Ticker

6/recent/ticker-posts

Bendera Marawa sebagai Simbol Alam di Minangkabau



Oleh: Muhammad Malik Hidayat 

Jurusan Sastra Daerah Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas


Bendera merupakan sebuah benda yang terbuat dari bahan kain yang biasanya dilambangkan dengan berbagai warna atau simbol di dalamnya. Bendera biasa digunakan untuk kepentingan-kepentingan sebuah kelompok seperti melambangkan sebuah identitas, sebagai alat komunikasi, dan lain sebagainya.

Berdasarkan sejarahnya dulu bendera digunakan sebagai penanda dari sebuah pasukan dalam perang. Memasuki abad ke-17 bendera mulai dipergunakan pada kapal-kapal yang menjelajah setiap daerah sebagai penanda dari adanya sebuah maritim atau daerah tertentu. Seiring berjalannya waktu, bendera digunakan untuk kepentingan dari suatu negara sebagai identitas dari negaranya.

Bendera saat ini dianggap sangat sakral karena dengan merobek atau merusak bendera tersebut kita bisa mendapatkan hukuman mati, dan berbahaya lainnya. Jika kita melihat bendera-bendera yang ada saat ini, warna menjadi latar belakang yang sering digunakan. Setiap warna yang tertuang dalam bendera memiliki makna yang berbeda-beda disetiap benderanya. 

Penggunaan warna juga perlu dipikirkan, karena warna bendera akan menjadi filosofi dari sebuah kelompok yang telah memilih warna tersebut. Contohnya adalah bendera nasionalis kita sendiri yaitu Sang Saka Merah Putih. Bendera Merah Putih memiliki makna pada pewarnaan benderanya, warna merah bermaknakan darah dan putih bermaknakan tulang. Berdasarkan makna tersebut, kita sama-sama tahu bahwa Indonesia perlu perjuangan yang sangat panjang untuk bisa mengibarkan benderanya sendiri. 

Banyak pertumpahan darah dan hancurnya tulang-berulang yang menjadikan Indonesia menjadi negara yang bisa berdiri utuh hingga sekarang. Jika dilihat lebih jauh kebelakang penggunaan warna Merah Putih ini terinspirasi dari Kerajaan Majapahit yang memiliki corak lima warna merah dan empat warna putih yang membentang secara horizontal. Banyak penggunaan warna pada bendera terinspirasi dari yang sudah ada dan mengkaji dari sejarah yang pernah ada di negara tersebut.

Sehingga tidak heran jika penggunaan bendera tidaklah menjadi simbolis saja melainkan juga menjadi sesuatu yang sakral. Hal ini sangatlah sejalan dengan yang ada di Minangkabau. Ranah Minang juga memiliki benderanya sendiri yang sudah ada dari sejak zaman Kerajaan Pagaruyung. 

Bendera ini bernama Marawa , bendera kebesaran dari alam Minangkabau yang hingga saat ini masih sering digunakan. Marawa memiliki arti tiga adat yang ada di Minangkabau. Adat ini dulu dipakai sebagai sistem yang sudah dianut oleh suku Minangkabau sejak zaman Kerajaan Pagaruyung berdiri. 

Adat-adat tersebut terdiri dari adat keselarasan Koto Piliang, adat keselarasan Bodi Caniago, dan adat keselarasan Panjang. Ketiga adat ini menjadi tiang yang melandaskan tiga daerah yang ada di Ranah Minang. Pengambilan warna pada Bendera Marawa didasarkan atas apa yang ada di masing-masing daerah di Minangkabau.

Bendera Marawa di Minangkabau biasa digunakan untuk kegiatan-kegiatan besar seperti acara pernikahan, kerapatan adat nagari, dan sebagainya. Pemaknaan pada warna bendera Marawa memiliki makna yang sangat dalam dan menggambarkan ke alaman yang ada di Minangkabau. Orang Minangkabau sangat menghormati pemaknaan pada setiap warna yang ada di dalam bendera Marawa. Namun, apa sajakah arti atau makna dari warna-warna yang melekat pada bendera Marawa?

Warna Hitam

Warna hitam bermaknakan kesabaran dan kesatuan dalam berusaha. Dimaknakan seperti itu karena orang-orang Minang adalah orang yang pemikir ketika hendak bertindak serta bersabar ketika berusaha untuk mencapai tujuan. Dalam warna bendera hitam ini daerah-daerah atau Luhak yang tercakup yaitu daerah lima puluh kota. Diantaranya ada Payakumbuh, Pangkalan, Bakinan, Rantau Barani, Kutu Jo Lipek, Tanjung Baringin, dan seterusnya.

Daerah pada warna hitam ini disebut juga daerah Cadiak Pandai yang berarti daerah ini adalah daerah yang berisikan orang-orang yang berpengetahuan tinggi. Daerah ini biasanya berisikan orang-orang yang menjalankan roda pemerintahan di Sumatera Barat. Makanya itu, dalam urutan luarnya pada daerah ini Bendera Marawa yang ada didahulukan berwarna hitam.

Warna Merah

Warna kedua yang melekat pada Bendera Marawa selanjutnya adalah warna merah. Warna merah melambangkan keberanian dan keagungan. Orang Minangkabau adalah orang-orang yang berani dalam memperjuangkan hak mereka. Makanya itu, setiap orang Minangkabau berbicara pasti selalu bermakna disetiap katanya sehingga ketika mereka berbicara akan terlihat aura keberanian yang terdapat dalam diri mereka. 

Dalam warna ini keagungan dilambangkan juga sebagai daerah yang mempunyai agama yang kuat yang terdapat di Minangkabau. Para ulama di Minang merupakan ulama-ulama yang memiliki ajaran yang paling kuat sehingga memiliki aturan dan hukum keagamaan yang kuat.

Daerah atau Luhak yang dilambangkan pada warna ini adalah Kabupaten Agam. Adapun wilayah-wilayah yang mencakupnya adalah Nagari Padang, Pariaman, dan Bukit Tinggi. Wilayah-wilayah tersebut adalah wilayah yang memiliki aturan agama yang sangat kuat. Pada wilayah ini warna luar yang didahulukan adalah warna merah-hitam-kuning.

Warna Kuning

Warna ketiga yaitu warna kuning yang melambangkan keagungan, punya undang-undang, dan hukum. Warna ini bisa dimaknakan sebagai bentuk dari kepemimpinan di Minangkabau yang berlandaskan kepada Datuak. Datuak merupakan pemimpin disetiap daerah di Minangkabau. Datuak sendiri merupakan orang yang dipercaya untuk memimpin daerah tersebut dengan menjalankan undang-undang dan hukum yang berlaku di daerah tersebut.

Warna kuning sendiri juga bisa dilambangkan sebagai Nan Tuo atau orang yang dituakan di daerah tersebut. Maka dari itu, warna kuning ini berasal dari daerah atau Luhak Tanah Datar yang mencakup Nagari Solok, Batu Sangkar, Muaro Sijunjung, dan Dharmasraya.

Tonggak Atau Tiang

Tonggak atau Tiang yang melekat pada Bendera Marawa ini bermakna mambasuik dari bumi yang artinya adalah bahwa setiap suara dari bawah atau masyarakat itu harus didengarkan supaya tidak terjadi kericuhan atau ketidak sepakatan dari beberapa kalangan yang bisa menimbulkan perpecahan antar sesama.

Itulah warna pemaknaan yang terdapat pada Bendera Marawa yang ada di Minangkabau.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS