Ticker

6/recent/ticker-posts

Pajak PBB, Hotel dan Restaurant di Padang tak Tergerus Dimasa Pandemi Covid 19.



Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) belum tergerus sampai tahun 2020 baru lalu, sektor andalan pendapatan Kota Padang masih mengalami peningkatan. 

Begitu juga Pajak Hotel dan Restoran (PHR) masih tercapai seratus persen. 


Ungkapan ini dikemukakan Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Padang, H Al Amin, S Sos, MM, saat dijumpai diruang kerjanya, Rabu (3/2/2021).


Warga Kota Padang masih hebat taat pajak bumi dan bangunan serta taat Pajak Hotel dan Restoran. 

Kata hebat bagi pembayar pajak dari pelaku usaha sektor Hotel dan Restoran perlu terus di support oleh Pemerintah Daerah Kota Padang dengan upaya dapat menggenjot kunjungi Wisatawan Mancanegara (Wisman) dan Wisatawan Lokal. 

Bagaimana kedepannya di tahun 2021 ini agar Pemerintah Daerah Kota Padang menjadi Daerah Tujuan Wisatawan (DTW) Wisman, dan Wisatawan Lokal-redaksi. 


Lanjut H Al Amin, di tahun 2019 lalu PBB Kota Padang sebanyak Rp 60 miliar, dan tahun 2020 menjadi naik angkanya sekira Rp 2 miliar, sehingga tahun 2020 PBB kota ini menjadi Rp 62 miliar. 


Sedangkan dari sektor Pajak Hotel tercapai target 100 persen dan begitu juga Pajak Restoran juga tercapai target 100 persen. 


Namun, kapasitas dari Pajak Hotel baru menempati angka RP 21 miliar, serta Pajak Restoran juga di angka Rp 21 miliar, masing masing di tahun 2020 lalu, sebutnya. 


"Walau pun pada Bulan April dan Bulan Mei tahun 2020 masyarakat pelaku usaha hotel dan restoran free pajak atau bebas bayar pajak selama dua bulan di Kota Padang yang disebabkan ulah pandemi covid 19," tukuknya lagi. 


"Tetapi diberikan dispensasi atau bebas bayar pajak selama dua bulan bagi pelaku usaha hotel dan restoran tidak mengurangi dari target mencapaian seratus persen di tahun 2020 dari sektor pajak hotel dan restoran," pungakas Kadis Penda Kota Padang, H Al Amin, menuturkan, disela kesibukannya. 


//Ulasan Redaksi-(Obral Caniago/Journalist)//


Berkaca dari sisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang sebagai daerah ibukota Propinsi Sumatera Barat (Sumbar). Kota Padang termasuk aikon Daerah Tujuan Wisata (DTW) bagi pelancong, dan tourismt baik bagi Wisman dan Wisatawan Lokal. 


PAD dari sektor pariwisata tak bisa dipandang sebelah mata di daerah manapun dalam propinsi Sumbar. Apalagi Kota Padang dari sisi sektor wisata dianggap sebagai anak sulung, serta Daerah Kota Bukitinggi, Kabupaten Pesisir Selatan dengan objek wisata (Mandeh)nya. Menyusul Daerah yang bernama Solok dengan objek wisata alamnya. (Danau).

Dan, banyak lagi sisi dan kisi kisi jika disigi secara detail sektor wisata memang bisa bikin daerah jadi kaya dan makmur seyogianya sektor wisata dikelola dengan sempurna. Semua daerah kabupaten dan kota dalam Propinsi Sumbar memiliki potensi kekayaan wisata beragam corak dan bentuknya. Baik potensi wisata bahari, danau, laut, gunung serta banyak yang lainnya.


Begitu juga tentang pengayaan potensi wisata yang dimiliki bagi daerah yang bernama Pariaman. 


Sektor wisata merupakan potensi kekayaan buat pemasukan bagi daerah yang memiliki  DTW bagi Wisman dan wisatawan lokal. 


Begitu juga tentang fasilitas dan infrastruktur buat kebutuhan pendukung geliat kunjungan wisata ke daerah tersebut ini. 


Kota ini telah memiliki hotel dan restoran berskelas. Tak kalah pentingnya dengan kota tersohor lainnya, fasilitas pendukung guna memacu tingkat kunjungan dan tingkat hunian hotel. 

Restourant profesional di kota ini sungguh telah menjadi jawaban memuaskan bagi pengunjung Wisman dan wisatawan lokal. 


Betapa tidak, tak ada keluhan bagi penghuni hotel dan pengunjung restourant. Bahwa fasilitas hotel dan restourant sudah terbilang wah dan mewah. 


Namun tingkat hunian hotel masih jauh dibawah harapan baik sebelum masa pandemi mau pun masa pandemi covid 19, masih bisa dimaklumi. 


Di telusuri dari sisi pendukung sektor wisata nyaris kota ini telah punya semuanya, baik fasilitas bandara, pelabuhan laut, fasilitas kereta api. Dan, kota ini bagaikan urat nadi bagi daerah lain dalam Propinsi Sumbar yang punya Daerah Tujuan Wisata (DTW).

Semua daerah kota dan kabupaten, dari kota ini pula koneksi bisa terjalin langsung untuk semua DTW yang ada dalam Sumbar. 


Pihak berwenang dari semua pemangku kebijakan yang terkait di kota ini perlu juga mendata potensi wisata di negeri jiran seperti Negara Singapore, Malaysia, serta potensi kunjungan wisata ke negara tersebut. 


Setelah diamati, ternyata Negara jiran Singapore lebih manjur dari Negara jiran lainnya dalam tingkatan jumlah kunjungan wisatawan. 


Berapa jarak Kota Padang atau pun jarak Daerah Propinsi Sumbar dengan Singapore. Hanya dekat kok. Coba tanya sama pemangku kebijakan sektor wisata di Singapore. Ternyata lagi, jumlah orang yang keluar-masuk ke Singapore melebihi dari jumlah penduduk Singapore, sendiri. 

Artinya, lebih banyak jumlah Wisman yang masuk ke Singapore dari jumlah penduduk Negara Singapore, sendiri. 


Lalu, potensi apa yang ada di Singapore. Ternyata pula, pengakuan Mr. Mom/nama samaran, kelebihan di Singapore semua fasilitas pelayanan publik atau pun fasilitas umun di Singapore beraroma harum harum. Mulai dari fasilitas toilet, pelayanan fasilitas umum angkutan transportasi keluar-masuk ke bandara tak mengecewakan. 

Cara bertutur pun jadi dambaan pengunjung. 


Tentu kita di Sumbar pada umumnya, dan Kota Padang khususnya, bisa meniru sistim pelayanan publik untuk Wisman. Jika pelayanan umum jadi kekecewaan, maka DTW di negeri ini tak bakalan jadi idola bagi Wisman. 


Program jangka pendek dan program jangka panjang di negeri ini harus jadi buah pemikiran bagi pemangku kebijakan. 


Menata sikap dan prilaku yang mirip dengan agen dan percaloaan di bandara perlu ditata supaya lebih harmoni dan humanis, lagi. 


Promosi terus digencarkan, kerjasama dengan berbagai travel agence baik dalam dan luar negeri di negara Singapore, misalnya perlu dipatri menjadi agreement. 


Coba perkirakan, sekira 2 persen saja bisa menghendel Wisman yang keluar-masuk dari Singapore mau pula berkunjung ke Sumbar, maka Sumbar akan makmur PAD dari sektor wisata. 


Untuk mendukung yang diidam idamkan ini, Kota Padang khususnya dan Sumbar umumnya perlu membangun jalur transportasi darat fasilitas kereta api akses keluar-masuk dari bandara ke Kota Bukittinggi. 

Karena Wisman sering kecewa saat melakukan kunjungan Wisman dari Bandara-ke Kota Bukittinggi ulah disebabkan saat terjadi macet. 

Pasalnya, akses dari Bandara ke Bukittinggi tak ada jalan alternatif ketika terjadi macet. 

Dengan adanya akses kereta api bisa keluar-masuk dari Bandara ke Bukittinngi lewat kereta api maka Wisman akan punya minat. Sebab, demikian untuk berkunjung Wisman ke Bukittinggi dari Bandara tak ada kendala, lagi. Akses cepat semua Wisman mendambakan. 

Dan, begitu juga akses keluar-masuk dari Bandara ke DTW Pariaman. 

Jika ini tercipta, maka perusahaan travel agence yang bergerak usahanya di sektor wisata akan lebih berani lagi menawarkan paket perjalanan untuk kunjungan Wisman ke negeri ini. 


Sehingga tarif pajak hotel dan restaurant pun bisa ditingkatkan. Akibatnya, tingkat hunian hotel bisa melimpah. Sehingga semua usaha yang terkait dengan bisnis pariwisata akan makmur.(Obral Caniago).

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS