Ticker

6/recent/ticker-posts

Sejarah Kopi Daun Kawa Khas Minangkabau



Oleh Dedi Setiawan

Mahasiswa Sastra Daerah Minangkabau Universitas Andalas


Kopi, bila mendengar akan hal itu pastilah identik sekali dengan minuman yang berwarna gelap dan memiliki rasa yang pahit. Sebab pahitnya itu menjadi pemikat bagi sebagian orang. Siapa yang tidak mengenal dengan kopi?, rasanya nya sudah lumrah bagi semua orang mengenal dengan kalimat tersebut. Jika dilihat dari sejarah dan kegunaan yang sesungguhnya dari Kopi tersebut, mungkin hanya segelintir orang yang akan memahami akan hai itu. Banyak diantaraya diantara penikmat kopi pada zaman sekarang hanya cuman sebagai penikmat yang sangat identik, tetapi tidak tahu tidak paham akan kegunaan serta sejarah dari minuman kopi tersebut.

Setiap daerah di Indonesia maupun di luar daerah asing pastilah mengenal dengan mimuman yang dinakamakan kopi, tetapi lain versinya jika dilihat dari daerah asing dari luar Indonesia. Di salah satu daerah di lindonesia yaitu di Sumatra Barat yang biasanya dikenal orang dengan daerah Minangkabau. Sejarah dan asal mula kopi memiliki cerita yang panjang dan pahit serta keunikkan tersendiri yang terkandung didalamnya.

Sebelum masuk kepada kegunaan atau filosofi nya, alangkah baiknya terlebih dahulu mengkaji akan sejarah kopi di masyarakat Minangkabau pada  dahulunya. Hadirnya kopi di Indonesia sudah ada sejak abad ke-17 saat VOC tiba dan menyebar hingga ke seluruh tanah air. Di Sumatra Barat, keberadaan kopi tentunya tidak akan lepas  dari pesatnya lalu lintas perdaganan di kawasan pesisir pantai barat Sumatra yang bepusat di Padang. Terlebih ketika cultuurstelsel (tanam paksa) kopi di zaman Kolonial Hindia Belanda yang digagas oleh A.V Michiels pada tahun 1847.

Kopi, bila mendengar akan hal itu pastilah identik sekali dengan minuman yang berwarna gelap dan memiliki rasa yang pahit. Sebab pahitnya itu menjadi pemikat bagi sebagian orang. Siapa yang tidak mengenal dengan kopi?, rasanya nya sudah lumrah bagi semua orang mengenal dengan kalimat tersebut. Jika dilihat dari sejarah dan kegunaan yang sesungguhnya dari Kopi tersebut, mungkin hanya segelintir orang yang akan memahami akan hai itu. Banyak diantaraya diantara penikmat kopi pada zaman sekarang hanya cuman sebagai penikmat yang sangat identik, tetapi tidak tahu tidak paham akan kegunaan serta sejarah dari minuman kopi tersebut.

Setiap daerah di Indonesia maupun di luar daerah asing pastilah mengenal dengan mimuman yang dinakamakan kopi, tetapi lain versinya jika dilihat dari daerah asing dari luar Indonesia. Di salah satu daerah di lindonesia yaitu di Sumatra Barat yang biasanya dikenal orang dengan daerah Minangkabau. Sejarah dan asal mula kopi memiliki cerita yang panjang dan pahit serta keunikkan tersendiri yang terkandung didalamnya.

Sebelum masuk kepada kegunaan atau filosofi nya, alangkah baiknya terlebih dahulu mengkaji akan sejarah kopi di masyarakat Minangkabau pada  dahulunya. Hadirnya kopi di Indonesia sudah ada sejak abad ke-17 saat VOC tiba dan menyebar hingga ke seluruh tanah air. Di Sumatra Barat, keberadaan kopi tentunya tidak akan lepas  dari pesatnya lalu lintas perdaganan di kawasan pesisir pantai barat Sumatra yang bepusat di Padang. Terlebih ketika cultuurstelsel (tanam paksa) kopi di zaman Kolonial Hindia Belanda yang digagas oleh A.V Michiels pada tahun 1847.

Pada tempo itu, seluruh masyarakat diwajibkan menanam sejumlah kopi dan hasilnya wajib diserahkan ke Belanda. Cultuurstelsel bisa dibilang berhasil dan sukses  dan komoditas kopi asal pedalaman Minangkabau menjadi primadona. Lumbung kopinya berasal dari Kabupaten Limapuluhkota, Agam dan Tanah Datar. Akan tetapi sistem seperti itu  tidak bertahan lama dan akhirnya dihentikan pada tahun 1908. Zaman penjajahan dulu, minum kopi adalah minuman kaum elit, minuman orang kaya. Minuman yang hanya dibolehkan bagi kaum penjajah belanda. Masyarakat pribumi yang menjadi pekerja sangat dilarang membuat minuman dari biji kopi.

"Tak ada rotan akarpun jadi", itulah salah satu pepatah minang yang menyatakan hidup pantang menyerah. Karena kumpeni alias kompeni melarang ‘inlander’ membuat minuman dari biji kopi, masyarakat petani kopi membuat minuman kopi dari bagian lainya dari pohon kopi: yaitu daun kopi. Maka dari itu, kumpeni pun tidaklah ambil diam akan hal tersebut, dan  setelah itu muncul kembali belasting kopi yang berujung dengan perang pajak manambah pahit jejak perjalanan kopi di Ranah Minang. Kabarnya, dampaknya itu muncul menu kopi khas Minangkabau yang bernama Kopi Daun Kawa. 


Suasana masyarakat Minangkabau sedang membuat

 Kopi Daun Kawa . (Sumber Tropen Museum)


Dalam sebuah potret koleksi Tropen Museum, terekam gambar proses pengasapan daun kopi. Tampak Beberapa orang ibu sedang bakulimun asap untuk mengasapu daun kopi. Di belakang mereka didirikan semacam tikar yang berguna sebagai pengehalang masuknya anginnya. Yang diharapkannya adalah bara apinya, kalau daunnya sudah berbunyi  gemersik itu menandakan proses pengasapan sudah selesai.

Daerah yang mempopulerkannya di Kabupaten Tanah Datar. Minuman kopi yang terbarukan ini diseduh dari proses memenyangrai daun kopi sebagai pengganti biji kopi. Meskipun tidak sebanyak biji kopi, daun kopi diyakini juga memiliki kandungan kafein yang cukup. Maka dari hal semacam itulah yang membuat dan membentuk perpaduan rasa yang sama antara daun dengan kopi.



Kopi Daun Kawa :Minuman Khas Sumatera Barat 

(Sumber  Firsty Chrysant - WordPress.com)

Dikutip dari laman, majalah ottencoffe.co.id, kalangan peneliti dan ahli nutrisi di Eropa, setelah menganalisis 23 spesies tanaman kopi mereka menemukan banyak manfaat kesehatan di dalam daun kopi. Salah satunya adalah kandungan anti oktisidan pada daun kopi ternyata lebih tinggi dari the hitam dan the hijau. Bahkan menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Annals of Botany, menunjukkan bahwa daun kopi mengandung antioksidan paling tinggi, lebih tinggi daripada yang ditemukan dalam teh atau kopi tradisional. Diketahui mangiferin yang dikandung kopi Daun Kawa berkhasiat sebagai anti-inflamasi, yang mana dapat mengurangi resiko diabetes, kolesterol darah, hipertensi dan melindungi neuron di otak. Maka oleh itu, banyak lah manfaat serta kegunaan yang terkandung di dalam minuman kopi Kawa Daun yang menjadi khas dari masyarakat Minangkabau.

Meskipun tidak ada literatur yang menceritakan kaitan asal muasal minuman ini dengan hadirnya tanam paksa dan perang pajak di Minangkabau. Jejak kebun kopi kolonial di daerah Minangkabau memang ttidak banyak dijumpai lagi. Akan tetapi Kebun kopi yang masih eksis saat ini berasal dari Kabupaten Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, Limapuluhkota, dan Pasaman serta ada juga membukak cabang-cabangnya di dalam Kota Padang karena memang menjadi pusat Ibukota Sumatra Barat yang sangat berguna sekali untuk memperkenalkan kembali tentang kopi yang menjadi ciri khas Minangkabau adalah Kopi Daun Kawa.



Nama Penulis : Dedi Setiawan

Status/Jabatan : Mahasiswa Sastra Daerah Minangkabau Universitas Andalas

Alamat : Padang, Sumatra Barat

No. Hp/WA : 082172200504

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS