Ticker

6/recent/ticker-posts

KIAT MENJAGA KEHARMONISAN KELUARGA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN*


Prof.D Dr. H.Asasriwarni MB Guru Besar UIN IB/ Ketua Dewan Pertimbangan MUI Propinsi Sumbar



Al-Qur’an menyebutkan bahwa terbangunnya sebuah rumah tangga (keluarga) yang harmonis adalah  merupakan kenikmatan  yang sangat agung. Dikatakan demikian,  karena hanya melalui *_Sebuah Keluarga Yang Harmonislah_* akan dapat melahirkan generasi  Islam yang handal. Oleh karena keberadaan Keluarga Yang Harmonis di tengah-temgah kehidupan kita perlu  dijaga. Menurut Al-Qur'an ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan agar   keharmonisan keluarga tetap dapat terjaga, yakni :


*_A. Selalu Melihat Pasangan Sebagai Seorang Sahabat Dalam Menjalani Perjalanan Hidup Yang Setara :_*


Dalam hal kewajiban dan hak tentu suami dan istri memiliki peran yang berbeda. Akan tetapi, setiap dari keduanya tidak boleh merasa lebih tinggi derajatnya dari yang lain. Justru kelebihan yang Allah berikan di antara keduanya adalah bekal untuk mengemban tanggung jawab dalam keluarga.  


Bagaimana tidak ? Meskipun keduanya diciptakan dengan kepribadian dan bentuk yang berbeda secara fisik, akan tetapi Al-Qur’an tidak pernah menyebut seorang istri dengan *_lafal zaujah_* (زوجة). Justru, Al-Qur’an menyebut istri dengan *_lafal zauj_*  (زوج), seperti pada ayat Al Qur'an berikut ini :  


  يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا  


*Wahai manusia ! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya...”* (QS.  An-Nisa Ayat : 1).


  هُوَ ٱلَّذِی خَلَقَكُم مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنۡهَا زَوْجَهَا  


*Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya* (QS Al-A’raf Ayat : 129).  


Dalam bahasa Arab, *_lafal zauj_* (زوج) dipakai untuk makna suami sedangkan *_lafal zaujah_*  (زوجة) dipakai untuk makna istri. Akan tetapi Al-Qur’an menyebut istri dengan *_lafal zauj_*  (زوج) selayaknya menyebut seorang suami.  


Ibnu Asyur dalam tafsir Tahrir wa Tanwir menyatakan, bahwa :  *penyebutan tersebut sebagai pertanda bahwa ketika seorang laki-laki dan perempuan menikah maka _keduanya memiliki kesetaraan sebagai dua insan yang bersatu dalam biduk rumah tangga_*. Masing-masing adalah belahan jiwa bagi pasangannya. Sebagaimana Al-Qur’an menyebut laki-laki dan perempuan adalah setara di hadapan Allah. Hal ini sesuai dengan Ayat Al-Qur'an di bawah ini : 


اَنِّيْ لَآ اُضِيْعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنْكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى بَعْضُكُمْ مِّنْۢ بَعْضٍ  


*“… Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain…”* (QS. Ali Imran Ayat : 195).  


Lebih jauh lagi, dalam ayat yang lain Al-Qur’an juga menyebutkan sbb :


  هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ  


*“…Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka…”* (QS. Al-Baqarah Ayat : 187).  


Dr. Muhammad Sayyid Thanthawi dalam tafsir al-Wasith menyatakan, bahwa : *untaian ayat ini sebagai sebuah gambaran paling sempurna dalam menjelaskan hubungan suami-istri yang tak dapat dipisahkan dalam kasih sayang, _seolah-olah masing-masing adalah pakaian bagi pasangannya_*.  


Uniknya, ketika suami-istri tidak mencapai keserasian dalam rumah tangga baik dalam perilaku maupun aqidahnya, Al-Qur’an menyebut *_istri bukan dengan lafal zauj_* melainkan memakai *_lafal imraah_* (امرءة). Sebagaimana Al-Qur’an menyebut istri Nabi Nuh dan Nabi Luth yang enggan untuk beriman kepada suami mereka. Seperti pada ayat Al Qur'an berikut ini :


  ضَرَبَ ٱللهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱمْرَأَتَ نُوحٍ وَٱمْرَأَتَ لُوطٍ  


*"Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luth…”* (QS At-Tahrim Ayat : 10).  


*_B. Selalu Menambah Semangat Beribadah Kepada Allah :_*


Hal ini sangat penting karena adanya kasih sayang antara suami dan istri termasuk nikmat yang Allah berikan. Allah lah yang memantapkan hati suami-istri untuk saling mencintai dan menyayangi dalam ikatan rumah tangga. Karena, Allah lah yang memiliki sifat Muqallibal Qulub (Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati).


Padahal, sebelum adanya ikatan pernikahan calon suami-istri belum menikmati cinta yang begitu dalam di antara keduanya. Namun demikian, penting juga dicatat, ketika Allah murka kepada suami-istri akibat dosa-dosa mereka bisa jadi Allah akan memutuskan ikatan cinta di antara keduanya.  


Sebagaimana Ayat Al-Qur’an menyebutkan di bawah ini :


وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ


*Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir* (QS Ar-Rum Ayat : 21).  


*_C. Berdoalah Selalu Agar Pasangan Menjadi Penyejuk Hati :_*


Selalu berdoa agar Allah SWT senantiasa menjadikan pasangannya sebagai penyejuk hatinya. Sebagaimana firman Allah dakam Ayat Al Qur'an di bawah ini :


  وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا  


*Dan orang-orang yang berkata : ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa* (QS. Al-Furqan Ayat : 74).  


Dalam ayat ini, Al-Qur’an menggenapi sifat orang-orang shaleh yang Allah juluki mereka dengan *_ibad ar-rahman_*  (hamba milik Dzat Yang Maha Pengasih) dengan sifat selalu berdoa bagi pasangan hidupnya dan keturunannya agar senantiasa menjadi penyejuk hati mereka.  


Tak hanya itu, Dr. Muhammad Sayyid Thanthawi dalam tafsir Al-Wasith menyebutkan, bahwa :  tafsir dari *“jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa”* adalah harapan mereka agar menjadi panutan bagi orang-orang bertakwa baik dalam lembutnya perbuatan mereka maupun halusnya perkataan mereka.


Walhasil, orang-orang bertakwa menurut Al-Qur’an adalah orang-orang yang paling berbuat baik kepada pasangannya baik dalam perbuatan maupun perkataan mereka. Sebagaimana sabda Radulullah SAW dalam sebuah hadits berikut ini :  


قال رسول الله خياركم خياركم لنساءكم لا يضربن أحدكم ظعينته ضربه أمته.  


*Rasulullah bersabda : Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istri. Janganlah kalian pukul istri kalian seperti halnya kalian memukul budak-budak kalian* (HR Al-Baihaqi).  


Semoga hidup kita semakin bermanfaat dan berkah, aamiin YRA

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS