Ticker

6/recent/ticker-posts

LUNTUR NYA ADAT BASANDI SYARAK SYARAK BASANDI KITABULLAH

 


Oleh : Minas Syajidin

Mahasiswa Sastra Minangkabau

Fakultas Ilmu Budaya

 Universitas Andalas


Adat dan agama tidak akan hilang di minangkabau,

namun yang akan Mulai Hilang Dan memudar adalah Nilai ,Filosofi dan ajaran nya dalam diri anak kemenakan Minang,


Ruyuang itu memang masih Di jadikan pagar,tetap alot,keras dan tak kan lapuk dan hangus di makan api ( Alquran dan hadist ) namun bukan lagi menjadi pagar terbaik sebagai benteng memagar diri anak minang dari masuk nya hal - hal buruk kedalam diri anak kemenakan minang,Halaman rumah gadang itu memang Masih  luas ( pikiran dan pemahaman anak minang  ) namun ilalang,onak ,duri dan semak belukar tumbuh liar di atas nya ( Iri,dengki,prasangka buruk dan kebencian )


Rangkiang itu tetap berdiri di halaman rumah gadang namun tak ada isi dan kosong melompong ( tak ada lagi kepedulian ,tanggung jawab,rasa memiliki terhadap kaum dan kepada sesama )Dinding rumah gadang itu tetap menempel di sekeliling rumah gadang,namun ukiran nya sudah hampir rata ( Adab,akhlak,budi pekerti,dan kesantunan )Janjang rumah gadang itu masih terpasang di pintu rumah gadang ( Batanggo Naiak Bajanjang turun )

Namun kato mandaki,kato manurun,kato mandata dan kato malereng tidak lagi menjadi bahasa komunikasi kepada yang lebih tua,kepada yang lebih muda,Kepada sesama besar dan kepada orang yang patut di hormati,Bilik sumando masih ada di dalam rumah gadang,

Namun Raso jo pariso tidak lagi di kedepan kan,Lantai rumah gadang masih rata dan masih tidak terdapat Kursi tahta singga sana raja  dan ratu,bukti anak minang tidak menjadikan manusia sebagai Raja,

Karna raja sebenar nya adalah Kebenaran yang berdiri sendiri ( Laa Ila Ha Illalah )Namun kemanakan tidak lagi barajo ka mamak,mamak tidak lagi barajo ka pengulu,pengulu tidak lagi barajo ka mufakat,mufakat tidak lagi barajo ka kebenaran,dan kebenaran tidak lagi berdiri sendiri,Tetapi anak kemanakan telah mengkultus kan seseorang yang sikap nya,perkataan nya,tindak tanduk nya jauh dari nilai adat dan agama di Ranah minang,Bahkan bundo kanduang tidak lagi aman di tanah kaum nya sendiri ( dengan banyak nya kejadian kasus pelecehan,kekerasan bahkan mengalami tindak asusila )

Peran mamak diminangkabau udah memudar kata-kata anak dipangku kemenakan dibimbiang, sekarang hanya terucap dipatatah -patitiah jarang diAplikasikan oleh terlaksana kehidupan sehari-hari, kemenakan jadi anak yatim yg mamak kaya Raya tidak tersekolahkan kemenakannya, apalagi masalah Masalah agama, jauh Panggang dari pada Api.


Tiang rumah gadang tetap menggantung di sekeliling di seluruh penjuru ( perantauan anak minang ke seluruh penjuru negeri ) namun Cara,sifat nya seolah - olah tidak lagi sebagai anak minang,membawa nilai ajaran dari tanah kaum nya,bahkan cendrung terkontaminasi oleh budaya di mana tempat ia merantau ,


Tunggak tuo itu memang masih kokoh berdiri ( Islam )

Namun dalam nya telah mulai rapuh di makan rayap ( rayap itu adalah adat, Budaya asing ,budaya sebuah kaum yang jauh dari unsur islam itu sendiri )


Gonjong itu masih runcing menjulang ke langit ( masih mengaku hidup bertuhan )Namun ajaran nya,Nilai - nilai Ketuhanan itu tidak lagi dominan dalam Hati,Pikiran,Ucapan dan tindakan )


Atap rumah gadang memang masih terpasang Ijuk,

Namun tidak lagi menyejuk kan dan memberi kesejukan bagi penghuni nya,Sikap anak minang kebanyakan telah membuat resah dunsanak,Urang tuo dan kaum kerabat nya ,


Apakah saya manapuak aia di dulang ?

Ini lah kesalahan kita selama ini, Air dalam dulang itu sudah lama di tapuak anak kamanakan,Membasahi meja kerja para pemimpin,membasahi kitab di tangan para ulama,menyiram saluak datuak jo niniak mamak,membuat lanyah tagak para pendeka jo parik paga Membuat lanyah jalan ke surau dan musajik,namun kita seolah olah menganggap tidak terjadi apa - apa,

Dan seolah - olah tidak menjadi pembahasan penting di ruang rapat para pemimpin,di limbago kerapatan adat,tidak menjadi pembahasan di atas mimbar para ulama,


Kita sibuk membangun sebuah peradaban yang kita contoh dari maju nya dan megah nya bangunan sebuah Negeri,namun kita lalai dan lupa membangun Adab,akhlak,moral yang terbangun dalam Pribadi rosulullah.

Yah, lama sudah saya memperhatikan  banyak yg berobah dialam Minang kabau tentang masyarakatnya. Dahulu semua tertata dgn baik  yg berhubungan adat istiadat,ada istilah,berjenjang naik bertangga turun,ini adalah sebuah bentuk yg mencerminkan kehidupan yg tertata rapi, yg dapat mengayomi seluruh warganya dgn berkeadilan . Seiring berjalanya waktu secara perlahan tanpa kita sadari mulai terlihat ada yg berobah.Struktur kepemimpinan tetap terjaga seperti sedia kala,sesuai dgn urutanya dan jenjang kepangkatannya.

  Pada saat sekarang ini yg dituakan atau yg didahulukan satu langkah, tidak lagi menjalankan amanahnya secara utuh sebagaimana mestinya. Pihak yg memberikan  amanah,seperti dari cucung kemenakan pun sudah tidak begitu peduli jadi yg memimpin dan yg dipimpin ada perbedaan secara samar.


Kalau memang benar adanya seperti yg saya sebutkankan ini, tentu ada yg melatar belakangi. Menurut saya yg melatar belakangi adalah status pendidikan. Mohon maaf pemangku adat sebagian besar berpendidikan menengah dan umumnya tidak banyak tersentuh oleh pengaruh dari luar,sementara anak cucu kemenakan kita banyak yg berpendidikan tinggi dan itu mereka dapat diluar ruang lingkup adat kita,contohnya dipulau Jawa dan daerah lainnya. 

  Akan tetapi kita tetap yakin adat istiadat kita akan tetap terjaga walupun ada sedikit kekurangan disana sini. Yg terpenting sekarang harus ada pendekatan dari tetua adat untuk cucung kemenakan terutama bagi yg masih muda. Mohon maaf jika ada yg tidak berknaan.

Memang demikian lah keadaan nya sekarang ini. Untuk itu, jadikanlah sebuah renungan untuk kita pikirkan kedepan nya. Apakah hal ini akan kita biarkan atau kah ini menjadi hal yang harus kita pertanggungjawabkan??? Sebuah pertanyaan yang harus segera kita selesaikan, karena memang kita harus bertanggung jawab untuk melestarikan nilai - nilai yang telah menjadi pedoman kita sebagai putra minang. 

Banyak hal yang menjadi penyebab luntur nya sebuah kebudayaan. 

Pertanyaan mendasar bagi kita semua, "Apakah kita menyadari kekurangan - kekurangan yang ada pada kita sebagai pemangku adat????" 

 "Kenapa kita tidak mau belajar terhadap apa yang terjadi???". 

"Kenapa kita tidak mengevaluasi diri kita masing-masing???". 

Sebagai solusi singkat, masalah komunikasi, masalah silaturahmi diantara kita terhadap kaum kita, akan membuat hubungan terjalin lebih baik. Baiknya hubungan antara sesama kita, akan menjamin terjaganya nilai-nilai yang kita inginkan. 

Kemudian, kita sebagai pemimpin tidak mengambil keputusan sepihak, harus bijaksana. Semoga menjadi bahan renungan bagi pemangku adat, Marilah babaliek kasurau,agamo dapek adaik tajago,Baraja disitu seperti nan dulu.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS