Ticker

6/recent/ticker-posts

Adab bertamu dan menjamu di Minangkabau

 

Foto dok

Oleh: Ranika Ralnandes

mahasiswa Fakultas Sastera Minamgkanau Universitas Andalas

kerabat untuk bersilaturahmi adalah hal yang wajib dilakukan bagi setiap muslim. Hal tersebut selain mempererat tali silaturahmi juga mendatangkan pahala dari Allah Subhanahu waTa’ala. Sebelum bertamu, ada hak dan adab yang perlu diperhatikan agar tidak terjadi penyimpangan perilaku di dalamnya.Rumah adalah hijab bagi penghuninya, maka saat hendak bertamu haruslah meminta izin terlebih dahulu. Adab yaitu perilaku seseorang dalam menghadapai sesuatu sedangkan hak yaitu apa yang seharusnya di dapatkan dari orang lain. Maka perlu diperhatikan adab dan hak saat bertamu supaya ti menjelaskan adab bertamu yakni sebagai berikut:

1Minta izin sebelum kunjungi rumahnya

Adab bertamu yang pertama yaitu sebelum mengunjungi rumahnya, perlu meminta izin terlebih dahulu apakah tuan rumah saat itu membuka pintunya atau sedang menutup karena ada keperluan. Hal ini perlu diperhatikan untuk memastikan agar kedatangannya tidak sia-sia. Allah Ta’ala berfirman dalam Alquran Surah An-Nur ayat 27 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat,” (QS. An-Nur: 27).

2.Jangan mengintip

Janganlah mengintip apabila tuan rumah belum membuka pintunya. “Tidak seorang laki-laki membuka daripada pintu yang belum diizinkan, maka matanya memandang ke dalam rumah. Kemudian dia melihat aurat orang yang punya rumah, maka ia terkena hukuman,”

 3.Lekas kembali jika tuan rumah tidak menjawab salam

Apabila telah mengucapkan salam sebanyak tiga kali dan tidak ada jawaban dari tuan rumah maka kembalilahBertamu maksimal 3 hari

Jangan berlama-lama dalam bertamu. Sebab, tuan rumah akan merasa terbebani. Jika diperbolehkan menginap, hendaknya jangan melampaui batas kemampuan tuan rumah. Rasulullah mengajarkan bahwa waktu bertamu hendaknya tiga hari saja.

4.Perhatikan batasan waktu

Hendaklah tamu memerhatikan batasan waktu saat bertamu. Karena ada beberapa waktu yang dikatakan sebagai aurat bagi tuan rumah. Allah Subhanahu waTa’ala menjelaskannya dalam Alquran Surah An-Nur ayat 58 yang artinya:


“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balighdiantara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari), yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari, dan sesudah sesudahshalat Isya’. (Itulah) tiga ‘aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,” (QS. An-Nur: 58)

 5. Bawalah hadiah

Hendaklah yang bertamu membawa hadiah. Hal tersebut dapat menimbulkan rasa cinta dan kasih sayang antarkeduanya. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Biasakan saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai,” (HR. Bukhari).dak terjadi kesalahpahaman dan menjunjung tinggi kesopanan.

Di antara karakter utama orang minang lebih mementingkan orang lain (tamu) atau saudaranya dalam hal positif, Tidak hanya menganjurkan dan mendorong untuk itu, Mereka begitu senang ketika telah membuat saudaranya senang dan mereka bersedih ketika tidak bisa memberikan hal terbaik kepada saudaranya. Bahkan, mereka rela menderita asalkan saudaranya sesama orang beriman tidak menderita, Tetapi ada juga karakter orang beriman dalam hal negatif atau merugikan diri sendiri.

Di Minang tamu lebih dipentingkan, misalnya saja seperti menghidangkan makanan, yakni menyuguhkan semua makanan yang ada sehingga keluarga kekurangan, Hati mereka pun menjadi sedih.

Keindahan ajaran orang Minang yang diserapnya mampu membentuk kepribadiannya menjadi seorang yang mencintai orang lain, seperti ia mencintai dirinya sendiri. Apabila dia melihat kesempatan untuk mendahulukan orang lain, dia akan mendahulukannya atas dirinya. Terkadang dia rela kelaparan agar orang lain bisa merasa kenyang. Adakalanya dia harus menahan dahaga agar orang lain tidak kehausan. Bahkan, dia siap mati demi kehidupan seseorang, sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik orang ialah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. ath-Thabarani, ad-Daraquthni.

Tamu dan tuan rumah juga terikat pada adab-adab menyuguhkan makanan. Tuan rumah seharusnya tidak membebani diri dan menyuguhkan apa yang ada. janganlah tamu mengusulkan atau menentukan sesuatu untuk hidangannya. Permintaan tamu itu bisa jadi membuat tuan rumah kesulitan untuk mengadakan hidangan itu. Jika tuan rumah menawarkan dua pilihan makanan kepadanya, hendaklah dia memilih makanan yang paling mudah di antara keduanya untuk disediakan tuan rumah. 

Berikutnya, tuan rumah boleh menyatakan keinginannya kepada tamu. Dia pun bisa menanyakan kepada tamunya mengenai usul itu. Bilamana tuan rumah merasa nyaman terhadap pendapat tamu, hal tersebut dinilai baik, mengandung pahala, beserta keutamaan.

Lalu tuan rumah tidak pantas bertanya kepada tamu, "Apakah kamu mau disuguh kan makanan?" Tetapi, langsung memberi suguhan jika memang memiliki makanan. Jika tidak dimakan, tuan rumah bisa mengangkatnya kembali.

Demikianlah pujian Allah kepada orang yang mementing kan orang lain. mengutamakan orang lain padahal ia sedang ke susahan, itu lebih utama dari pada sekadar bersedekah dengan senang hati. Karena, tidak semua orang yang bersedekah itu senang hati dan dalam kesusahan. Nabi menegaskan, Barang siapa memudah kan (urusan)orang yang kesulitan, maka Allah akan memudahkan baginya dari kesulitan di dunia dan akhirat. (HR Muslim). Wallahu a'lam. 

Dia yakin bahwa manfaat yang ia berikan kepada orang lain, akan dibalas di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana dalam firman-Nya,

وَمَا تُقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُم مِّنۡ خَيۡرٍ تَجِدُوهُ عِندَ ٱللَّهِ هُوَ خَيۡرًا وَأَعۡظَمَ أَجۡرًاۚ وَٱسۡتَغۡفِرُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمُۢ

“Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampun kepada Allah; sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-Muzammil: 20)



Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS