Ticker

6/recent/ticker-posts

Kenikmatan bubur asyura sebelum bulan puasa


Oleh : Sintia aulia jurusan sastra daerah minangkabau 

Bubur asyura adalah kuliner yang hadir sebelum bulan suci ramadhan, biasanya hadir sekitar tanggal 9 atau 10 muharram saat itulah bubur asyura dibuat bersama sama atau gotong royong dengan porsinya yang banyak sehingga makanan ini bisa disajikan untuk banyak orang.

Di minangkabau kuliner ini sangat wajib di hadirkan karna bubur asyura sebagai penanda akan datang bulan yang di nantikan umat islam,biasanya di tanah minang bubur ini dibuat oleh kaum tua yang beribadah disurau atau mushola kampungnya masing-masing.

Jika ditelusuri lebih dalam kuliner wajib umat islam ini memiliki sejarah yang unik, Menurut sejarah asal muasalnya bubur asyura, ini berawal dari kisah Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan prajuritnya untuk menambah porsi bubur. Ini dikarenakan banyaknya prajurit yang tidak seimbang dengan jumlah bubur yang sudah dibuat.

Maka beliau pun meminta prajurit yang memasak untuk menambahkan bahan makanan apa saja agar cukup untuk semua pasukan.

 

Menurut masyarakat minangkabau, dibuatnya bubur asyura juga karena bertepatan dengan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Pada tanggal 10 Muharram, bertepatan dengan terbunuhnya cucu Nabi Muhammad yang bernama Husain di medan Perang Karbala.

Menurut sejarah, setelah kapal Nabi Nuh AS bisa berlabuh di daratan, ia meminta umatnya mengumpulkan makanan yang ada. Kemudian makanan tersebut dibagikan rata sebagai tanda syukur kepada Allah.

 

Selain itu, tanggal 10 Muharram juga menjadi sejarah di mana Nabi Yunus dikeluarkan dari perut paus, dan Nabi Ibrahim diselamatkan dari api. Jadi, latar belakang sejarahnya memang cukup beragam.

Begitupun juga dengan keunikan cara pembuatanya, Bagi warga minangkabau, ada 9 bahan wajib untuk membuat bubur asyura. Kesembilan bahannya adalah beras, jagung, kacang hijau, kacang kedelai, kacang tolo, ketela pohon, kacang tanah, pisang dan ubi jalar.

Kemudian, semua bahan itu akan diberi bumbu gulai, daun pandan, serai, dan bumbu pelengkap lainnya.

Sedangkan orang minangkabau menggunakan bahan yang lebih banyak, yaitu mencapai 41 jenis. Beberapa di antaranya adalah sayuran, kacang-kacangan, dan daging. Semuanya harus dicukupi karena sudah tradisi.

Bahkan yang membuat unik adalah, bubur asyura di Banjar pasti menggunakan ceker ayam. Selain itu, bubur asyura di sana wajib menggunakan kangkung, jagung manis, wortel, kentang, dan daun pucuk waluh.

Bubur asyura juga bisa dibuat di rumah secara praktis dengan cara berikut:

[18.20, 24/3/2022] Sintiaaulia: Bahan yang dibutuhkan:

 

1,5 liter air (1 liter untuk memeras santan dan 500 ml untuk bubur)

1 buah kelapa parut

1 gelas beras

1 bungkus bumbu kari instan

10 buah sayap ayam

2 buah wortel ukuran sedang

1 buah kentang besar

1 bonggol jagung

1 ikat bayam

garam, merica, dan kaldu bubuk

Cara membuat:

 

Cuci beras sampai bersih.

Peras kelapa parut sebanyak dua kali, sisihkan perasan pertama ke wadah lain, campur perasan kedua langsung ke dalam panci beras.

Tambahkan sayap ayam yang sudah dibersihkan ke dalam beras, masak dengan rice cooker selama 1 jam.

Tumis bumbu kari instan sampai harum dan sisihkan. Saat beras mulai mengembang, masukkan bumbu tadi. Aduk rata dan tambahkan air perasan santan yang pertama.

Tambahkan garam, merica, dan kaldu bubuk secukupnya.

Tambahkan jagung, wortel, kentang, dan sayuran lain, sedangkan bayam masukkan jika sudah mau matang.

Tambahkan air sedikit demi sedikit hingga teksturnya seperti bubur, matikan rice cooker dan bubur pun siap disantap.

Tapi tentu bubur asyura yang di buat di rumah dengan yang di buat di surau atau secara bersama-sama akan memliki cita rasa yang berbeda dari segi kebersamaan ataupun filosofi yang di dapat saat menyajikan kuliner ini secara gotong royong.

 

Banyak hal yang bisa dilihat soal hari Asyura. Banyak pula narasi yang membincangkan jika tradisi yang tidak pernah dicontohkan Nabi, sebaiknya dijauhkan dari ritus keagamaan. Alasannya bisa banyak hal. Paling utama adalah bid'ah.

Tentunya, setiap negara, punya hukum sendiri dengan memakai fatwa dan pikiran imam besarnya dalam memaknai dan mengekspresikan dirinya dalam momentum itu.

 

Lantas, apakah perayaan itu lantas salah jika dibawa ke Indonesia dan dimodifikasi dengan perayaan yang tidak seperti di timur tengah? Butuh waktu panjang untuk membahasnya.

Di Indonesia, mengekspresikan hari Asyura punya banyak bentuk. Salah satunya di Sumatera yang dikenal karena pengaruh agama Islam yang kuat.

10 Muharram untuk mengingat suka-duka pada peristiwa cucu nabi yang syahid di Padang Karbala.Tradisi ini punya nilai penting yakni berfungsi untuk menjalin kehidupan sosial. Hal tersebut dapat dilihat dari cara pembuatannya yang melibatkan banyak orang.

 

Di samping itu, dibawanya bubur ini dari kampung dan dikumpulkan di satu masjid adalah bukti kalau tradisi ini bisa menambah rasa solidaritas dalam masyarakat.

Makanan ini juga bisa dipandang memiliki nilai budaya, karena makanan tradisional ini menjadi salah satu sarana upacara keagamaan yang telah dilakukan turun-temurun.

Kita tentu saja bisa bertanya-tanya, apakah nanti tradisi membuat bubur Asyura akan hilang atau tetap diperbolehkan?

Tugas kita sebagai masyarakat minangkabau tentu saja selalu melestarikan adat dan budaya yang telah diwarisi oleh nenek moyang kita terdahulu contohnya dalam hal kuliner, karna banyak tradisi minangkabau yang hilang karna masyrakatnya sendiri yang tidak menjaga hal kepunyaan nya tersebut. Jadi mari bersama-sama kita jaga kembali apa yang kita punya sehingga anak cucu kita nanti dapat merasakan keindahan dan kenikmatan budaya kita.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS