Oleh : FACHRUM ROZIAN ALFI
PENULIS ADALAH MAHASISWA DARI JURUSAN SASTRA DAERAH MINANGKABAU, FAKUKTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS ANDALAS.
Dalam kehidupan kita pasti memerlukan pemimpin sebagai panutan atau sebagai contoh suri tauladan agar sewaktu kita masih hidup tidak salah untuk mengambil langkah. Kita memerlukan pemimpin yang meliki jiwa adil, disiplin, jujur serta semua sifat yang mengarah kepada kebaikan. Seorang pemimpin di utamakan adalah seorang laki-laki yang baliq dan berakal, bijaksana dalam berbicara, contohnya seperti di sumatera barat suku minang. Pemimpin laki-laki di minangkabau biasanya disebut dengan gelar atau panggilan Mamak.
Mamak adalah laki-laki yang bertanggung jawab kepada keluarga besarnya serta berperan penting untuk seluruh kemenakannya. Bak kato urang minang:
Kaluak paku kacang balimbiang
Tampuruang lenggang-lenggangkan
Baok manurun ka saruaso
Anak dipangku kamanakan dibimbiang
Urang kampuang dipatenggangkan
Tenggang sarato jo adaiknyo
Sesuai dengan ungkapan diatas dapat diartikan yaitu peranan seorang mamak di minangkabau. Pada zaman sekarang panggilan mamak sudah di gantikan dengan panggilan om atau paman. Tidak banyak masyarakat terutama masyarakat minangkabau menggunakan panggilan mamak kepada pamannya. Sebenarnya orang mimang memanggil pamannya (saudara kandung laki-laki dari ibu).
Dari pantun diatas dapat diartikan juga sebagai seorang Mamak memilki dua tanggung jawab yang harus dipikulnya, tanggung jawab seorang Mamak pun tidak mudah, dimana seorang mamak mampu membagi serta menyeimbangkan prioritas antara anak kandung dengan keponakannya. Penghasilan yang didapatkan oleh seorang mamak ketika bekerja akan diberikan pada anak dan istrinya, sedangkan untuk kemenakan akan mendapatkan hasil harta pusaka turun temurun dari pihak ibu yang dikelola oleh seorang Mamak.
Masih ada lagi pepatah lain yang masih menjelaskan tentang Mamak seperti
Kamanakan barajo ka mamak
Mamak barajo ka pangulu
Pangulu barajo ka mufakat
Mufakat barajo ka nan bana
Bana badiri sandirinyo
Bana manuruik alua jo patuik
Manuruik patuik jo mungkin
Sebagai seorang pemimpin, mamak diibaratkan sebagai Kayu Gadang Di Tangah Koto. Ia menjadi pelindung bagi kemenakannya. Seorang mamak adalah panagak hukum nan adia. Mamak tidak akan memihak siapapun dia hanya berprinsip ka nan bana. Bak kato urang minang :
Mahukum adia bakato bana
Manimbang samo barek
Maukua samo panjang
Nan babasih nan bapaek
Nan baukua nan di kabuang
Tibo di mato indak dipiciangkan
Tibo di paruik indak dikampihkan
Tibo di dado indak di busuangkan
Mamak adalah menjadi tempat meminta nasehat bagi kemenakan bak kato urang minang :
Ka pai tampek batanyo
Kapulang tampek babarito
Kusuik nan kamanyalasaikan
Karuah nan ka manjaniahkan
selanjutnya adalah mamak menjadi penyelesai maslah serta menjadi penenrang dalam kekeruhan,seperti ungkapan minang yang berbunyi
kusuik bulu paruah manyalasaikan
kusuik banang dicari ujuang jo pangkanyo
kusuik rambuik dicari sikek jo minyak
kusuik sarang tampuo api manyalasaikan
ketika seorang Mamak melanggar sebuah ketentuan atau menunjukan sifat keburukannya maka seorang kemenakan berhak berkata
rajo adia rajo di sambah
rajo lalim rajo di sanggah
fungsi atau peranan mamak yang lainnya adalah mewakili keluarga dalam urusan keluar. Urusan tersebut dapat terjadi dalam keadaan baik ataupun tidak baik. Mamak akan bertindak atas nama keluarga dan mewakili keluarga dan juga akan mengambil keputusan dalam menyelesaiakan masalah.
Selain mamak ternyata kemenakan memiliki peranan juga seperti, kemenakan laki-laki memiliki peranan sebagai kader pemimpin (Mamak) dalam keluarga dan membantu mamak dalam urusan-urusan keluarga, sedangkan kemenakan perempuan memiliki peranan sebagai calon Bundo Kanduang, calon penerus harta pusaka, pelanjut generasi dan penghuni rumah gadang.
Ada dua sebutan untuk mamak di minangkabau yaitu Makdang (mamak gadang) dan maketek (mak ketek). Makdang merupakan panggilan seorang mamak yang berusia lebih tua dari si ibukemenakannya. Contoh kakak lelaki tertua dari ibu, sedangkan Maketek dapat diartikan panggilan mamak yang berusia lebih muda dari pada ibu kemenakannya contohnya seperti adik laki-laki bungsu dari ibu.
Selain memiliki peranan ternyata seorang Mamak memiliki larangan dan pantangan. Seorang mamak jika tidak sesuai dengan ajran Adaik Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah maka akan hina lah seorang mamak tersebut dalam keluarga serta dalam masyarakat minang. Mamak memiliki empat macam larangan yaitu, Mamakai Cabua Sio-Sio, maninggakan siddiq jo tabligh, mahariak mahantam tanah, bataratik bakato asiang.
Mamakai Cabua Sio-Sio berartikan bahwa mamak di larang berbicara dengan kata-kata yang tidak baik. Sebagai Mamak dia harus bertutur kata yang baik, agar menjadi panutan bagi kaum dan kemenakannya.
Maninggakan Siddiq Jo Tabligh dapat diartikan seorang mamak harus senantiasa memegang teguh sifat-sifat yang harus di miliki Mamak serta harus senantiasa benar dalam bersikap dan berucap.
Mahariak Mahantam Tanah dapat diartikan bahwa Mamak sebagai pemimpin dilarang untuk marah-marah dengan cara lepas kontrol. Semarah-marah apapun seorang Mamak harus bijak dalam mengambil sikap lemah lembut terhadap keluarga dan kemenakannya.
Bataratik Bakato Asiang dapat diartikan sebagai konsisten dan konsekuen yang berarti berpegang teguh dalam mengambil keputusan dan siap menerima resiko atas keputusannya.
Selain larangan seorang Mamak juga memiliki pantangan yaitu Parabo panaiak Darah, Balari-lari, Manjinjiang jo Manjunjuang, Mamanjek. Dari keempat pantangan tersebut memilki arti masing-masing.
Parabo Panaiak Darah dapat diartikan seorang Mamak harus bisa mengontrol emosi dalam menghadapi segala hal karena seorang Mamak akan menjadi contoh bagi kemenakannya.
Balari-Lari dapat diartikan bahwa seorang Mamak sangatlah di hormati, memilki jiwa wibawa, dan berperilaku elegan. Mamak di larang tergesa-gesa dalam segala hal.
Manjinjiang Jo Manjujuang diartikan bahwa Mamak tidak layak disuruh membawa beban dalam artian fisik.
Mamanjek dapat dartikan bahwa seorang Mamak dilarang memanjat artinya sama dengan kondisi jika Mamak memilki beban dia berhak meminta antuan kemenakannya, dan kemenakannya harus menolong demi menjaga wibawa Mamak tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa Mamak adalah seorang pemimpin yang sangat berperan penting bagi keluarga serta kemenakannya di minangkabau. Seorang Mamak juga memiliki larangan serta pantangan yang harus ditinggalkan agar gelar seorang Mamak tidak di pandang rendah oleh keluarga, kaum, dan masyarakat minangkabau.
PENULIS ADALAH MAHASISWA DARI JURUSAN SASTRA DAERAH MINANGKABAU, FAKUKTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS ANDALAS.
0 Comments