Sivitas akademika Universitas Negeri Padang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pemahaman dan baca Alquran dan meningkatan kualitas ibadah.
Salah satunya untuk itu adalah melalui kegiatan Subuh Mubarak yang rutin kurang lakukan pada setiap Jumat pagi.
Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Prof. Ganefri, Ph.D. menyampaikan hal itu dalam sambutannya pada kegiatan Subuh Mubarak UNP yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Pendidikan dan diikuti oleh pimpinan dan sivitas akademi pendidikan, secara virtual Jumat pagi (24/09/2021).
Pada kesempatan itu, Rektor UNP Prof. Ganefri, Ph.D. juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kesediaan Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, M.A.dan masih menyempatkan diri sebagai penceramah pada kegiatan Subuh Mubarak UNP secara virtual ditengah panedemi Covid 19 ini.
Dalam ceramahnya, dengan topik "Penguatan Pendidikan yang Qurani di Era Revolusi 4.0", Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, M.A menjelaskan, Quran adalah sebagai sumber utama namun belum menjelaskan secara rinci tentang ibadah, misalnya, setelah itu dijelaskan lagi di dalam hadis, dan lebih rinci lagi dijelaskan melalui ulama.
Masa laulu Nabi Muhammad diperintahkan oleh Allah mendidik masyarakat Arab yang belum Islam berdasarkan firman Allah, sehingga Nabi Muhammad dapat menjelaskan dengan isi dan struktur yang luar biasa.
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, M.A mengimbau para pendidik, ustaz, penceramah agar mampu membaca Alquran secara baik dan secara benar. "Para pendidik, ustadz, penceramah harus mampu membaca Alquran dengan baik dan dengan benar," ungkap Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, M.A.
Menurutnya, salah satu keajaiban Alquran setelah 15 abad, Alquran tidak mengalami perubahan satu huruf pun karena Alquran dipelihara melalui para penghapal Alquran, kemudian keajaiban Alquran adalah dapat dihapal oleh orang-orang yang mau menghapal walaupun tidak paham isi Alquran tersebut.
Ia menyebutkan, orang awam atau siapa pun yang tidak memahami isi Alquran atau tidak paham artinya, tetapi orang tersebut akan bisa menghapal Alquran jika mau atau memiliki motivasi untuk menghapalnya
Disisi lain, ilmu pengetahuan semestinya dibangun dan dikembangkan setelah menguatkan atau setelah membangun karakter, spiritual, dan akhlak.
"Ilmu juga harus dibangun dengan kearifan. Hati harus dijadikan tempat bersemayamnya kebenaran sehingga selanjutnya hati akan menerima kebenaran dan tidak menerima ketidakbenaran," tambahnya
0 Comments