Ticker

6/recent/ticker-posts

KIAT SUKSES DUNIA DAN AKHIRAT* *_(Jadikanlah Akhirat Sebagai Penghuni Batinmu, Dunia Sebagai Hiasan Hidupmu, Dan Kematian Selalu Berada Dipelupuk Matamu)


Prof.Dr.H.Asasriwarni MH Guru Besar UIN/ Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar


Ada tiga prinsip kehidupan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya dalam menghadapai retorika kehidupan. Lantas, Apa yang  dimaksud dengan 3 prinsip kehidupan tersebut ? 


*_A. Jadikanlah Akhirat Sebagai Penghuni Batinmu :_* 


Yang dimaksud dengan menjadikan akhirat sebagai penghuni batin kita adalah hati kita harus menjadi lebih tentram serta cinta terhadap amalan yang bermanfaat bagi kehidupan kita di akhirat kelak (amal shaleh). Lantas, bagaimana caranya agar supaya hati kita lebih termotivasi untuk melakukan amal shaleh ?


Berikut ini adalah tata cara agar seseorang bisa termotivasi untuk melakukan amal shaleh, yakni  :


*1. Al- Muroqobah Ma'a Allah (Merasa Bahwa Kita Selalu Diawasi Oleh Allah SWT) :*


Sebagai sebuah ilustrasi  : seorang murid tidak akan pernah berani mencontek saat ujian dikarenakan selalu diawasi okeh sang guru. Begitu pula kita. Kita tidak akan pernah berani melakukan perbuatan dosa apapun bila kita merasa  selalu diawasi oleh Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT berfirman di bawah ini :


وَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ رَّقِيْبًا ࣖ


*Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu* (QS. Al Ahzab Ayat : 52)


Dengan mengacu pada ayat tersebut di atas, Al-Habib Abdullah bin A'lawy Al-Haddad memaknai sebagai : *Al-Muraqabah Ma'a Allah* yang artnya : 


*Hamba yang selalu berusaha merasa serta sadar bahwa Allah SWT selalu bersamanya, mengawasinya, dan berada dekat dengannya (pengawasan tanpa jarak). Maka inilah yang dinamakan _tingkatan Ihsan_ yang menjadikan seorang hamba malu kepada Allah SWT atas kemaksiatannya, kemalasannya dalam melakukan taat serta kelalaiannya atas perintah Allah SWT* (An-Nasoih Ad-Diniyah : Dar Al-Hawi, Hal : 359).


*2. Ightinam Al-Wakt (Memahami Betapa Berharganya Waktu Itu Dan Betapa Beratnya  Pertanggung Jawabannya Atas Waktu  Kelak) :*


Jika seorang hamba tahu makna hakiki sebuah waktu, serta setiap hembusan nafas yang nantinya akan ada hisabnya, pastinya dia tidak akan rela membuang umurnya untuk hal yang sia-sia. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda berikut ini :


بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا


*Bersegeralah melakukan amalan shaleh sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia* (HR. Muslim No : 118).


Berkaitan dengan sabda Rasulullah SAW tersebut, Sayidina Ali bin Abi Thalib berkata sbb :


الناس نيام فإذا ماتوا انتبهوا


*Manusia semasa hidupnya lalai (atas waktunya), jika telah mati mereka akan menyesalinya*


*3. A'mal As-Shaleh U'wanus Sa'adah (Sadar Bahwa Amal Shaleh Ialah Tiket Keselamatannya Menuju Akhirat) :*


Setiap hamba pastinya kelak punya tempat kembalinya masing-masing. Pilihannya Surga atau Neraka ? Sebagaima Allah SWT Berfirman sbb : 


وَتِلۡكَ ٱلۡجَنَّةُ ٱلَّتِيٓ أُورِثۡتُمُوهَا بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ 


*Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan*  (QS. Az-Zukhruf Ayat : 72).


Selanjutnya Allah SWT juga berfirman sbb : 


فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِي رَحْمَتِهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ


*Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (sorga Nya). Itulah kemenangan yang nyata* (QS. al-Jatsiah Ayat :30)


*_B. Jadikanlah Dunia Sebagai Hiasan Hidupmu  :_*


Yang dimaksud dengan penggalan kalimat *_dunia sebagai hiasan hidupmu_* ? Artinya adalah perilaku yang bijaksana dalam menyikapi harta serta segala macam pernak pernik lainnya yang ada di dunia ini. Islam tak mengajarkan seseorang untuk pasrah serta menerima nasib dan meratapi hidup. Namun, Allah SWT dan Rasul Nya sungguh sangat  menyayangi umatnya yang rajin bekerja. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW berikut ini : 


 مَا كَسَبَ الرَّجُلُ كَسْبًا أَطْيَبَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَمَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَخَادِمِهِ فَهُوَ صَدَقَةٌ


*Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki kecuali dari hasil tangannya (hasil kerjanya) sendiri. Dan apa saja yang dinafkahkan oleh seorang laki-laki kepada diri, istri, anak dan pembantunya adalah sedekah* (HR. Ibnu Majah).


Selain itu, Islam juga   mengatur kadar harta seseorang agar tidak muncul sifat rakus dan tamak terhadap harta dunia. Oleh karena itu lah Islan mensyari'atkan zakat di dalam aturan hidup hambanya. Agar supaya sifat tamak dan rakus sedikit demi sedikit  dapat disingkirkan dari relung hati setiap hamba. 


Agar supaya syari'at tersebut dipatuhi oleh para hambanya, maka Allah SWT juga memberikan sebuah ancaman  kepada hambanya yang tetap bersifat tamak dan tidak mau membagi hartanya kepada orang lain. Ancaman tersebut  terdapat dalam firman Nya  berikut ini : 


وَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْنَهَا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙفَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ


*Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih*  (QS. At Taubah Ayat : 34)


Sifat tamak muncul karena sebab kecintaan serta keterkaitan hati seseorang hanba yang berlebihan terhadap  harta dunia. Oleh karena itu,  Islam  mengajarkan untuk menjadikan harta dunia *sebagai hiasan saja*, artinya menjadikan seseorang ringan tangan untuk membaginya.


Sikap Tamak akan menjadi cikal bakal serta sumber segala perbuatan yang tercela, seperti :  korupsi, merampas hak orang lain serta riba.


Pepatah mengatakan, *_dua hal yang tak akan ada habisnya : Ilmu serta Harta. Barangsiapa mabuk akan ilmu pengetahuan maka sungguh sangatlah terpuji. Dan barangsiapa mabuk akan harta maka tidaklah ia akan merasakan ketenangan hidup_*


Agar supaya sifat tamak dapat diminimalisasi, maka syariat Isam juga mengajak kepada kita untuk bersifat dermawan serta peduli terhadap keadaan orang lain. Sebagai mana Rasulullah SAW bersabda di bawah ini :


اصد قه تطفئ الخطیئه کما یطفئ النا ر المائ


*Sedekah itu menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api* (HR. Tirmidzi No. 614)


Mengacu pada sabda Rasulullah SAW tersebut di atas,  Al-Habib Abdullah bin A'lawy Al-Haddad bersenandung dalam syairnya berikut ini :


وما هذه الدنيا بدار إقامة# وما هي إلا كالطريق الى الوطن.


*Tidaklah dunia ini tempat menetap seorang hamba, melainkan hanyalah jalan yang ditempuh seorang hamba untuk sampai kepada tujuannya (akhirat)*


Sebaliknya, sifat tamak terhadap harta dunia sungguh sangat dibenci oleh Allah dan Rasulnya.  Sebagaimana  sabda Rasulullah SAW  di bawah ini :


إِنَّمَا أَهْلَكَ مَـنْ كَـانَ قَبْلَكُمُ الدِّيْنَارُ وَالدِّرْهَمُ، وَهُمَا مُهْلِكَاكُمْ


*Sesungguhnya dinar dan dirham telah membinasakan orang-orang sebelum kalian dan keduanya juga membinasakan kalian* (HR.  Al-Bazzar, V/51, No :  1612)


Semoga Allah SWT menyingkirkan sifat tamak dan gila harta dari hati kita.


*_C. Tempatkanlah Kematian Selalu Berada Di Pelupuk Matamu :_*


Maksud dari penggalan kalimat ini ialah agar kita selalu ingat, bahwa hakikat kehidupan seorang hamba di dunia ini hanyalah sementara.  Syariat  telah menjelaskan hakikat hidup di dunia serta tujuannya hanyalah untuk *_beramal shaleh serta ibadah kepada Allah SWT_*.  Sebagaimana Allah SWT berfirman berikut ini :


كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ


*Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan* (QS. Al Imran Ayat : 185)


Rasulullah SAW pun menjelaskan, tentang hakikat kehidupan kita  dunia ini,  seperti dalam sebuah  hadits berikut ini : 


كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل


*Jadilah kalian di dunia yang sementara ini seperti orang yang asing atau sedang menyeberang jalan (berbekal sesuatu yang ia perlukan saja untuk akhiratnya)*


Ketahuilah! sesungguhnya hal yang melalaikan seorang hamba dari hakikat kehidupan di dunia yang fana ini ialah panjang angan-angan.


Al-Imam Al-Ghazali Dalam Kitabnya Bidayatul Al-Hidayah berpesan sbb :


*Pikirkanlah umur yang singkat ini, meskipun kalian akan hidup selama 100 tahun misalnya, dibandingkan kehidupanh Akhirat kelak yang abadi. Kalian mampu menahan beban kehidupan dunia dengan bersusah payah mencari harta yang kalian jadikan modal kehidupan dunia fana' ini, sedang kalian lupa serta mengabaikan modal kehidupan abadi kalian kelak di Akhirat. Maka mempersiapkan bekal atas kehidupan abadi Akhirat kelak lebih urgen daripada bekal dunia yang sementara, sedangkan kalian tahu bahwa ajal akan menjemput* (Bidayatul Hidayah karya Al-Imam Al-Ghazali)


Adapun ingat atas kematian memiliki faedah yang sangat melimpah. Sebagaimana  Al-Habib Abdullah bin A'lawy Al-Haddad menjelaskan tata cara seseorang tuk ingat akan kematian, yakni : 


1. Jika kalian melihat suatu perbuatan yang menurut syari'at baik serta ingin jika ajal menjemput, kau dalam kondisi melakukannya maka istiqomahlah melakukan hal tersebut.


2. Sebaliknya jika kalian melihat suatu perkara yang sekiranya kalian tak ingin jika ajal menjemput, sedang kondisi kalian melakukan hal tersebut, maka hindarilah perbuatan itu. Sungguh hal tersebut memberikan manfaat besar untuk mendorong mindset seseorang ingat atas kematian. (An-Nasoih Ad-Diniyah, cet: dar Al-Hawi, hal: 63)


Sungguh Allah SWT mencela seseorang yang lalai akan kehidupan abadinya kelak di akhirat, serta memberikan pesan kepada mereka dalam firmanNya berikut ini :


وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهٖٓ اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ەۙ لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ ۗوَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى


*Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal* (QS. At Thah Ayat : 131)


Semoga Allah SWT jadikan kita hamba yang sadar akan hakikat hidup di dunia ini, yang dengannnya mampu melahirkan  etos  beribadah yang istqonah kepadaNya, aamiin YRA

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS