Ticker

6/recent/ticker-posts

Fakta Menarik Solok Selatan, Asal Saluang Panjang



Muhammad Fauzan

Mahasiswa sastra minangkabau Unand


Solok Selatan adalah kabupaten yang terletak di timur Provinsi Sumatra Barat. Kabupaten ini resmi dimekarkan dari Kabupaten Solok pada 2004 yang mencakup wilayah seluas 3.346,20 km persegi.

Secara administratif, kabupaten ini berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi di sebelah selatan dan dikelilingi oleh tiga kabupaten lain di Sumatra Barat dari barat ke timur, yakni Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, dan Dharmasraya. Pusat pemerintahannya terletak di Padang Aro, sekitar 161 km dari pusat Kota Padang.

Meskipun baru diresmikan pada 2004, wacana pembentukan kabupaten ini telah ada sejak 1950-an. Wilayahnya mencakup kaki pegunungan Bukit Barisan di barat dan dataran rendah yang lebih luas di Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, penduduk kabupaten Solok Selatan berjumlah 182.027 jiwa pada 2020.

Bentang alam Solok Selatan bervariasi antara dataran rendah, perbukitan, dan dataran tinggi yang merupakan rangkaian dari pegunungan Bukit Barisan Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Solok Selatan.

Meskipun baru diresmikan pada 2004, wacana pembentukan kabupaten ini telah ada sejak 1950-an. Wilayahnya mencakup kaki pegunungan Bukit Barisan di barat dan dataran rendah yang lebih luas di Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, penduduk kabupaten Solok Selatan berjumlah 182.027 jiwa pada 2020.

Bentang alam Solok Selatan bervariasi antara dataran rendah, perbukitan, dan dataran tinggi yang merupakan rangkaian dari pegunungan Bukit Barisan Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Solok Selatan. Berikut salah satu keunikan Solok Selatan yaitu Saluang panjang.

- Saluang Panjang

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok Selatan, Sumatera Barat menerima sertifikat kekayaan intelektual komunal dari Kemenkumham RI untuk alat musik tradisional saluang panjang pada Januari 2022. Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Solok Selatan, Harry Trisna, saluang panjang telah didokumentasikan dan diarsipkan dalam pusat data nasional kekayaan intelektual komunal Indonesia.


Saluang panjang awalnya merupakan hiburan bagi pengembala ternak dan bertani. Berkat kreativitas masyarakat, saluang panjang berubah menjadi instrumen musik yang mirip seperti suling khas Sunda. Saluang Panjang mempunyai tiga buah lubang nada dan akan menghasilkan empat tingkatan nada serta memiliki empat jenis warna bunyi sesuai dengan tingkatan oktafnya.

Bentuknya juga beragam, ada yang memiliki ruas dan ada pula yang tidak memiliki ruas, tetapi menghasilkan bunyi dengan menggunakan daun tebu atau daun kelapa. Penggunaan saluang panjang pada masa sekarang berkembang menjadi pengiring musik Randai (permainan tradisional) maupun syukuran panen petani yang berhasil

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS