Ticker

6/recent/ticker-posts

BASAPA, TRADISI TAHUNAN MASYARAKAT NAGARI ULAKAN

foto dok



Ditulis oleh: Haris septia nurman (Mahasiswa jurusan Sastra Daerah Minangkabau, Universitas Andalas)

Ulakan merupakan salah satu nagari yang ada di Provinsi Sumatera Barat, tepat nya di Kabupaten Padang pariaman. Nagari ini terletak di pinggir pantai di kecamatan ulakan tapakis. Salah satu hal yang identik dengan Nagari Ulakan adalah makam Syekh Burhanuddin atau masyarakat setempat menyebutnya dengan makam keramat. Siapa yang tidak kenal dengan Syekh Burhanuddin? Beliau Merupakan seorang ulama yang sangat berpengaruh di bumi Minangkabau sekaligus ulama yang menyebarkan agama Islam di Sumatra Barat.

Banyak orang yang mengunjungi makam Syekh Burhanuddin untuk berziarah. Berziarah ke makam Syekh Burhanuddin dapat dilakukan kapan saja, Namun kebanyakan pengikut Syekh Burhanuddin melakukan ziarah pada bulan safar saja. Kegiatan berziarah pada setiap bulan safar ke makam Syekh Burhanuddin ini disebut dengan "Basapa".

Di namakan dengan basapa karena kegitan ini hanya dilaksanakan pada bulan safar tahun Hijriah. Tradisi Basapa adalah kegiatan ziarah ke Makam Syekh Burhanuddin di Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. 

Istilah "Basapa" berasal dari kata bersafar yang merupakan gabungan antara imbuhan ber dan kata safar yang merupakan nama bulan dalam kalender hijriah. Itu sebabnya tradisi ini dilaksanakan menggunakan hitungan bulan tahun hijriah.

Kegiatan tradisi Basapa diadakan oleh masyarakat untuk mengenang jasa Syekh Burhanuddin karena beliau karena telah berjasa menyebarkan agama Islam di bumi Minangkabau. Basapa ini dilakukan masyarakat sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada beliau atas jasanya mengembangkan ajaran Islam di Sumatera barat. 

Diketahui bahwa tradisi Basapa pertama kali dilakukan oleh jemaah pengikut Syekh Burhanuddin pada tahun 1897 Masehi / 1316 Hijriah yang mana pada saat itu tradisi basapa dilakukan tanpa adanya jadwal kunjungan tertentu. 

Agar waktu kunjungan berziarah lebih terkoodinir maka dilakukanlah musyawarah besar oleh ulama pewaris Syekh Burhanuddin yang bernama Syekh Kapalo Koto yang berasal dari Pauh Kambar dan Syekh Tuanku Kataping beserta para ninik mamak, alim ulama, kaum cerdik pandai, pemuka adat dan para jemaah tarekat syattariyah untuk mencari waktu yang tepat untuk berziarah bersama ke makam Syekh Burhanuddin tersebut. Kemudian didapatkanlah hasil kesepakatan yaitu bahwa kegiatan berziarah ke makam Syekh Burhanuddin dilakukan secara rutin pada setiap hari Rabu setelah tanggal 10 bulan safar. Hasil kesepakatan ini mengacu pada tanggal wafatnya Syekh Burhanuddin yakni pada tanggal 10 safar

Walaupun Syekh Burhanuddin merupakan tokoh ulama Tarekat Syattariah, akan tetapi para peziarah bukan hanya berasal dari tarekat syattariyah saja melainkan sebagian besar adalah masyarakat umum yang berasal dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Bahkan para peziarah tradisi basapa ada yang berasal dari luar Sumatera Barat seperti dari Provinsi Riau, Aceh, Sumatera utara, Jambi, dan Bengkulu.

Pelaksanaan ritual Basapa dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sapa gadang dan sapa ketek. Sapa gadang adalah kegiatan ziarah yang dilakukan setelah tanggal 10 bulan Safar pada hari Rabu. Disebut sapa gadang (besar) karena kegiatan Sapa gadang ini diikuti oleh ribuan para jemaah yang berasal dari berbagai daerah sehingga akan terlihat begitu ramai.

Sedangkan sapa ketek adalah pelaksanaan ziarah yang dilakukan setelah sapa gadang.  Disebut sapa ketek (kecil) karena pada kegiatan sapa ketek ini biasa nya hanya di ikuti oleh masyarakat yang berasal dari padang pariaman saja. Namun walaupun begitu, pada kenyataan nya tradisi basapa ini selalu ramai dan tidak pernah sepi.

Tradisi Basapa diawali dengan beberapa kegiatan utama yaitu

1. Mendatangi Masjid Tuo tempat Syekh Burhanuddin mengajar ilmu agama Islam

2. Mendatangi barang barang peninggalan Syekh Burhanuddin

3. Melakukan ziarah ke makam syekh Burhanuddin tersebut di Nagari Ulakan. Prosesi ini dilanjutkan dengan sholat berjamaah dan berdoa di makam beliau dengan tujuan agar orang yang berdo’a mendapatkan keridhoan dari Allah SWT. 

Makam Syekh Burhanuddin dibangun didekat Surau Gadang Syekh Burhanuddin di Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman. Atas jasa dan perjuangan menyebarkan agama Islam di Sumatera Barat, hingga saat ini makam Syekh Burhanuddin mendapat perhatian besar dari para peziarah, terutama oleh para jama'ah Tarekat Syattariah, serta pemerintahan setempat. Dinas Pariwisata Sumatera Barat akan menjadikan tradisi "Basapa" sebagai ikon wisata religi Kabupaten Padang pariaman.

Selain untuk berziarah, ternyata tradisi basapa juga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Karena masyarakat setempat dapat menjajakan kuliner khas pariaman yakni sala lauak, rakik maco, rakik udang, rakik kepiting, dan lain lain. Hal ini tentu saja akan meningkatkan penghasilan masyarakat setempat. 

Sebelum pandemi COVID-19 melanda dunia, kegiatan basapa rutin dilakukan setiap tahun nya dan masyarakat yang datang pun sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena para peziarah menganggap Syekh Burhanuddin merupakan sosok yang sangat berjasa dalam menyebarkan agama Islam di Bumi Minangkabau.

Tradisi Basapa sempat ditiadakan dalam 2 tahun ini karena situasi dunia global yang masih terdampak pandemi, Bahkan lokasi tradisi basapa ini yakni Kabupaten Padang pariaman sempat dinyatakan sebagai kawasan zona merah atau zona darurat covid-19

Namun akhir akhir ini situasi pandemi sudah mulai mereda. Apakah tradisi basapa akan diadakan pada tahun ini? Semoga saja pemerintah daerah dapat memberikan kebijakan akan hal ini dan semoga tradisi basapa dapat diadakan lagi karena tradisi ini sudah menjadi budaya masyarakat Minangkabau.

Tradisi basapa sempat menjadi Kontroversi karena sebagian orang ada yang menganggap tradisi basapa adalah salah satu perbuatan syirik karena beberapa jemaah mempunyai keyakinan tersendiri ketika berkunjung ke makam Syekh Burhanuddin. Seperti meminum air keramat agar anak menjadi pintar, meminta doa lah, dan sebagainya.

Syirik atau tidak itu sebenarnya kembali kepada diri kita masing masing, bagaimana kita menyikapi kegiatan ziarah makam tersebut. Tujuan dari basapa sebenarnya hanyalah untuk berziarah dan untuk mengenang Syekh Burhanuddin.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS