Ticker

6/recent/ticker-posts

BAREH RANDANG



Oleh: Haisyah Qadri Febrian, Mahasiswi Universitas Andalas, Fakultas Ilmu Budaya, Sastra Minangkabau 


Bareh randang atau beres rendang merupakan makanan khas Payakumbuh, Sumatra Barat. Bereh randang terbuat dari tepung beras dan campuran kuah manisan gula cair. Tepung beras tersebut diolah dari beras dengan proses tradisional dan menggunakan alat penggiling khusus yang dibuat oleh masyarakat. 

Secara etimologi, penamaan bareh randang mengacu pada bahan pokok dan proses pembuatannya. Bareh dalam bahasa Minangkabau memiliki makna beras, sedangkan randang dapat diartikan proses menyangrai. Jadi secara harfiah, bareh randang dapat diartikan sebagai olahan berbahan dasar beras yang disangrai bersamaan dengan rempah dan bumbu.

Secara umum, kudapan yang menjadi oleh-oleh khas kawasan Darek ini merupakan olahan tepung beras yang disangrai hingga kering kemudian dicampurkan dengan cairan gula dan santan yang telah dimasak. Wujud dari hasil percampuran ini adalah gumpalan kalis berwarna putih dengan tekstur lunak tetapi memiliki permukaan kasar dan bercitarasa manis.

Bareh randang biasa disajikan dalam prosesi adat manjapuik marapulai, yaitu menjemput mempelai laki-laki untuk dibawa ke rumah sang gadis. Bareh randang juga disajikan saat para ninik mamak (sesepuh kaum) berkumpul dalam suatu pertemuan adat.

Meski makanan asli Sumatera Barat, secara khusus makanan ini berasal dari Kawasan darek (darat) yang meliputi Payakumbuh, Lima Puluh Kota, Agam, dan Tanah Datar.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS