Ticker

6/recent/ticker-posts

SEBELUM BERPISAH DENGAN BULAN RAMADHAN NASEHAT BERHARGA APA YANG SEBAIKNYA KITA IKUTI ?



Prof.Dr.H.Asasriwarni MH/Guru Besar UIN IB Padang/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar/Anggota Dewan Pertimbangan MUI Pusat



Tidak terasa sebentar lagi Ramadhan 1443 H akan pergi meninggalkan kita. Sebelum dan setelah kita berpisah dengan bulan yang sangat agung ini, maka hendaknya kita perhatikan beberapa perkara berikut ini:


*1. Hendaknya Memperbanyak Berdo'a Kepada Allah  :*


Dahulu para as-shalaf senantiasa mempergunakan enam bulan setelah Ramadhan untuk berdo'a agar amalan-amalanya yang dilakukan di bulan Ramadhan diterima oleh Allah.


Sangat mengerikan dan menyedihkan apabila kita sudah menahan lapar dan haus di siang hari Ramadhan, berdiri (shalat) di malam harinya, berinfak, bersedekah, membaca Al-Qur'an dan amalan-amalan lainnya, namun semua itu tidak diterima oleh Allah. Mungkin karena tidak ikhlas atau karena tidak sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu alaihi wasallam.


Ibnu Rajab Rahimahullah dalam Lathaaif Al-Ma'arif meyebutkan sbb :


قال بعض السلف كانوا يدعون الله ستة أشهر أن يبلغهم شهر رمضان ثم يدعون الله ستة أشهر أن يتقبله منهم


*Sebagian as-shalaf berkata: 'dahulu mereka (para sahabat) berdo'a kepada Allah enam bulan (sebelum Ramadhan) agar mereka disampaikan pada bulan Ramadhan, kemudian mereka berdo'a enam bulan (setelahnya) agar diterima dari mereka*


Maka perbanyaklah berdo'a kepada Allah, khususnya di waktu-waktu mustajabah. Dan yakinlah bahwa Allah akan memperkenankan do'a orang-orang yang berdo'a kepadanya. 


Allah Subhanahu Wata'ala berfirman sbb :


وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِي اسۡتَجِبۡ لَكۡمۡ


*Dan Rabb-mu berfirman: 'Berdo'alah kepada-Ku, niscaya aku akan perkenankan bagimu...."* (QS. Ghafir Ayat : 60).


*_2. Jangan Mengungkit-Ungkit Amalan yang Telah Kita Kerjakan :_*


Mengungkit-ungkit amalan yang telah dilakukan termasuk perkara yang bisa menggugurkan amalan tersebut. 


Allah Subhanahu Wata'ala Berfirman Sbb : 


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ


*Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir* (QS. Al-Baqarah Ayat : 264)


Orang yang ikhlas adalah orang yang berusaha menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan kejelekan-kejelekannya.


*_3. Terus Pertahankan Amalan Hingga Datang Kematian :_*


Tidak ada kata istirahat dalam beramal. Setelah kita selesai melakukan puasa Ramadhan, maka kita dinantikan oleh puasa enam hari di bulan Syawal, puasa senin kamis, puasa tiga hari di setiap bulannya. Demikian pula ibadah-ibadah yang lainnya. 


Allah Subhanahu Wata'ala berfirman sbb :


وَاعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتَّی يَأۡتِيَكَ الۡيَقِنُ


*Dan sembahlah Rabb-mu sampai yang diyakini (ajal) datang kepadamu*  (QS. Al-Hijr Ayat : 99).


فَإذَا فَرَغۡتَ فَانۡصَبۡ. وَإلَی رَبِّكَ فَارۡغَبۡ


*Maka apabila engkau telah selesai dari (suatu urusan), maka kerjakanlah urusan yang lain. Dan hanya kepada Rabb-mulah engkau berharap*  (QS. Asy-Syarh Ayat : 7-8).


Setelah Ramadhan berlalu, maka segera melakukan ibadah yang lain dan salah satunya adalah puasa enam hari di bulan Syawal.

 

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda sbb : 


مَنۡ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتۡبَعَهُ سِتًا مِنۡ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهۡرِ


*Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian dia ikuti dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti puasa satu tahun*  (HR. Muslim, Abu Daud, At-Tirmizi dan Ibnu Majah).


Wallahu a'lam

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS