KUBURAN DUO

Oleh Resi Susanti

 Mahasiswi jurusan sastra minanagkabau,fak.ilmu budaya, universitas andalas

    Kuburan duo ini berrmula dari perselisihan antara orang minangkabau dengan orang mandailiang tepatnya berada di Pasaman. Cerita nya orang minang dan mandailiang pergi berburu,jadi bertemu nya antara orang minang dan orang mandailiang ini di hutan yang sama. Orang minang membawa tombak sedangkan orang mandailiang membawa anak panah, dalam waktu yang bersamaan tombak dan anak panah ini sama sama menancap di tubuh seekor rusa.

    Daerah tempat kejadian ini bernama Rimbo Panti, di pasaman memang masyarakatnya bercampur antara orang minang dan orang mandailiang. Nah kebetulan orang ini sama sama berburu  ke rimba yang sama,karena perbedaan bahasa membuat mereka saling tidak mengerti, maka terjadilah kesalah pahaman dari kedua belah pihak.

  Kata orang mandailiang “ sabariba dihi,sabariba diho,ulunya kita bagi dua. Maksut dari orang mandailiang ini yaitu setengah untuk saya, setengah untuk kamu, kepalanya kita bagi dua. 

  Kata orang mianang “ indak, sakuduang dek den, sakuduang lo dek ang, kapalo nyo awak bagi duo”

Orang mandailiang pun menjawab “ olo” yang artinya iya.

   Mendengar kata olo ini orang minangpun salah pahan dan marah “ apo kecek ang? Ang kecekan den gilo?,dalam keadaan emosi orang mianag pun mengejar orang mandailiang dang sebagian ada yang melemparnya.

  Karena sudah kesakitan karna di lempar orang mandailiang ini pun berteriak kesakita  “ mancit….mancit…. mancit” yang arti dari mancit ini adalah sakit…sakit…sakit…

  Mendengar kata mancit ini orang minang pun mulai salah paham lagi dan semakin marah kepada orang mandailiang “ apo kecek ang tadi? Ang kecekan den bantuak mancik?. Pertengkaran antara kedua belah pihak pun semakin memanas, dan akhirnya meninggal lah orang minang dan orang mandailiang di hutan itu. Warga pun menemukan mayat keduanya lalu masayarakat pun mengubukan keduanya dalam liang lahat yang bersamaan. Maka di sebutlah kuburan duo.