Ticker

6/recent/ticker-posts

OBJEK WISATA GUNUANG PADANG SERTA NUANSA SEJARAH YANG ADA DIDALAMNYA



OLEH 

TAZSYA PUTRI SELINDRA 

MAHASISWA JURUSAN MINANGKABAU 

FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS ANDALAS


Padang, Sumatera Barat terkenal dengan berbagai cerita bersejarah dahulunya.Salah satu objek wisata yang menyajikan keindahan alam Kota Padang yang dapat dilihat dari dataran tinggi ialah Gunung Padang. Gunung Padang adalah sebuah bukit kecil dengan ketinggian puncak sekitar 80 meter di atas permukaan laut yang letaknya berada di seberang selatan dari muara Batang Arau dan termasuk dalam wilayah Kecamatan Padang Selatan Kota Padang. 


Perkembangan pariwisata di Indonesia bukan hanya sekedar alam dan budaya, juga terdapat cerita rakyat baik itu legenda maupun mitos yang telah turun temurun. Sebagai salah satu contoh ialah cerita Siti Nurbaya. Untuk menunjukkan kebenaran cerita tersebut, hadirlah makam di lereng bukit. Siapa sih yang tidak tau cerita ini? Hampir diseluruh penjuru nusantara menggunakan nama tokoh dari cerita ini untuk sebuah kejadian yang sudah dikenal sangat kuno dan tidak kekinian. Si gadis yang dijodohkan oleh keluarga akibat permasalahan hutang piutang yang tidak terselesaikan. Sehingga, mau tidak mau Siti Nurbaya harus menikah dengan Dt. Maringgih demi menebus semua permasalahan yang menimpa keluarganya.


Kisah Siti Nurbaya ini semakin kuat dengan adanya peninggalan sejarah berupa makam yang terletak di lereng gunung bernama Gunung Padang di Sumatera Barat.  Makam ini merupakan milik dari salah satu tokoh cerita yakni makam Siti Nurbaya. Keberadaan makam ini dikabarkan bahwa sosok Siti Nurbaya dan tokoh pria yang menjadi cintanya Nurbaya bernama Samsul Bahri pertama kali bertemu di dekat kawasan gunung tersebut. Sehingga makam tersebut menjadi saksi bisu dari kisah cinta yang pilu sosok Siti Nurbaya.


Ada mitos yang terjadi di makam ini dahulunya menurut cerita yang saya dengar. Mitos tersebut adalah adanya larangan bagi pengunjung yang sedang berziarah di makam untuk mengambil foto makam. Larangan ini mungkin bertujuan untuk lebih menghargai kawasan spiritual tersebut. Namun kini sepertinya larangan tersebut sudah tidak lagi menjadi hal yang tabu. Banyak masyarakat dan juga pengunjung lainnya berfoto bersama makam ini. 


Untuk menjangkau kawasan wisata ini, pengunjung harus melewati Jembatan Siti Nurbaya menyeberang ke jalan yang menuju pintu gerbang kawasan wisata Gunung Padang (jalan ini juga riute yang dilalui ke Pantai Air Manis). Sampai di gerbang, pengunjung hanya bisa naik dengan berjalan kaki setelah membeli tiket di loket tiket masuk. Bagi pengunjung yang ingin memasuki daerah pantai ini dikenakan tarif Rp. 5000, biaya tersebut juga telah termasuk biaya parkir kendaraan dan keamanan.


Perjalanan menuju makam ini memiliki pemandangan yang sangat indah. Terdapat beberapa peninggalan sejarah lainnya berupa meriam dan benteng-benteng kecil peninggalan penjajah zaman dahulu. Hal ini membuat kondisi jalan menjadi lebih tenang dan terlihat sangat bersejarah.


Kawasan makam dari Gunung Padang ini kini telah menjadi kawasan wisata yang memiliki banyak pengunjungnya. Mulai dari anak-anak hingga orang tua berkunjung ke tempat ini.  Selain pemandangan dan suasana perjalanannya yang indah, jalan yang mendaki dengan banyak anak tangga membuat wisatawan berolahraga dan menghirup udara segar disekitar kawasan wisata ini. 


Akibat adanya fenomena cerita dan diperkuat oleh kehadiran makam ini, perekonomian masyarakat sekitar sedikit terbantu. Masyarakat menjadi memiliki aktifitas sosial yang mengahsilkan. Diantaranya membuka warung disekitaran lokasi wisata, menjadi penjaga loket dan tukang parkir, serta ada yang menjadi tour guide untuk pengunjung situs budaya yang membutuhkan informasi sejarah tentang gunung, makam, dan benda lainnya yang ditinggalkan pada zaman penjajahan dahulu.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS