Ticker

6/recent/ticker-posts

ORANG BUNIAN

 


Mitos Hantu Di Minangkabau

Oleh : Khairunnisa Azzukruf

Sastra Daerah Minangkabau

Universitas Andalas

ORANG BUNIAN 

Orang Bunian adalah mitos sejenis makhluk halus yang dipercaya oleh masyarakat Minangkabau dan Melayu di Sumatera,Indonesia. Istilah bunian dalam Minangkabau,lebih dikaitkan dengan "dewa".Pengertian "dewa"disini sedikit berbeda dengan pengertian dewa dalam ajaran agama tertentu.

"Dewa"dalam istilah Minangkabau berarti makhluk halus yang tinggal di wilayah hutan,rimba,pinggiran bukit atau pekuburan.Biasanya jika hari menjelang matahari terbenam,di pinggir bukit akan tercium sebuah aroma yang biasa dikenal dengan nama "masakan dewa" atau"samba dewa". Aroma tersebut mirip bau kentang goreng,hal ini dapat berbeda-beda namun mirip berdasarkan kepercayaan lokal masyarakat Minangkabau.

Dalam masyarakat Minangkabau,"Dewa"lebih diasosiasikan sebagai bergender perempuan yang cantik rupawan,bukan laki-laki persepsi yang umum di kepercayaan lain.Selain itu,masyarakat Minangkabau juga meyakini bahwa ada peristiwa "orang hilang di sembunyikan dewa/orang bunian".Ada juga istilah "orang di pelihara dewa"yang di larikan sejak bayi.Hingga saat ini,mitos ini masih sangat di percaya oleh masyarakat Minangkabau.

Berdasar mitos tersebut, orang bunian berbentuk menyerupai manusia dan tinggal di tempat-tempat sepi, di rumah-rumah kosong yang telah ditinggalkan penghuninya dalam waktu lama. Masyarakat Minangkabau meyakini anggapan bahwa ada jika peristiwa orang hilang saat orang tersebut berada di daerah hutan, maka mereka disembunyikan orang Bunian. Ada juga istilah “orang dipelihara si Bunian”, yaitu orang yang saat bayi telah dilarikan oleh orang Bunian tersebut. Mitos ini masih dipercaya banyak masyarakat Minangkabau sampai sekarang.

Beberapa daerah memiliki kepercayaan tentang mahluk-mahluk Bunian ini, di daerah Bengkulu, orang Bunian disebut juga Sebabah yang merupakan satu bentuk yang mirip dengan manusia hanya saja mereka bertubuh kecil dan berkaki terbalik. Lebih ke daerah pedalaman lagi ada juga kisah tentang mahluk Gugua, yang mempunyai perawakan berbulu lebat, pemalu dan suka menirukan tingkah laku dan perbuatan manusia.

Di gunung Sebelat (Taman Nasional Kerinci) Orang Bunian sering disebut Uhang Pandak. Istilah Uhang Pandak adalah pengertian dari orang yang bertubuh pendek. Mereka merupakan mahluk yang keberadaannya telah diketahui sejak puluhan tahun yang lalu, namun hingga saat ini sulit menemukan bukti fisik dan otentik tentang keberadaan makhluk ini. Keberadaan mereka sendiri sering dilaporkan oleh orang-orang yang secara tidak sengaja bertemu dengan mereka.Selain Uhang Pandak, banyak komunitas orang Bunian lain yang dipercaya oleh masyarakat di berbagai daerah. Sebagian kepercayaan tersebut bahkan mengatakan bahwa komunitas masyarakat orang Bunian itu bukan komunitas makhluk halus, namun suatu makhluk yang mirip manusia yang memiliki sedikit perbedaan dengan manusia.

NGEAK

Menurut penduduk Minangkabau, Hantu Ngeak merupakan arwah dari bayi hasil perzinahan atau bayi yang tidak di harapkan kemudian di bunuh oleh kedua orang tuanya. Berbeda dengan hantu lainnya, Hantu Ngeak tidak pernah menampakkan diri pada manusia, Ia hanya meneror manusia dengan suara tangisan bayi yang memecah kesunyian malam, karena hal itulah urban legend ini diberi nama Ngeak yang artinya tangisan bayi.Banyak mitos yang berkembang di masyarakat Minangkabau tentang urban legend ini, diantaranya:

Mitos pertama, masyarakat Minangkabau percaya jika suara tangis bayi ini terdengar jelas, maka letak Hantu Ngeak cukup jauh dari kita, sebaliknya jika suara tangis bayi ini terdengar samar samar, maka letak Hantu Ngeak berada didekat kita. Mitos kedua, masyarakat Minangkabau percaya bahwa Hantu Ngeak gentayangan untuk balas dendam pada kedua orang tuanya. Mitos ketiga, sebagian masyarakat Minangkabau, melarang untuk mencari sumber suara dari tangisan Hantu Ngeak, karena bisa membahayakan orang tersebut. Tapi sebagian percaya juga bahwa jika mengikuti sumber tangisan Hantu Ngeak, kita akan di bawa ke pepohonan besar atau pohon bambu, menurut kepercayaan, disitulah letak jasad Hantu Ngeak dikubur.

Palasik menurut mitos legenda atau kepercayaan orang Minangkabau adalah sejenis makhluk gaib. Menurut kepercayaan Mereka palasik bukanlah hantu tetapi manusia yang memiliki ilmu hitam tingkat tinggi. Palasik sangat ditakuti oleh para ibu-ibu di Minangkabau yang memiliki anak masih balita karena makanan palasik adalah anak bayi/balita, baik yang masih dalam kandungan (orok) ataupun yang sudah mati (dikubur), tergantung dari jenis palasik tersebut.

Ilmu palasik dipercayai sifatnya turun-temurun. Apabila salah satu orang tuanya adalah seorang palasik maka anaknya pun dipastikan akan menjadi  palasik juga. Pada dasarnya palasik bekerja dengan cara melepaskan kepalanya. diceritakan lain Ada pula badan nya yang berjalan untuk mencari makan.

Jenis-jenis palasik pada umumnya :

Jenis palasik ada berbagai macam. namun Menurut jenis makanannya palasik dapat dibagi sebagai berikut:

* Palasik yang suka memakan bayi dalam kandungan sehingga bayi tersebut lahir tanpa ubun-ubun / mati dalam kandungan

* Palasik yang suka memakan bayi yang masih rapuh sehingga bayi tersebut sering sakit-sakitan / meninggal

* Palasik yang suka memakan mayat bayi yang sudah dikubur

Palasik yang lepas kepalanya orang Minangkabau biasa menyebutnya Palasik Kuduang. Kuduang diartikan terpotong atau buntung. Buntung dalam bahas Minangnya adalah “kuduang”.

Cerita Palasik sangat tenar di masyarakat Minang Kabau, Sumatera Barat. Masyarakatnya meyakini, bayi yang terkena palasik akan sangat sulit untuk diobati, namun bukan berati tak ada penangkalnya. Palasik merupakan sebutan seorang kanibal, yang memiliki kegemaran untuk memakan daging dan tulang orang yang telah mati. Wujudnya sama seperti manusia biasa, hanya saja dia memiliki perangai yang aneh.

Menurut kepercayaan masyarakat disekitar, jika seorang wanita yang sedang menggendong bayi bertemu dengan palasik, sebaiknya jangan dijauhi, malah sebaliknya, ambil tangan palasik dan katakan "Ini cucumu atau Ini anakmu". Dan ciri umum palasik, biasanya tak memiliki garis parit di atas bibirnya. Seorang bayi bisa saja akan jatuh sakit, hanya dengan tatapan palasik saja. Dan kalau tidak segera diobati orang pintar, tak tertutup kemungkinan anak tersebut akan segera meninggal dunia. Diyakini juga, ketika anak tersebut meninggal dunia, dan kemudian lalu dikubur, palasik akan mencuri anak tersebut untuk disantap. Dizaman modern seperti sekarang ini ,masih patutkah ilmu palasik dipercayai keberadaannya, mungkin juga sudah punah sesuai berkembangnya zaman.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS