAW bersabda sbb :
لَا يَأْخُذْ أَحَدُكُمْ عَصَا أَخِيهِ لَاعِبًا أَوْ جَادًّا، فَمَنْ أَخَذَ عَصَا أَخِيهِ فَلْيَرُدَّهَا إِلَيْه
*_Janganlah salah seorang di antara kamu mengambil tongkat saudaranya baik main-main maupun serius. Jika salah seorang di antara kamu mengambil tongkat saudaranya, maka kembalikankah_* (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan ia menghasankannya. Hadits ini dihasankan pula oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Abi Dawud dan Shahih At Tirmidzi)
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Umamah secara marfu’ juga menyebutkan sbb :
مَنِ اقْتَطَعَ حَقَّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ بِيَمِينِهِ، فَقَدْ أَوْجَبَ اللهُ لَهُ النَّارَ، وَحَرَّمَ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ» فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: وَإِنْ كَانَ شَيْئًا يَسِيرًا يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «وَإِنْ قَضِيبًا مِنْ أَرَاكٍ
*_BARANG SIAPA MENGAMBIL HARTA SAUDARANYA DENGAN SUMPAHNYA, MAKA ALLAH MEWAJIBKAN DIA MASUK NERAKA DAN MENGHARAMKAN MASUK SURGA_. Lalu ada seorang yang bertanya, Wahai Rasulullah : meskipun hanya sedikit ? Beliau menjawab : Meskipun hanya sebatang kayu araak (kayu untuk siwak)*
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah SAW juga bersabda sbb :
مَنْ أَخَذَ شِبْرًا مِنَ الأَرْضِ ظُلْمًا، فَإِنَّهُ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِيْنَ
*Barang siapa yang mengambil sejengkal tanah secara zalim, maka Allah akan mengalungkan tujuh bumi kepadanya*
Oleh karena itu orang yang melakukan ghasb harus segara bertobat kepada Allah SWT dan segeralah mengembalikan barang ghasb kepada pemiliknya serta meminta maaf kepadanya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda sbb :
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لأَحَدٍ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَىْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ » .
*Barangsiapa yang pernah menzalimi seseorang baik kehormatannya maupun lainnya, maka mintalah dihalalkan hari ini, sebelum datang hari yang ketika itu tidak ada dinar dan dirham. Jika ia memiliki amal saleh, maka diambillah amal salehnya sesuai kezaliman yang dilakukannya, namun jika tidak ada amal salehnya, maka diambil kejahatan orang itu, lalu dipikulkan kepadanya* (HR. Bukhari)
Kesimpulannya : *_JIKA GHASB MASIH ADA, MAKA SEGERALAH KEMBALIKAN SEPERTI SEDIAKALA. NAMUN BILA SUDAH TIDAK BERBEKAS, MAKA HARUS DICARIKAN GANTINYA YANG BERNILAI SETARA SEBAGAI PENGGANTINYA !!!_* (HR. Bukhiri, Muslim, dan Akhmad)
Semoga renungan di pagi ini bermanfaat dan berkah bagi kita semua, aamiin YRA
0 Comments