Fitrah Azzahra
Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.
Perguruan Silek Sari Mandi Angin terletak di Desa Salido Sari Bulan yang berada di kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan sebelah utara berbatasan dengan Kota Padang, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok dan Provinsi Jambi, sebelah selatan dengan Provinsi Bengkulu.dan sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Indonesia.
Perguruan Silek Sari Mandi angin ini berdiri sejak tahun 2009, Perguruan silek ini merupakan pecahan dari Perguruan Silek Sari Bungo Rampai yang ada di Solok tepatnya di Sukarami. Perguruan Silek bungo rampai ini termasuk sebuah sanggar yang tidak hanya mengajarkan seni bela diri Silek tetapi juga mengajarkan seni bela diri yang lain seperti Pencak silat, Pancak, Silek, Silek thai dan kesenian lain seperti Tari dan Randai Dahulu, Salah seorang murid yang sudah mencapai tingkat tinggi dalam Silek perguruan Silek Bungo Rampai bernama Ujang yang berasal dari Nagari Salido Sari Bulan berinisiatif untuk mendirikan lagi perguruan Silek di Desanya agar bisa berbagi ilmu kepada masyarakat tempat ia berasal.
Inisiatif pak Ujang kemudian di dukung oleh gurunya kemudian di izinkan membuka Perguruan Silek di Nagari Salido Sari Bulan tetapi tetap pada dasar dasar yang ada di Sari Bungo Rampai karena Perguruan yang didirikan nanti adalah pecahan dari Perguruan Silek Sari Bungo Rampai yang akan tetap bersatu sampai kapanpun tidak bisa putus. Sehingga pak Ujang dan Gurunya memberi nama Perguruan Silek ini adalah Sari Mandi Angin. “Sari” mendadakan perguruan ini turunan dari Sari Bungo Rampai dan “ Mandi Angin” merupakan nama kampung tempat Perguruan ini berada yaitu Dusun Mandi Angin. Secara keseluruhan Sari Mandi Angin bermakna kedamaian, kesabaran, dan jauh dari sifat sombong dan angkuh. Dengan tujuan selain bela diri, dapat mencipatakan generasi yang tawaduk dan berpedoman kepada ajaran adat dan islam, dan dapat dipergunakan oleh murid murid dimanapun ia berada baik itu ilmu bela dirinya maupun hakikat moral dan tingkah laku yang diajarkan di perguruan Silek Sari Mandi Angin ini.
Awal mulanya, Silek dari perguruan Silek Sari Bungo Rampai berasal dari Gonjo Pasir Pangiraian, Riau. Karena guru yang bernama pak pirin menikah dengan orang solok dan kemudian mendirikan sebuah sanggar yang bernama Sari Bungo Rampai. Kenapa di beri nama tersebut, karena pada awal didirikan Perguruan ini Pak Pirin mengajar murid muridnya disebuah lapangan besar yang di kelilingi tanaman Bungo Rampai yang lebat dan mekar di bawah Gunung Talang Solok.
𝗦𝘆𝗮𝗿𝗮𝘁 𝗕𝗲𝗿𝗴𝘂𝗿𝘂, 𝗽𝗮𝗸𝗮𝗶𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗴𝗲𝗿𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗿𝗴𝘂𝗿𝘂𝗮𝗻 𝘀𝗶𝗹𝗲𝗸 𝗦𝗮𝗿𝗶 𝗠𝗮𝗻𝗱𝗶 𝗔𝗻𝗴𝗶𝗻
Perguruan silek ini memakai gerak yang di namakan “gerak langkah tigo” yang mana dipakai juga oleh perguruan silek Sari Bungo Rampai. Dalam gerak langkah tigo ini juga mempunyai masing masing tiga pecahan lagi, sehingga terbentuk sembilan langkah dasar yang menjadi pokok yang tidak boleh di tinggalkan oleh murid murid perguruan silek ini. Orang orang terdahulu melihat gerakan ini seperti Silat Harimau, tetapi pak Ujang guru silat Sari Mandi Angin ini tidak mau memasukan ke dalam golongan Silek Harimau karena pak Ujang takut muridnya tidak dapat memahami makna dari gerakan gerakan yang diajarkan yang mana berdasarkan ajaran islam.
1.Langkah berbentuk huruf lam dalam huruf Hijaiyah
Langkah satu ini menyebut “ Subhanallah”. mempunyai tiga pecahan, yaitu :
- Kata
- Aula
- Santun
2.Langkah berbentu huruf ba dalam huruf Hijaiyah.
Langkah dua ini menyebut “ alahmdulillah”. mempunyai tiga pecahan, yaitu :
- Lailun artinya Bersatu semua murid murid dari jenis bela diri apapun. Maknanya tidak ada lawan.
- Sunnah artinya mengikat tali persaudaraan
- li la artinya cahaya malam, berguna ketika sedang menghadapi kegelapan, kemudian disambut dengan alif yang berarti berdiri ke jalan yang lurus.
3.Langkah berbentu huruf ta dalam huruf Hijaiyah.
Langkah tiga ini menyebut “ allahuakbar”. mempunyai tiga pecahan, yaitu:
- tabiyah artinya berpikir sebeum bertindak
- tahinah artinya pertahana diri.
- allahi artinya berdiri dijalan dan perintah allah, jangan memakai sifat sombong dan angkuh ketika telah menguasai langkah langkah yang telah diajarkan.
Dalam ke sembilan jurus dari langkah tigo diatas digabungkan lagi kedalam tiga tingakatan yaitu kata, tendang dan jipsu. Gerakan yang disebut langkah tigo ini, berisi pujian pujian kepada allah, tasbih, tahmid dan tahlil yaitu “subhanallah walhamdulillah, walailahaillallah wawlahuakbar”. gerakan silek ini diawali dengan tegak berdiri seperti huruf “ alif” yang mana lebar kaki sejajar dengan lebar bahu.
Jika seorang murid telah menguasai sembilan jurus tersebut, maka apapun jenis jurus bela diri lainnya akan dapat dikuasai dengan mudah.
Perguruan Silek ini memakai pakaian hitam Taluak Balango dengan saku kiri kanan, menandakan silek ini berasal dari Minangkabau .Disini Tingakatan kepandaian murid tidak berdasarkan sabuk, tetapi sebuah lambang. Yaitu :
Lambang pertama yaitu huruf “la”
Lambang kedua yaitu huruf “ba”
Lambang ketiga yaitu huruf “ta”
Lambang yang paling tinggi yaitu gambar “ keris” yang telah menguasai sembilan jurus dari gerak langkah tigo.
Syarat syarat berguru di Perguruan Silek Sari Mandi Angin
1.Seekor ayam (salah seorang murid) kemudian dimasak dan dimakan bersama sama guru dan murid murid lainnya.
2.Izin dari orang tua
3.Uang ala kadar ( seiklasnya)
Eksistensi Perguruan Silek Sari Mandi Angin.
Seni bela diri silek di Nagari Salido Sari Bulan sekarang ini tidak begitu eksis lagi, karena kurangnya kesadaran masyarakat, pemuda dan pemerintah setempat untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian bela diri ini, yang padahal menjadi ciri khas dan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung karena Nagari Salido Sari Bulan ini memiliki potensi wisata yang bagus.. Silek hanya dihidupkan ketika ada acara acara tertentu seperti menanti tamu dan acara Balimau Paga dalam menyambut Bulan suci Ramadhan. Tetapi Perguruan Silek Sari Mandi Angin tetap berjalan dengan kesederhaan dan semangat para murid dan gurunya pak Ujang, karena bisa dikatakan Perguruan Silek ini tidak begitu mendapatkan dorongan dari pemerintah Nagari. Pak Ujang berharap pemerintah Nagari dapat menghidupkan kesenian kesenian di Nagari ini tidak hanya untuk acara acara tertentu tetapi harus dikembangkan secara konsisten agar bisa maju dan tampil keluar daerah.
Perguruan Silek Sari Mandi Angin ini belum mempunyai pakain Silek yang lengkap bahkan bisa dikatakan hampir semua murid tidak memiliki baju silek. Selain itu medan tempat berlatih mereka juga belum dikondisikan dengan baik. Hal itu dikarenakan Pak Ujang tidak mempunyai dana untuk membeli baju Silek dan peralatan lainnya, Pak Ujang juga tidak ingin membebankan kepada murid karena Pak Ujang mengerti bagaimana susahnya perekonomian orang tua mereka. Dengan itu Pak Ujang berharap Pemerintah Nagari dapat membantunya dalam pengurusan SK Dinas Pariwisata Pesisir Selatan supaya nantinya Pak Ujang dalam mengajukan proposal untuk mencari dana membeli pakain dan kebutuhan Silek lainnya.
Seharusnya pada zaman sekarang yang telah memiliki kemajuan teknologi kita harus lebih lagi mengupayakan pelestarian kebudayaan dan kesenian agar tidak lenyap begitu saja tertelan zaman, sebagai masyarakat Minangkabau yang erada di Pesisir Selatan khususnya harus lebih peka lagi eterhadap eksistensi tradisi, kesenian yang sudah mulai pudar ini. Kemajuan teknologi dan pengaruh media sosial hendaknya dapat membantu pelestarian kesenian Silek di Minangkabau. Sehingga tidak hanya dapat melestarikan kebudayaan hal ini dapat menunjang wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Barat dan Pesisir Selatan Khususnya karena eksistensi kesenian yang masih terjaga.
0 Comments