Ticker

6/recent/ticker-posts

KEJUJURAN ADALAH KUNCI SUKSES MENUJU SURGA*


Prof.Dr.H.Asasriwarni Guru Besar UIN IB/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar


*_A. Kategori Kejujuran :_*


Salah satu akhlak menonjol dari Rasulullah SAW adalah  *_shidiq (jujur)_*. Shidiq berarti benar atau jujur. Lawan dari  shidiq adalah  *_kizb (dusta, bohong)_* .  Akhlak jujur seperti Rasulullah SAW adalah wajib dimiliki oleh setiap muslim dan muslimah kapan dan dimana pun  berada. Seorang muslim dituntut senantiasa berada dalam  kondisi  jujur lahir batin, baik : (1) Jujur dalam hati (shidq al-qalb), (2) jujur dalam perkataan (shidq al-hafits) maupun (3) jujur dalam perbuatan (shidq al-`amal).


*1. Jujur Dalam Hati _(Shidq Al Qalb) :_*


Yang dimaksud dengan jujur dalam hati adalah Jujur dalam niat dan dalam kemauan _(shidqu an-niyyah wa al-`azm)_ 


Yang dimaksud jujur dalam niat dan kemauan adalah melakukan segala sesuatu dilandasi motivasi hanya karena dalam kerangka mendapatkan ridha Allah SWT. Nilai sebuah amal di hadapan Allah SWT sangat ditentukan oleh niat atau motivasi seseorang. Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang sangat populer menyatakan bahwa sesungguhnya segala amal manusia ditentukan oleh niatnya, yakni : 


فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ


*Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju* (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari No. 1 dan Muslim No. 1907]


 Selain itu, seorang muslim harus senantiasa menimbang-nimbang dan menilai segala sesuatu yang akan dilakukan apakah benar dan bermanfaat. Apabila ia sudah yakin akan kebenaran dan kemanfaatan sesuatu yang akan dilakukan, maka tanpa ragu-ragu lagi akan ia lakukan. Kadang sesuatu yang benar belum tentu bermanfaat di masyarakat tertentu. Demikian juga sesuatu yang bermanfaat belum tentu benar. Oleh karena itu, pertimbangan benar dan bermanfaat secara bersamaan perlu dikedepankan.


*2. Jujur Dalam Perkataan _(Shidq Al Hafits) :_*


a. Jujur Dalam Perkataan  _(Shidqu Al-Lisan)_ :


Jujur dalam bertutur kata adalah bentuk kejujuran yang paling populer di tengah masyarakat. Orang yang selalu berkata jujur akan dikasihi oleh Allah SWT dan dipercaya oleh orang lain. Sebaliknya, orang yang berdusta, meski hanya sekali apalagi sering berdusta maka akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Rasulullah SAW mengingatkan :


اضمنوا لي ستة أضمن لكم الجنة ، أصدقوا إذا حدثتم ، وأوفوا إذا وعدتم ، وأدّوا إلى ائتمنتم ، واحفظوا فروجكم ،

وغضوا أبصاركم ، وكفوا أيديكم


*Jaminlah kepadaku enam perkara dari diri kalian, niscaya aku menjamin bagi kalian surga: jujurlah jika berbicara, penuhilah jika kalian berjanji, tunaikan jika kalian dipercaya, jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian, dan tahanlah tangan kalian*. (HR Hakim)


b  Jujur Ketika Berjanji  _(Shidq Al-Wa`ad) :_


Seorang muslim yang jujur akan senantiasa menepati janji-janjinya kepada siapapun, meskipun hanya terhadap anak kecil. Rasulullah SAW bersabda :


من قال لصبي : تعال هاك ثم لم يعطه فهي كذبة


*Barang siapa yang berkata kepada anak kecil, mari kemari, saya beri korma ini, kemudian dia tidak memberinya, maka dia telah melakukan kebohongan* (HR. Ahmad)


Orang yang sering mengingkari janji juga akan kehilangan kepercayaan orang lain, bahkan akan mendapatkan label munafik, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :


آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ


*Ciri-ciri orang munafik ada tiga, yaitu: jika berkata ia dusta, jika berjanji, ia ingkar, dan jika dipercaya, ia berkhianat*  (HR. Bukhari Muslim)


Allah memberi pujian orang-orang yang jujur dalam berjanji. Dia memuji Nabi Ismail AS yang menepati janjinya sebagai berikut :


وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا


*Dan ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ismail di dalam al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang jujur janjinya, dan dia adalah seorang Rasul dan Nabi* (Qs. Maryam Ayat : 54)


*3. Jujur Dalam Perbuatan _(Shidq Al-'Amal) :_*


a. Jujur Dalam Bermu’amalah _(Shidq Al-Mu’amalah) :_


Jujur dalam niat, lisan dan jujur dalam berjanji tidak akan sempurna jika tidak dilengkapi dengan jujur ketika berinteraksi atau bermu’amalah dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW di bawah ini : 


مَا خَطَبَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلاَّ قَالَ: لاَ إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ، وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ


*Tidaklah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkhotbah kepada kami kecuali berkata, “Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki sifat amanah. Tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji* (HR. Ahmad, al-Bazzar, ath-Thabarani, dan Ibnu Hibban : Lihat Shahih at-Targhib No. 3004)


 Seorang muslim tidak pernah menipu, memalsu, dan berkhianat sekalipun terhadap non muslim. Ketika ia menjual tidak akan mengurangi takaran dan timbangan. Pada saat membeli tidak akan memperberat timbangan dan menambah takaran. Orang yang jujur dalam bermu’amalah juga senantiasa bersikap santun, tidak sombong dan tidak pamer (ria). Jika orang tersebut melakukan atau meninggalkan sesuatu, semuanya dalam koridor Allah SWT. Ia tidak tamak dan serakah dalam bermu’amalah. Barang siapa yang selalu bersikap jujur dalam bermu’amalah maka dia akan menjadi kepercayaan masyarakat. Semua orang akan merasa nyaman dan aman berinteraksi dan bermu’amalah dengannya.


b. Jujur Dalam Berpenampilan Sesuai Kenyataan _(Shidq Al-Hal) :_


Seorang yang jujur akan senantiasa menampilkan diri apa adanya sesuai kenyataan yang sebenarnya. Ia tidak memakai topeng dan baju kepalsuan, tidak mengada-ada dan menampilkan diri secara bersahaja. Rasulullah SAW bersabda :


الْمُتَشَبِّعُ بِمَا لَمْ يُعْطَ كَلَابِسِ ثَوْبَيْ زُورٍ


*Orang yang merasa kenyang dengan apa yang tidak diterimanya sama seperti orang yang memakai dua pakaian palsu*  (HR.Muslim)


Maksud hadits di atas adalah orang yang berhias dengan sesuatu yang bukan miliknya supaya kelihatan kaya, ia sama seperti orang yang memakai dua kepribadian. Orang yang memiliki sifat shidq al-hal tidak akan memaksakan diri untuk memiliki dan menikmati sesuatu yang di luar jangkauan kemampuannya. Dia sudah merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang telah dimilikinya, sembari berikhtiar untuk menggapai keinginan-keinginan yang diharapkannya.


*_B. Kejujuran Menghindarkan Diri Dari Neraka dan  Membawanya Menuju Ke Surga:_*


Kejujuran sangat dijunjung tinggi dalam Islam. Allah SWT mensifati diriNya dengan sifat jujur. Seperti dalam firman Nya di bawah ini :


اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا


*Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari pada Allah ?*  (Qs. an-Nisa’ Ayat : 87)


Allah SWT juga mensifati para rasulNya dengan sifat jujur, seperti dalam firman Nya di bawah ini :


وَوَهَبْنَا لَهُمْ مِنْ رَحْمَتِنَا وَجَعَلْنَا لَهُمْ لِسَانَ صِدْقٍ عَلِيًّا


*Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang jujur lagi tinggi*  (Qs. Maryam Ayat : 50)


Setelah Allah mensifati diri-Nya dan para Rasul-Nya dengan sifat jujur, selanjutnya Allah SWT  mewajibkan kepada setiap muslim untuk memiliki sifat jujur, sebagaimana firman Nya di bawah ini : 


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ


*Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar*. (Qs. at-Taubah Ayat : 119)


Allah menjadikan sifat jujur sebagai tanda-tanda orang-orang shaleh,  sebagaimana firman Nya di bawah ini :  


مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا


*Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya)*  (Qs. Al-Ahzab Ayat : 23)


Selanjutnya Rasulullah  SAW menjadikan kejujuran sebagai asas dari setiap kebaikan. Sebagaimana  sabdanya di bawah ini : 


عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ

وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا


*Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke sorga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka.Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong*  (HR. Muslim).


Seorang muslim yang mengimani Allah sebagai Tuhannya dan Muhammad SAW sebagai Radul Nya dengan penuh kejujuran,  maka ia dijamin haram masuk neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah  SAW di bawah ini :


مَا مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ إِلَّا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ


*Tiada seorang yang menyaksikan bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah saw dengan penuh kejujuran dari hatinya, kecuali diharamkan oleh Allah terhadap neraka* (HR Bukhari)


Kejujuran akan memberikan ketenangan karena sesuai dengan fitrah manusia, sedangkan kebohongan akan mengakibatkan kebimbangan dan kegalauan karena bertentangan dengan fitrahnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini  :


دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ


*Tinggalkanlah hal yang membimbangkan kalian, menuju sesuatu yang tidak membimbangkan, sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan, dan kebohongan adalah kebimbangan* (HR Turmudzi; hadits hasan shahih)


Kejujuran merupakan sebab dibangkitkannya seseorang bersama para Nabi, orang-orang syahid, dan orang-orang shaleh. Tidak ada kemuliaan yang lebih tinggi dari ini. Hal ini sesuai dengan firnan Allah SWT  di bawah ini :


وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا


*Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya*  (Qs. an-Nisa’ Ayat : 69)


Semoga sekelumit renungan pagi ini akan mengantarkan kita menjadi hamba Allah yang semakin bermanfaat dan berkah, aamiin ya ribbal 'alamiin

Post a Comment

1 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS