Ticker

6/recent/ticker-posts

PROSESI PERNIKAHAN ADAT MINANGKABAU



Oleh:Loreza Tania Miranda

Mahasiswa Unand, Jurusan Sastra Minangkabau

1.Maresek

  Pihak perempuan mendatangi pihak laki-laki untuk berdiskusi mencari kesepakatan.Maresek ini ialah tahap pertama dalam melakukan prosesi pernikahan di Minangkabau. Biasanya proses ini dilaksanakan secara sangat rahasia antara pihak keluarga perempuan dengan mamak laki-laki, untuk mencari kata sepakat tentang perjodohan. Biasanya pihak keluarga wanita yang datang akan membawa buah tangan berupa makanan makanan ringan yang akan diberikan terhadap keluarga mempelai pria. Proses ini dilakukan melalui beberapa kali perundingan hingga akhirnya akan mencapai keputusan dalam keberlanjutan mengenai perjodohan.

2.Maminang Atau Batimbang Tando(Bertukar Tanda)

  Keluarga calon mempelai wanita mendatangi keluarga calon pria untuk meminang,pinangan diterima,maka akan berlanjut ke proses batimbang tando atau bertukar tanda tanda sebagai mengikat janji bersama.Maminang ini prosesi kedua dalam adat Minangkabau. Biasanya buah tangan yang dibawa adalah sirih pinang lengkap, kue-kue, dan buah-buahan. Sirih disuguhkan di awal memiliki makna bahwa bila ada kekurangan atau kejanggalan dalam pertemuan tidak menjadi gunjingan, sebaliknya hal-hal manis boleh melekat dan diingat selamanya.Kedua belah pihak menghadiri kedua orang tua,mamak-mamak,sepupu,dan sanak lainnya.

3.Mahanta Siriah

Calon pria mengabarkan dan mohon doa restu kepada mamak-mamak nya,saudara-saudara ayahnya,kakak-kakaknya yang telah berkeluarga dan sepupu yang dihormati.hal yang sama juga dilakuka oleh mempelai wanita,diwakili  kerabat wanita yang sudah berkeluarga dengan mengantar sirih.Mahanta sirih ini bertujuan untuk memberitahu akan dilaksanakan pernikahan. 

  Pada prosesi ini calon mempelai pria akan membawa selapah yang berisi daun nipah dan tembakau, yang mana zaman sekarang sering diganti dengan rokok. Sementara itu calon mempelai wanita akan membawa sirih lengkap.

Tata Cara dalam mahanta sirih itu akan saya jelaskan dibawah ini,

    Pada hari yang telah ditentukan calon mempelai pria dengan membawa seorang kawan (biasanya teman dekatnya yang telah atau baru berkeluarga) pergi mendatangi langsung rumah isteri dari keluarga-keluarga yang patutu dihormati seperti disebutkan diatas.

   Setelah menyuguhkan rokok (menurut cara lama menyuguhkan salapah yang berisi daun nipah dan tembakau) sebagai pembuka kata, kemudian secara langsung pula memberitahu kepada keluarga yang didatangi itu bahwa ia kalau diizinkan Allah, akan melaksanakan akad nikah. Kemudian menjelaskan segala rencana perhelatan yang akan diadakan oleh orang tuanya. Lalu minta izin (mohon doa) restu dan kalau perlu minta sifat dan petunjuk yang diperlukan dalam rencana perkawinan itu. Terakhir tentu memohon kehadiran orang bersangkutan serta seluruh keluarganya pada hari-hari perhelatan tersebut.

     Biasanya keluarga-keluarga yang didatangi tidaklah melepas pulang begitu saja keluarganya yang datang minta izin secara akrab seperti itu. Dengan dihormati begitu oleh anak kemenakannya, mereka juga merasa terpanggil untuk ikut memikul beban (ringan sama dijinjing, berat sama dipikul) dengan memberikan bingkisan-bingkisan yang berguna bagi orang yang akan pesta. Walaupun misalnya hanya satu kilogram gula pasir saja, sesuai dengan kemampuannya.

4.Babako-Babaki

   Pihak keluarga dari ayah calon mempelai wanita(bako)ingin memperlihatkan atau menunjukkan kasih sayangnya terhadap calon mempelai wanita dengan memberikan bantuan biaya sesuai dengan kemampuannya untuk acara tersebut. egiatan ini dilakukan beberapa hari sebelum hari pernikahan berlangsung. Sebagian masyarakat Minangkabau akan melaksanakan babako-babaki ini seiring dengan dilakukannya malam bainai di rumah mempelai wanita pada malam harinya. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir biaya dan waktu agar tetap efisien.

5.Malam Bainai

Bainai berarti melekatkan tumbuhan halus daun pacar merah. (bahasa Minangː malam bainai) adalah malam terakhir bagi calon pengantin wanita Minangkabau merasakan kebebasan sebagai wanita lajang. Secara harfiah, bainai berarti berinai atau memakai inai, yaitu melekatkan tumbukan halus daun pacar kuku yang dalam istilah Minangkabau disebut daun inai ke kuku-kuku jari calon pengantin wanita.

Kenapa pengantin harus pakai inai?

 Upacara berinai sendiri mengandung maksud untuk menolaj bala sebelum pernikahan terjadi. Tak hanya di jemari dan di kuku, inai juga dipakaikan di telapak tangan sebagai tanda penjaga diri dan dipakaikan juga di telapak kaki agar tak berjalan jauh sebelum upacara pernikahan dimulai.

6.Manjapuik Marapulai

Calon mempelai pria akan dijemput kerumah nya oleh keluarga wanita lalu dibawa kerumah mempelai wanita nya untuk melangsungkan pernikahan,bukan hanya calon pria yang dibawa tetapi juga dengan keluarga si pria.proses ini dibarengi pemberian gelar pusako kepada calon mempelai pria. “Manjapuik Marapulai” merupakan acara adat paling penting dalam seluruh rangkaian acara perkawinan menurut adat Minangkabau.

7.Penyambutan Dirumah Anak Daro

 Tradisi menyambut kedatangan calon mempelai pria merupakan sesuatu momen yang meriah Dilatari bunyi musik tradisional talempong, keluarga mempelai wanita menyambut kedatangan mempelai pria. Para sesepuh wanita menaburi calon pengantin pria dengan beras kuning. Sebelum memasuki pintu rumah, kaki calon mempelai pria diperciki air sebagai lambang mensucikan, lalu berjalan menapaki kain putih menuju ke tempat berlangsungnya akad.

8.Akad Nikah

 Setelah keluarga wanita menyambut mempelai pria,lalu mempelai pria memasuki ketempat berlangsungnya akad nikah tersebut, Akad nikah ini akan dilangsungkan sesuai syariat agama Islam. Diawali dengan pembacaan ayat suci, ijab kabul, nasihat perkawinan dan doa. Acara ini umumnya dilakukan pada hari Jumat siang.

9.Bersanding Di Pelaminan

Sesudah melakukan akad nikah,kedua calon bersanding dipelaminan untuk melihat para tamu dan bersalam-salaman kepada tamu yang dating dan berfoto-foto utuk kenangan sambil mendengarkan music atau disebut orgen.


Tradisi Usai Akad Nikah


-Memulangkan Tando

 Usai melaksanakan akad nikah, ada lima acara adat yang lazim dilaksanakan. Mulai dari memulangkan tando, mengumumkan gelar pengantin laki-laki, mengadu kening, mengeruk nasi kuning dan bermain coki dalam adat minangkabau.


- Malewakan Gala Marpulai

 Acara ini mengumumkan gelar untuk pengantin laki-laki(sumando) sebagai tanda kehormatan dan kedewasaan yang disandang sang pengantin laki-laki.


-Balantuang Kaniang

 Acara ini akan dipimpin oleh sesepuh perempuan dan sang pengantin akan saling menyentuhkan keningnya. Mereka diharuskan duduk berhadapan dengan wajah dipisahkan kipas, lalu kipas diturunkan perlahan. Maka barulah boleh saling menyentuhkan kening.

-Mangaruak Nasi Kuniang

Prosesi ini mengisyaratkan hubungan kerja sama suami istri yang harus melengkapi satu sama lain. Ritual diawali dengan kedua pengantin berebut mengambil daging ayam yang tersembunyi di dalam nasi kuning.

-Bamain Coki

  Coki adalah permainan tradisional Ranah Minang. Yakni semacam permainan catur yang dilakukan oleh dua orang dengan papan permainan menyerupai halma. Permainan ini bermakna agar kedua mempelai bisa saling meluluhkan kekakuan dan egonya masing-masing agar tercipta kemesraan untuk kedua mempelai.

-Tari Piring

 Tarian piring ini dipercaya sebagai tarian pengantin baru. Memiliki salah satu syair berbunyi “Berbendi-bendi ke sungai tanang” yang memilki arti pasangan yang baru menikah pergi ke kola yang dinamai sungai Tanang dan mencerminkan bulan madu. Penari akan menggunakan payung yang melambangkan peranan suami sebagai pelindung istri.

- Manikam Jajak

  Pernikahan adat Minang belum usai walaupun acara pernikahannya sudah selesai.Manikam jajak adalah prosesi pernikahan adat Minang yang terakhir. Satu minggu setelah akad nikah, sang pengantin akan pergi ke rumah orangtua serta ninik mamak pengantin laki-laki dengan membawa makanan. Tujuannya untuk menghormati dan memuliakan orangtua serta ninik mamak pengantin laki-laki.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS