Ticker

6/recent/ticker-posts

Keindahan Pantai Aia Manih Yang Terdapat Di Kota Padang

 

Pantai air manis. Foto dokumen

Oleh : Fikqih Aulia Rahman Agmy, Mahasiswa Sastra Minangkabau, Universitas Andalas

 

Pantai Aia Manih adalah sebuah pantai yang terletak sekitar 10 km ke arah selatan dari tengah Kota Padang. Tempatnya berada di belakang Gunung Padang atau tepatnya di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. Pantai ini merupakan salah satu lokasi wisata terkenal yang selalu ramai dikunjungi orang. Pantai ini dianggap memiliki ombak yang kecil, memiliki pemandangan yang indah di sisi utara dan legenda Malin Kundang.

Di halte utara pantai ini, Anda bisa melihat gundukan Gunung Padang dari kejauhan. Selain itu, ada pulau-pulau kecil, khususnya Pulau Pisang Ketek dan Pulau Pisang Gadang yang tidak jauh dari pantai ini.

Selain menikmati keindahan pantai di Pantai Air Manis, pengunjung situs dapat melintasi pantai dan pindah ke Pulau Pisang Kecil, menyewa perahu motor untuk menuju ke Pulau Sikuai yang letaknya bersebelahan dengan Pulau Pisang.

Air Manis atau dalam dialek Minang disebut `aia manih' adalah pantai dengan garis pantai yang luas, kontur yang landai, dan pasir berwarna coklat keputihan. Pantai ini dianggap memiliki ombak yang kecil dan memiliki pemandangan yang indah di sisi utara.

Selain panorama alam dan deburan ombak, pantai ini tak lepas dari Legenda Malin Kundang. Tidak diragukan lagi, legenda Malin Kundang adalah salah satu cerita rakyat paling terkenal dari Sumatera Barat. Bahkan, pengakuannya telah merambah ke berbagai pelosok Indonesia, sehingga berkali-kali diperkenalkan layar kecil dalam berbagai versi. Kisah lengkap pemahaman ini secara teratur diinformasikan sebagai perumpamaan tentang pentingnya berbakti kepada ibu dan ayah.

Legenda ini menceritakan kira-kira bagaimana kemarahan ibu dan ayah dapat menyebabkan malapetaka bagi anaknya yang durhaka. Si Malin Kundang yang didefinisikan sebagai pengembara hit diinformasikan untuk kembali ke desanya setelah bertahun-tahun mengembara.

Dia kembali bersama dengan istrinya dan pelayan besarnya dan pelayannya. Disebutkan bahwa sesampainya di kampung halaman, Malin menjadi enggan untuk mengakui negatif ibunya atau bahkan mencaci maki dan mengusirnya. Karena sakit hatinya, sang ibu kemudian membuat kutukan agar Malin menjadi batu.

​Di sisi selatan pantai ini kita akan melihat bongkahan batu besar yang menyerupai orang yang sedang sujud. Batu ini diduga sebagai Malin Kundang yang terkutuk dan yang telah menjadi batu. Di sekitarnya kita juga bisa menemukan batu-batuan yang menyerupai reruntuhan tembok kiriman yang oleh masyarakat umum dianggap sebagai bagian dari bangkai kapal Malin. 

Ada juga tali dan tong kayu yang tampilannya sangat detail, seolah-olah seperti tali dan tong kayu yang sudah disulap menjadi batu.

Terlepas dari kenyataan legenda ini, kehidupan batu Malin Kundang adalah pesona utama pantai ini. Meski dari tampilannya pantai ini masih membutuhkan penataan, namun hal ini tidak menyurutkan para pengunjung situs yang penasaran dan ingin mengintip langsung Batu Malin Kundang. Benda yang terkenal hingga mancanegara dengan legendanya, Malin Kundang biasanya memiliki keindahan tersendiri, mulai dari pantainya, warna semak pinusnya hingga wahana yang bisa didapat. Hal ini membuat pengunjung situs kini tidak lagi merasa bosan dengan objek wisata Pantai Aia Manih Kota Padang.

Pantai ini juga mampu memanjakan mata. Laut membentang, ombak tak berujung, pantai berpasir yang tenang, Gunung Padang sebagai latar belakang, masa lalu yang menakjubkan dibandingkan. Sepintas, tulisan yang diadaptasi dari situs internet ternama kota Padang, menyebutkan bahwa panggilan Malin Kundang diberikan kepadanya melalui ibunya, karena Malin biasanya dibawa kemana-mana selama dia berada. berubah menjadi seorang anak. Kundang, biasanya dibawa, karena ibunya mencintai Malin.

Maling Kundang, ketika ia tumbuh dewasa ingin mengekstradisi nasibnya, dan pergi ke luar negeri. Rupanya, bahkan di luar negeri, Malin memiliki kekayaan paling keren untuk menjadi kaya. Setelah kaya, Malin kembali ke desanya bersama kapalnya. Sesampainya di desa, ibunya sampai di sini untuk menjenguk Malin. Ternyata Malin memperhatikan keadaan ibunya yang kuno dengan pakaian lusuh. Dia menolak untuk menyebut gadis vintage itu sebagai ibu organiknya.

Ibunya menangis dan menyesal menerima sikap Malin. Jadi ibunya mengutuk Malin menjadi batu, dan batu itu berubah menjadi di Pantai Aie Manih (Pantai Air Manis).

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS