Ticker

6/recent/ticker-posts

Masyarakat Pinggir Hutan Sumbar Untuk Pemulihan Ekonomi Lewat Program Bantuan 2400 Kotak Koloni Lebah




Padang, 


Masyarakat pinggir hutan Sumatera Barat (Sumbar)  untuk pemulihan ekonomi lewat 2400 kota koloni lebah. Serta pengembangan budidaya aren dan komoditi rotan ditingkatkan pengelahannya menjadi lebih ekslusif.



Ungkapan ini dikemukakan Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Sumbar, Yozarwardi EDS, saat dijumpai awak media ini dikantornya, Kamis (8/4/2021).



Menurut Yozarwardi, didalam pemulihan ekonomi nasional pemerintah bersinergi dengan semua lini dan sektor kehidupan. Termasuk buat pemulihan ekonomi nasional Dinas Kehutanan Sumbar dapat melakukan pemulihan ekonomi yang berskala propinsi pada masyarakat yang tinggal di pinggir hutan dengan memanfaatkan hasil hutan non kayu. 



"Bagi masyarakat yang tinggal dalam hutan itu kita lakukan pemulihan ekonominya dengan skema Program Perhutanan Sosial, dan masyarakat yang berada pada kawasan hutan dilakukan pemulihan ekonominya dengan pemberdayaan Kelompok Tani Hutan (KTH) bagi petani kawasan hutan," katanya. 



Kemudian, untuk pemulihan ekonomi masyarakat yang berada dalam hutan serta masyarakat yang tinggal pada kawasan hutan atau berada pada pinggir hutan. Keduanya ini, dilakukan pemulihan ekonominya dengan intervensi kegiatan. 



Program kegiatan dengan 

Trigona hitama dan Trigona thoracika. Atau dikenal dg nama lain, kelulut atau galo-galo yang menghasilkan lebah madu. 



"Nah, buat pemulihan perekonomian masyarakat yang berada dalam hutan maupun masyarakat yang tinggal pada kawasan hutan melalui Perhutanan Sosial dengan membantu sebanyak 2.400 koloni ternak lebah," ulasnya lagi. 



Disebutkannya, sementara yang dapat bantuan kotak koloni lebah itu terdapat pada 9 daerah kabupaten dan kota se-Sumbar serta 7 Unit Pelaksana Teknis (UPT) KPH di Sumbar. 



"Dan, sebanyak 2.400 kotak koloni lebah ini untuk 12 Kelompok Tani Hutan  dalam Program Perhutanan Sosial," tambahnya pula. 



"Jadi, itu tadi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan derajat perekonomian masyarakat yang berada dalam hutan dan kawasan pinggir hutan,".



Lanjutnya lagi, kemudian ada program budidaya komoditi aren yang diolah menjadi gula brown sugar atau menjadi gula semut yang siap untuk dipasarkan ke pasar lokal dan regional. 


Sehingga gula aren ini setelah dibantu dengan peralatan pengolahan dari gula cetak meningkat menjadi gula aren bronsaigit. Akibatnya yuser atau pemakai lebih berminat mengkonsumsi gula aren. 



Kemudian, ada lagi program pembudidaya pengerajin komoditi rotan, dari produk rotan potensi yang telah terkumpul dilapangan dibantu pemasarannya melalui buyer atau pembeli/pemasok produk. Sehingga harga komoditi rotan jadi naik menjadi harga yang seimbang. 



"Tapi, yang intinya, peluang masyarakat berada dalam hutan dan kawasan pinggir hutan mereka dapat terbuka lapangan pekerjaan lewat pemulihan ekonomi nasional," paparnya. 



Guna menindaklanjuti program pemulihan ekonomi nasional masyarakat yang berada dalam hutan serta masyarakat yang tinggal di pinggir hutan mereka boleh saja memanfaatkan hutan lindung dengan mengambil hasil hutan bukan kayu. 



"Mereka tidak boleh menebang kayu kecuali menanam berbagai jenis komoditi tanaman seperti jengkol, petai, durian, serta yang merupakan tanaman hutanlah,".


Sehingga mereka dapat diperbolehkan melalui Program Perhutanan Sosial pada hutan nagari, hutan adat, dan hutan tanaman rakyat. 



Selain itu, mereka dapat mengembangkan pada sektor wisata untuk memanfaatkan air sungai dikaki bukit pada kawasan hutan. Namun, semuanya ini mereka harus punya izin dari pihak terkait, baik mereka memanfaatkan hutan tanaman rakyat, dan hutan kemasyarakatan.



Tapi semuanya ini mereka harus punya izin baik izin dari pihak terkait, baik mereka yang memanfaatkan hutan tanaman rakyat dan hutan kemasyarakatan. 



"Tapi semuanya ini, mereka harus mengantongi izin, baik izin dari Perhutanan Sosial maupun melalui izin pihak terkaitnya," pungkas, Yozarwardi

#Obral Chaniago).


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS