Ticker

6/recent/ticker-posts

Mitos-Mitos Yang Berkembang Di Masyarakat Malalak



Oleh Nisa Aulia

Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas



Menurut Wikipedia mitos atau mite adalah bagian dari suatu folklore yang berupa kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang penciptaan semesta (seperti penciptaan dunia dan keberadaan makhluk di dalamnya), serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang punya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional. sedangkan menurut KBBI mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa tersebut mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib.

Menurut kepercayaan di Minangkabau mitos ini merupakan sebagian dari kehidupan dari masyarakat. Tak terkecuali di Malalak, di daerah ini masihlah kental akan mitos-mitosnya. Masyarakat setempat percaya bahkan turut membenarkan akan kebenaran mitos-mitos tersebut. Ada pun mitos-mitos tersebut diantaranya yaitu;


1. Sibunian Atau Orang Bunian

Menurut mitos orang Minangkabau sibunian atau yang dikenal juga dengan sebutan orang bunian merupakan sejenis makhluk halus yang memiliki kekuatan supranatural yang hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu. Menurut masyarakat sibunian ini memiliki bentuk layaknya manusia biasa namun memiliki paras yang menawan. 

Sibunian ini biasanya tinggal di pedalaman hutan atau di perbukitan yang jauh dari pemukiman warga. Biasanya, orang bunian ini suka menyesatkan orang-orang yang masuk kedalam kehutan. Konon katanya orang bunian ini memiliki komunitas besar dan struktur sosial layaknya manusia.

Menurut kepercayaan orang cara orang bunian menarik perhatian orang-orang yang mereka culik mereka menyebarkan wangi-wangian masakan yang dikenal dengan “samba dewa” yang berbau lezat. Namun, orang bunian ini hanya menampakkan dirinya hanya ke orang tertentu saja. Orang- orang yang telah mereka culik atau sesatkan ini biasanya akan dibawa ke perkampungan mereka dan tak jarang juga orang-orang tersebut menikah dan memiliki anak di kampung tersebut karena mereka telah lupa akan dunia aslinya hal ini disebabkan karena indahnya kampung orang bunian tersebut.



2. Cindaku

Cindaku merupakan perwujudan dari manusia yang dapat berubah menjadi sosok setengah harimau. Cindaku ini dikenal dengan orang-orang yang memiliki atau mempelajari ilmu magis yang mereka dapat dari nenek moyang mereka secara turun temurun. Cindaku ini juga dikenal masyarakat dengan nama “inyiak harimau”. 

Cindaku ini dipercaya masyarakat menjaga antara dunia atau desa yang dihuni manusia dengan desa yang dihuni oleh orang bunian. Pada saat cindaku ini wafat maka ilmu yang dimilikinya akan diturunkan kepada kemenakan laki-lakinya. 


3. Palasik

Menurut kepercayaan masyarakat palasik merupakan seseorang yang memiliki ilmu hitam dengan tingkat tinggi. Palasik ini merupakan hal yang paling ditakuti oleh ibu-ibu di Minangkabau. Karena palasik ini tidak hanya dapat menyerang bayi atau balita saja, tetapi juga bayi yang masih di dalam kandungan pun juga bisa di makannya. Biasanya ilmu yang dimiliki oleh palasik ini bersifat turun temurun. Jika ibunya seorang palasik, maka jika ibunya telah wafat ilmu tersebut akan diturunksn kepada anaknya. Palasik ini dipercayai ada dua jenis ada palasik biasa yang bentuknya seperti manusia biasa dan ada juga palasik kuduang yang di percayai bekeliaran mencari mangsanya pada tengah malam dengan cara melepaskan kepalanya dari badannya.

Bayi yang dimakan pada saat masih didalam kandungan biasanya akan lahir tanpa ubun-ubun atau meninggal pada saat masih dalam kandungan. Jika yang di temuinya bayi atau balita biasanya bayi atau balita tersebut tidak langsung wafat. Biasanya bayi yang telah menjadi incaran dari palasik ini akan mengalami demam yang sangat tinggi setelah itu, bayi tersebut akan sulit tidur pada saat malam hari, bayi tersebut akan menangis sepanjang malam dan sangat sulit untuk menghentikan tangisnya. Pada saat terparah, bayi atau balita tersebut akan merasa lemas dan ubun-ubunnya akan menjadi cekung dan setelahnya bayi atau balita tersebut akan meninggal dunia.

Orang-orang yang dianggap palasik walaupun tidak mengonsumsi makanan layaknya manusia biasa juga tidak akan berpengaruh, karena mereka dapat bertahan hidup hanya dengan darah atau ari-ari yang mereka hisap saja. Palasik ini jika kita menemuinya dan ia seperti sedang mengunyah maka masyarakat percaya bahwa ia sedang memakan atau menghisap ubun-ubun seorang bayi atau balita.


4. Cindai Atau Hantu Aru-Aru

Cindai atau yang dikenal juga dengan hantu aru-aru merupakan makhluk gaib yang dipercayai masyarakat berbentuk seperti kuntilanak. Masyarakat percaya cindai atau hantu aru-aru ini dapat menculik anak-anak yang keluar rumah pada saat sore hari atau pada waktu maghrib tiba. Banyak yang mempercayai bahwa cindai ini memiliki rambut yang sangat panjang dan cindai ini sangat taku dengan benda tajam seperti gunting, pisau dan juga takut dengan api. 

Cindai ini biasanya suka bermain atau bergelayutan di atas pohon besar atau diatas pohon kelapa. makhluk ini memilika wajah yang datar dan tertutupi oleh rambutnya yang panjang. Alasan makhluk ini takut akan benda tajam dan juga api adalah karena makhluk ini takut rambutnya akan dipotong oleh orang yang membawa alat tersebut. Pada saat malam hari biasanya orang orang dahulu akan berjalan menggunakan obor agar tidak bertemu dan diganggu oleh makhluk ini.


Beberapa contoh diatas merupakan mitos-mitos yang dipercayai oleh masyarakat yang ada di Nagari malalak. Terlepas benar atau tidaknya keberadaan mitos tersebut atau percaya atau tidaknya kita dengan mitos tersebut kita harus menghargai kepercayaan orang-orang tersebut. kita tidak boleh melanggar pantangan-pantangan yang ada di daerah tersebut, karena jika kita melanggar pantangan-pantangan atau aturan-aturan yang ada di daerah tersebut sama saja kita tidak menghargai masyarakat atau penduduk di tempat tersebut.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS