Ticker

6/recent/ticker-posts

Kebiasaan Masyarakat Padang Pariaman di Hari Rayo



Oleh: Muhammad Malik Hidayat, Jurusan Sastra Daerah Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas


Pada saat bulan Ramadhan banyak orang-orang meningkatkan ibadah mereka, terutama orang-orang yang jarang sekali melakukan ibadah.Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang penuh dengan ampunan dan rahmat yang melimpah dari Allah SWT. Banyak orang yang tidak ingin berpisah dengan bulan suci Ramadhan karena kelimpahan pahala dan berkah yang dijanjikan Allah SWT kepada umatnya sangatlah besar. 

Kebiasaan-kebiasaan baik pun menjadi meningkat di bulan Ramadhan ini. Banyak orang yang tidak ingin berpisah dari bulan suci Ramadhan. Karena di bulan ini juga sangat dirasakan oleh kita yang harus menahan rasa lapar dan haus serta kita juga harus bisa menahan segala bentuk nafsu dan godaan yang ada di depan kita.

Jika kita tidak dapat menahan itu semua maka puasa yang kita lakukan di bulan suci Ramadhan akan terasa sia-sia dan tidak bermanfaat untuk kita. Jika kita tidak mengerjakan puasa maka kita akan merasa sangat menyesal karena tahun depan belum tentu kita akan bertemu dengan bulan suci Ramadhan. Namun, jika kita mengerjakannya dengan sungguh-sungguh maka sudah dipastikan segala dosa kita akan diampuni oleh Allah SWT.

Setelah bulan Suci Ramadhan berakhir kita akan disambut dengan bulan Syawal yang di mana di dalam bulan Syawal ada yang disebut dengan Idul Fitri. Idul Fitri atau yang biasa disebut Lebaran ini merupakan hari suci yang di mana maknanya adalah bersyukur atas sempurnanya ibadah puasa yang dijalani hingga kembali ke fitrahnya semula. Selain itu, Idul Fitri juga dimaknakan sebagai hari kemenangan yang berarti kemenangan tersebut adalah hasil dari perjuangan kita dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Pemaknaan tersebut bisa muncul karena untuk mendapatkan suatu kemenangan itu butuh segala pengorbanan dan usaha untuk meraihnya. Kata Idul Fitri berasal dari dua kata yaitu kata” Id” dan kata “Al-Fitri”, Id berasal dari kata aada-ya’uudu yang artinya kembali. Lalu kata Fitri yang memiliki dua makna yaitu “berbuka puasa” dan “suci”. Sedangkan yang lebih sering digunakan oleh masyarakat untuk memaknakan kata Fitri adalah suci, bersih dari segala dosa. 

Jadi bisa disimpulkan bahwa makna Idul Fitri  adalah hari raya kemenangan yang di mana umat muslim merayakannya dengan kembali buka puasa atau makan. Maka dari itu terdapat sunah yang menganjurkan kita untuk makan atau minum terlebih dahulu sebelum melaksanakan sholat Idul Fitri. Itu disebabkan karena haram hukumnya untuk melaksanakan puasa di waktu Idul Fitri. Saat Idul Fitri umat muslim merayakannya dengan berbagai macam kegiatan.

Kegiatan ini menimbulkan kebiasaan-kebiasaan yang biasanya  dilakukan di kalangan masyarakat yaitu dengan pergi ke rumah tetangga dan saudara untuk saling memaaf-maafkan dan melekatkan kembali tali silahturahmi. Hal itu memang sudah menjadi sepatutnya umat muslim untuk saling memaafkan satu sama lain karena di hari yang suci tersebut segala dosa yang pernah kita perbuat akan melebur menjadi putih atau kembali menjadi suci dan bersih.

Selain saling memaaf-maafan biasanya diisi juga dengan yang namanya berbagi THR atau Tunjangan Hari Raya, yaitu dengan memberikan sedikit rezeki kita kepada kerabat kita. Di Minangkabau khususnya Padang Pariaman terdapat beberapa hal seperti di atas yang juga lazim dilakukan dan memang sudah menjadi suatu kebiasaan. Namun, ada salah satu tradisi di daerah Pariaman yang sangat unik dan sudajh menjadi kebiasaan turun-temurun dari dulu di setiap merayakan hari rayo atau hari raya Idul Fitri, tradisi tersebut bernama Mamantai. Mamantai merupakan salah satu tradisi di Pariaman yang di mana tradisi tersebut  menyembelih seekor sapi atau kerbau. Tradisi yang unik ini merupakan salah satu tradisi yang sudah ada dari dulu. Tradisi ini juga dikenal dengan nama Bantai Adat, yang biasanya dilakukan di setiap Korong atau surau yang berada di Minangkabau.

Persiapan yang dibutuhkan untuk melakukan tradisi ini dimulai dari hari ke lima belas di bulan Ramadhan. Persiapannya itu dilakukan dengan cara mendata siapa-siapa saja yang ingin mengikuti tradisi Mamantai ini. Lalu pada malam ke dua puluh tujuh di bulan Ramadhan atau lebih tepatnya pada saat malam Lailatul Qadar dilakukan pembayaran berdasarkan data-data yang telah mendaftar atau yang sudah disepakati bersama. Sebelum mengumpulkan uang pengurus adat sudah mensurvey atau mencari-cari informasi tentang harga kerbau atau sapi yang akan dijadikan adat Mamantai tersebut.

Informasi tersebut biasanya didapatkan di sebuah pasar ternak yang disebut dengan Talaok. Talaok merupakan lokasi berkumpulnya penjual kerbau atau sapi yang ada sekali setahun menjelang lebaran atau Idul Fitri. Ternak yang dijual atau disediakan khusus untuk keperluan adat Mamantai. Biasanya pembelinya adalah panitia dari Korong atau surau yang akan mengadakan kegiatan Mamantai dan umumnya kerbau-kerbau yang di perjualkan berbadan besar dan tentunya sehat sehingga bisa digunakan untuk kegiatan Mamantai.

Kerbau atau sapi yang sudah dibeli biasanya akan dibawa ke lokasi kegiatan tradisi adat ini berlangsung. Jika dalam satu Korong terdapat dua surau maka kegiatan Mamantai dilakukan di dua lokasi tersebut. Lokasi biasanya sengaja digabungkan sebagai guna mempermudah panitian penyelenggara. Setelah kegiatan Mamantai selesai dilakukan barulah hasilnya tersebut dibagikan sesuai onggok (dilonggokan). Hasil dari Mamantai ini dibagikan bukan dengan sistem per kilogram melainkan menggunakan onggok¬¬. Onggok ini menurut KBBI adalah longgokan yang memiliki arti lain tumpukan atau timbunan.

Satu orang minimal memesan satu onggok. Namun, ada juga yang memesan lebih dari satu yang biasanya dilakukannya untuk membagikannya kepada tetangganya atau kepada kerabat-kerabatnya. Tujuannya adalah untuk menjalin silahturahmi dan juga meningkatkan tali persaudaraan. Oleh karena itu, tradisi ini menjadi salah satu upaya masyarakat Pariaman untuk saling meningkatkan persaudaraan di antara mereka. Bagaimana pun juga ketika menjelang lebaran atau hari raya pada umumnya orang-orang akan menyiapkan makanan yang mewah sebagai bentuk menghormati dan menghargai satu sama lainnya.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS