Keunikan Rumah Gadang Di Minangkabau

 

 

Oleh : Lezia Maharani

Rumah gadang diminangkabau yang memiliki bentuk seperti badan kapal yang berbentuk persegi empat yang tidak seimbang yang merupakan peninggalan tidak tertulis merupakan ciri dari kebesaran kebudayaan pada masa lalu.  Hal yang menarik pembangunan rumah gadang ini aslinya tidak menggunakan paku untuk merekatkan dan menyambungkan dua bagian kayu, bahan yang digunakan yaitu pasak, dan saat terjadi gempa rumah ini berayun mengikuti ritme guncangan sehingga tidak akan roboh, kayu yang dibangun untuk membuat rumah gadang ini menggunakan pohon juha, kayu yang telah ditebang tidak langsung digunakan untuk membuat bangunan rumah melainkan harus direndam dengan air selama beberapa tahun, itulah yang membuat rumah gadang menjadi kokoh dan tahan gempa. 

Atap rumah gadang memiliki bentuk yang  melengkung ke arah sampig sedangkan badan rumah landai seperti kapal yang berbentuk tanduk kerbau yang biasa dan sering dihubungkan dengan cerita rakyat “Tambo Alam Minangkabau” Kisah ini berceritakan tentang kemenangan orang Minang dalam peristiwa adu kerbau melawan orang Jawa. Bentuk atap rumah gadang tersebut sering disebut Gonjong dan digunakan orang Minang sebagai simbol bentuk perhiasan seperti pakaian adat (tengkuluk tanduk, sebagai Bundo kanduang). Kemudian bagian depan rumah gadang dibuat tinggi seperti panggung, agar bagian bawah panggung dapat digunakan sebagai alat pertanian atau dijadikan tempat perempuan bertenun, bagian bawah ini disebut dengan kolong, seluruh bagian lorong ini ditutup dengan ruyung yang berkisi-kisi jarang jarang. 

pada bagian depan panggung dibuat tangga dibagian bawah tangga terdapat batu atau cibuak yang digunakan untuk mencuci kaki ketika mau masuk ke dalam rumah gadang, rumah gadang memiliki empat lanjar, tiga lanjar pertama akan berfungsi sebagai ruang tamu dan ruang keluarga sedangkan lanjar terakhir digunakan sebagai kamar tidur, bagi perempuan yang baru saja menikah maka akan diberikan kamar khusus yang lebih tertutup tujuannya untuk menghindari privasi dan munculnya fitnah, hal menarik lainnya rumah gadang ini memiliki dapur yang terpisah dari rumah utama, dapur dibuat dibuat pada bagian belakang rumah gadang, namun dapur dibuat sangat nyaman dan indah. 

Rumah gadang juga terdapat rangkiang, rangkiang yang di maksud adalah lumbung atau rumah kecil yang ada pada bagian pinggir rumah, rangkiang ini memiliki 4 jenisnya yang pertama : 

1. Rangkiang sitangguang lapa (Si tanggung lapar) 

Rangkiang ini berfungsi untuk menyimpan padi pada saat musim panceklik, rangkiang ini memiliki tiang yang berbentuk persegi.

2. Rangkiang Kaciak (Rangkiang kecil) 

Rangkiang ini memiliki bentuk pendek dan lebih kecil dari rangkiang lainnya. Berfungsi untuk menyimpan berbagai peralatan untuk petani dan menyimpan beni padi. 

3. Rangkiang si Bayau- bayau

Rangkiang ini terletak di bagian kanan rumah gadang, berukuran besar dan untuk penyimpanan padi yang di makan sehari-hari. 

4. Rangkiang sitinjau lawik (Si tinjau laut) 

Tipe rangkiang ini lebih pipih dan berdiri di atas empat tiang, tempat ini berguna untuk menyimpan padi yang digunakan untuk membeli barang atau keperluan rumah tangga.

Selain itu rumah gadang juga memiliki jendela tetapi jendela dirumah gadang ini tidak sama dengan dirumah-rumah biasa lainnya, Jendela dirumah gadang ini berbentuk miring tidak simetris karena bentuk jendela ini dibuat mengikuti bagaimana bangunan dinding rumah, ukuran rumah gadang terbuat dari papan dan berukuran besar,  rumah gadang memiliki 12 jendela, 2 jendela dibagian kiri 2 jendela di bagian kanan, dan ditambah 8 jendela bagian depan, jendela ini berfungsi untuk pertukaran udara dan masuknya sinar matahari, rumah gadang memiliki tiang yang berfungsi untuk antisipasi gempa, daerah rumah gadang dibuat berdasarkan kondisi tempat tinggal karena daerah Minangkabau terletak di daratan tinggi dan daratan rendah yang rawan gempa, rumah gadang juga memiliki sandi, sandi yang dimaksud adalah batu yang menjadi tumpuan, sandi ini berfungsi sebagai menahan air tanah ke tiang, memperlebar luas permukaan yang bersentuhan dengan tanah dan menjaga tiang bangunan tetap stabil ketika ada gempa. 

Pintu rumah gadang berbeda dengan pintu rumah biasa lainnya, pintu rumah gadang tidak menghadap ke jalan karena ada aturan agar pintu tidak langsung terlihat langsung dari luar rumah,dan juga untuk mengurangi penyimpangan buruk dari masyarakat yang lewat didepan rumah. Aturan tersebut dijalankan sampai saat ini. Ukiran rumah gadang sangat tradisional yang merupakan gambaran kehidupan masyarakat Minangkabau, ukiran rumah gadang memiliki tiga jenis untuk tiangnya yaitu tumbuhan, hewan dan benda-benda yang digunakan sehari-hari.

Selain melihat dari keunikan rumah gadang, rumah gadang sangat banyak fungsinya di Minangkabau :

1. Berfungsi sebagai tempat melangsukan upacara adat seperti pengangkatan Datuak seperti Upacara Batagak Gala.

2. Sebagai tempat bermusyawarah masyarakat setempat.

3. Sebagai tempat melangsungkan upacara yang berkaitan dengan siklus kehidupan seperti upacara turun mandi, khitan, pernikahan hingga upacara kematian

Jenis-jenis rumah gadang

1. Rumah gadang tipe pola koto Piliang

 tipe ini memiliki tiga Gonjong dikiri dan kanan, satu Gonjong kiri dan satu Gonjong kanan dan satu Gonjong didepan satu Gonjong dibelakang, tipe ini merupakan tempat pimpinan yang terletak dibagian kiri dan kanan rumah gadang, tempatnya ditinggikan selangkah sebagai lambang jika pemimpin tidak sama dengan masyarakat lebih tinggi derajatnya. 

2. Bodi Caniago memiliki dua Gonjong kiri dan kanan, tidak sama dengan rumah biasa, beberapa rumah memiliki satu Gonjong, gonjong depan dan Gonjong belakang tetapi tidak memiliki anjungan.

3. Rumah gadang bodi Caniago 

Tipe ini menggambarkan penghuni posisi duduknya sama, tidak ada yang ditinggikan, rumah gadang tipe ini menegaskan bahwa seluruh keputusan yang diambil dari musyawarah dan mengutamakan kepentingan bersama. 

Penulis merupakan Mahasiswa Sastra Daerah Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Angkatan 2020