Prof.Dr.H.Asasriwarni Guru Besar UIN IB/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar
Terdapat hadits yang menjelaskan bahwa seseorang yang dahulunya berada di atas hidayah, namun kemudian justru mejadi sesat karena dia sangat gemar berdebat kusir yang tidak ada manfaatnya. Sungguh sangat disayangkan apabila seseorang sudah mendapatkan hidayah dari Allah SWT, namun kemudian karena sangat hobi berdebat, akhirnya menjadi sesat karenanya.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW di bawah ini :
مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوْا عَلَيْهِ إِلاَّ أُوْتُوْا الْجَدَلَ، ثُمَّ قَرَأَ : مَا ضَرَبُوْهُ لَكَ إِلاَّ جَدَلاً
*Tidaklah sebuah kaum menjadi sesat setelah mereka dulunya berada di atas hidayah kecuali yang suka berdebat, kemudian beliau membaca (ayat) : Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja’* (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Mengapa orang iru bisa menjadi tersesat ? Karena berdebat kusir yang mengeraskan hati dan meredupkan cahaya hidayah. Sebagaimana Imam Malik Rahimahullah berkata sbb :
الْمِرَاءُ فِي الْعِلْمِ يُقَسِّي الْقُلُوبَ وَيُوَرِّثُ الضَّغَائِنَ
*Berdebat dalam ilmu akan membuat keras hati dan mewariskan dendam* (Mukhtashar Tarikh Dimasqa Hal 11)
Berdebat juga bisa menjadikan seseorang menjadi sesat karena merupakan sebab Allah menginginkan keburukan pada seorang hamba yang suka berdebat. Sebagian para ulama berkata demikian :
إذا أراد الله بعبد شراً أغلق عنه باب العمل وفتح له باب الجدل
*Apabila Allah menginginkan seorang hamba dengan keburukan, maka Ia akan menutup pintu amal dan membuka pintu perdebatan baginya* (Al-Hilyah 8/361)
Berdebat juga dapat menimbulkan permusuhan di antara kita, padahal sesama kaum muslimin adalah bersaudara. Sebagaimana Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam bersabda kepada anaknya berikut ini :
يَا بُنَيَّ، إِيَّاكَ وَالْمِرَاءَ، فَإِنَّ نَفْعَهُ قَلِيلٌ، وَهُوَ يُهِيجُ الْعَدَاوَةَ بَيْنَ الْإِخْوَانِ
*Wahai anakku, tinggalkanlah mira’ (jidal, mendebat karena ragu-ragu dan menentang) itu, karena manfaatnya sangat sedikit. Dan ia membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara* (Syu’abul Iman: 8076 Al-Baihaqi)
Untuk itu, hindarilah berdebat kusir, sebab hal itu tidak bermanfaat walaupun kita menang.
Bisa jadi dia menolak kebenaran karena gengsi bila kalah berdebat, padahal dia tahu bahwa kebenaran telah datang. Mengalah untuk menang, mundur selangkah (mengambil kuda-kuda) untuk melompat jauh ke depan. itulah kemenangan bagi mereka yang berjiwa besar menghidari debat yang tidak berguna
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini :
مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُبْطِلٌ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ
*Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga* (HR. At-Targib wat Tarhib, jilid 1, no. 138 : Hadits shahih)
Hadits tersebut menunjukkan betapa tingginya penghargaan Allah SWT kepada orang yang dengan ikhlas menghindari berdebatan, mesti dia salah, apalagi dia dalam posisi benar. Sehingga Allah SWT menjanjikan *_sebuah rumah di pinggiran surga_* bagi yang posisinya salah. Dan menjanjikan *_sebuah rumah di surga_* bagi yang posisinya benar.
Semoga sekelumit renungan ini dapat membawa manfaat dan berkah bagi kita, aamiin YRA.
0 Comments