Ticker

6/recent/ticker-posts

Tidak Zamannya Lagi Bercita Cita Ingin Menjadi 'Tokoh' Pemuda



Oleh: Obral Caniago


(Penulis: Obral Caniago, adalah: Journalist) 



Tidak zamannya lagi ingin menjadi tokoh pemuda. Maksudnya, bukanlah keliru pula jika ada yang bercita cita ingin menjadi tokoh pemuda. 


Karena kehidupan orang zaman sekarang sudah tergabung didalam kelompok birokrasi, politisi, akademisi, abdi negara, pengusaha, lembaga sosial masyarakat, dan pengusaha yang bergerak dibidang biro serta jasa. 

Terus anda mau ambil bagian mana lagi, selain para mubaligh, pendiri yayasan, dan penggerak koperasi. 


Seorang tokoh pemuda versi saya, adalah orang orang yang berada diluar dari koridor diatas. Bila menghindari dari koridor tersebut diatas ini maka sulitlah anda menamakan diri anda sebagai siapa. Karena selain dari kelompok ini ada juga nama kelompok organisasi masyarakat. 

Kelompok ini ada hubungannya antara vertikal, lokal, dan nasional. 

Semua sistim tersebut diatas mulai pimpinan nasional sampai pada pemimpin di daerahnya tunduk pada pimpinan pusatnya. 


Terus anda mau mengambil yang mana lagi jika anda bercita cita ingin menjadi tokoh pemuda.


Hanya satu langkah yang dapat di kejar lagi, yakni Tobat, dan Minta Ampunan dari segala dosa dosa anda, minta ampunan segala dosa dosa ibu dan bapak anda, serta minta ampunan dari segala dosa dosa keturunan anda atas keyakinan yang anda anut menurut kaedah dari agama masing masing yang anda peluk. 

Karena, nyaris semua insan yang terlahir di muka bumi ini sudah ada nama kelompoknya. 

Mulai usia bayi dan sampai pada orang yang telah berusia lansia. 


Kalau di sebuah lembaga jenjang pendidikan dari jenjang pendidikan usia dini sampai pada jenjang perguruan tinggi sudah ada pula nama kelompoknya. 

Kita ambil contoh dari sebuah lembaga perguruan tinggi, mulai dari yang berstatus mahasiswa/wi, kelompok himpunan mahasiswa dan kelompok presiden eksekutif mahasiswa, dan didalamnya ada pula kelompok badan eksekutif mahasiswa. 


Berkaca dari sebuah sebutan nama "Tokoh Pemuda", masihkah ada nama tokoh pemuda  ?

Karena belum ada sebutan kelompok ahli yang dapat untuk menyatakan bahwa seseorang itu adalah 'tokoh' pemuda.

Menurut versi saya, tidak ada lagi sebutan sebuah nama "Tokoh Pemuda".

Karena, nyaris semua orang terlahir ini sudah masuk ke dalam kelompok tertentu dengan sebutan nama sebuah kelompok tertentu pula. 

Terkait ini, jika anda menamakan diri anda tokoh pemuda, tentu orang bertanya tentang kartu tanda anggota (KTA) anda. Selagi anda sudah berada dalam wadah satu kelompok tertentu, mulai dari orang yang digaji pemerintah dan swasta, dan atau juga selagi dalam wadah anda disupport dengan menggunakan anggaran pemerintah, maka anda sesuai dengan versi saya, anda bukanlah "Tokoh Pemuda". Karena anda telah tergabung didalam wadah dari kelompok tertentu, itu. 


Pada zaman dahulu kala, orang bisa disebut sebagai tokoh pemuda mereka berasal dari sebuah karya tanpa diikat oleh sebuah nama dari kelompok tertentu atau wadah tertentu. 

Mereka lahir dari sebuah cita cita dan dikenal dari mulut ke mulut atas sebuah karyanya yang bernama sebuah "Buku". Dari karya sebuah buku yang ditulisnya, pernah atau belum ikut membaca dari tulisan karyanya, orang orang sudah tahu apa isi pemikirannya. Nah, ini versinya tokoh pemuda pada zaman dahulu kala. 


Selanjutnya, anda sekarang mau bercita cita sebagai tokoh pemuda menurut versi siapa  ?


Pada dasarnya, di zaman melenial dan era digital ini sangat sulit untuk menemukan seorang tokoh pemuda. 

Seyogianya, sekarang zaman lapisan orang orang nyaris sudah tergabung didalam wadah organisasi, dan kelompok tertentu. 

Kecuali pada zaman sekarang orang bisa cepat dikenal bila mereka punya kepentingan dan memiliki modal besar untuk mencapai tujuannya. 

Belum menjadi 'Tokoh Pemuda', pun mereka sudah bisa tersohor dalam wilayah yang mereka inginkan, jika ia telah berencana memasuki ranah publik, dan bila mereka punya biaya besar untuk mereka lepas. Tidak pula harus menjadi 'tokoh' pemuda'.


Maka saya sebutkan, "tidak ada lagi tokoh pemuda".

Kecuali, yang ada para orang kaya dan orang miskin. Birokrat dan pejabat. Politisi dan orang orang yang sedang bermimpi, serta pemborong dan pembohong. Anak sholeh dan orang sholeh, orang yang belum tobat dan orang yang sudah tobat. Pemberi dan sipenerima, serta banyak lagi yang lainnya. 

Tetapi 'tokoh pemuda' sudah 'tidak ada' lagi, bro.

Sebab, versi sekarang orang yang berawal seperti kakek, anak dan cucu 'elang', maka dalam keturunan dalam satu keluarga itu menjadi dan akan menjadi anak 'elang', pula. 

Dan, mimpilah kekek, anak, dan cucu ayam akan berubah menjadi 'elang'. 

Karena kehidupan kejayaan ekonomi-lah yang mengekang sebuah kelompok keluarga yang demikian ceritanya. 

Satu keluarga merupakan satu kesatuan sebuah kerajaan kecil jika dibandingkan dengan versi ekonomi. Siapa yang 'menguasai' ekonomi, maka dia akan dapat menguasai dunia diwilayahnya. Akibatnya, dampak positif ekonomi yang mereka miliki sesuai level kekayaannya, maka strata cita cita yang mereka inginkan akan dapat bisa digapainya. 

Semoga anda menjadi 'tokoh pemuda' dalam ibadah anda.(*).

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS