Ticker

6/recent/ticker-posts

Besri Rahmad 'arogan', pada wartawan.



Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2 dan PA) Propinsi Sumatera Barat, Drs Besri Rahmad, MM, layak dicap sebagai Kepala Dinas 'arogan' pada wartawan. 


Buktinya, saat wartawan dari media ini mau melakukan wawancara pada Kadis P2 dan PA, Besri Rahmad, disuguhkan jawaban dari seorang resepsionis yang mengaku namanya Refka di loby kantor dinas pada lantai 1 lantai bawah. 


Menurut penuturan Refka, wartawan kalau mau menjumpai bapak (kepala dinasnya) masukan surat dulu baru bisa jumpa dengan kepala dinas, katanya saat awak media ini setelah memperlihatkan identitasnya (ID Card), Selasa (2/2/2021).


"Wartawan kalau mau menjumpai kepala dinas ini masukan surat dulu pak baru bisa jumpa kapan kapan di lain harinya," jawab Refka sambil dia (Refka) menghindar dari jepretan photo ponsel dari awak media ini. 



Diamati, seorang petugas resepsionis yang ditugaskan untuk menerima tamu sebagai wartawan di duga diperintahkan oleh Besri Rahmad selaku Kadis P2 dan PA Sumbar. 


Sedangkan pungsi journalist atau wartawan sebagai kontrol sosial yang kontruktif (membangun) diberikan jawaban dari resepsionis dari kantor pemerintah sudah dapat di pastikan atas perintah atasannya. 


Terlalu memperumit atau terlalu rumit wartawan untuk bisa menjumpai Besri Rahmad selaku kepala dinas atas posisi jabatan yang sedang disandangnya. 


Pada hal sebelumnya saat memperingati hari ibu 22 Desember 2020 lalu juga buk Ernalis selaku Kabid P2 dan PA telah ditayangkan di youtu.be channel (Obral Caniago), yang dilengkapi dengan materi tulisan di bawah judul postingan video. 


Kehadiran wartawan kali ini guna menyuarakan kepentingan orang banyak ternyata kandas dengan sebuah alasan seorang resepsionis (Refka) yang ditugasi oleh Besri Rahmad. 


Jika Dinas P2 dan PA Sumbar berpungsi sebagaimana dengan merek yang tertulis di palang nama sebagai Kantor Dinas P2 dan PA sangat banyak sekali fenomena yang perlu diinformasikan pada masyarakat tentang berbagai hal, baik tentang ibu rumah tangga, kekerasan dalam rumah tangga, dan perlindungan anak. 


Fakta dilapangan menunjukkan berapa banyak angka perceraian di Sumbar yang disebabkan ulah kekekerasan dalam rumah tangga. 

Dan, beberapa banyak kasus anak dibawah umur terlantar ulah korban perceraian dari kedua orangtuanya.


Fenomena ini didalam daerah Sumbar yang diselimuti dengan slogan Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) di negeri ranah minang, sudah saatnya pungsi ninikmamak diberdayakan kembali. 


Untuk memberdayakan pungsi ninikmamak ini Dinas P2 dan PA Sumbar bisa bekerjasama dengan perangkat nagari di masing masing kenagarian yang ada di Sumbar. 

Begitu juga, Dinas P2 dan PA Sumbar akan dapat juga bekerjasama dengan masing masing Kantor Kementerian Agama (Kemenag) yang ada di daerah kabupaten dan kota dalam bentuk dari Kemenag dapat memberikan edukasi pemahaman berumah tangga sebelum terjadinya akad nikah bagi calon mempelai. 


Cobalah ditilik data kasus kawin cerai di Sumbar dari beberapa tahun yang lalu telah mencapai belasan ribu pasang yang korban dari kasus kawin cerai di negeri dengan slogan ABS-SBK. 


Namun, disaat wartawan menjumpai Besri Rahmad, kinerja wartawan dari media ini kandas oleh jawaban seorang Resepsionis dengan logat saat memberikan jawaban secara enteng, saja. 


Seberapa besar penggunaan uang dari anggaran APBD Propinsi Sumbar serta seberapa anggaran yang telah disalurkan melalui dinas yang satu ini. 


Tak pula dipungkiri dinas yang satu ini menyalurkan anggaran non fisik di duga sangat rentan korupsi. 

Seyogianya, sehingga Besri Rahmad jadi alergi di jumpai wartawan guna keperluan wawancara dan konfirmasi. 


Dengan demikian, penegak hukum terkait yang berpungsi sebagai pengeaudit keuangan diharapkan bisa memeriksa tentang penggunaan anggaran dari dinas ini. 


Manakah lembaga pemerintah yang bergigi seperti Umbusmen, BPK, dan Inspektorat supaya dengan semangat juang untuk memeriksa penggunaan anggaran dari dinas ini. 


Sudah karatan wartawan ini menyikapi setiap Kepala Dinas yang memodifikasi dari Satpam, Resepsionis, jika terlalu mempersulit wartawan untuk menjumpainya keras dugaan pada dinas terkait diyakini ada sesuatu penggunaan anggaran yang di duga ada penyelewengan. 

Sehingga setiap wartawan yang mau berwawancara dengannya 'dia' pejabat yang sedang menyandang jabatan kepala dinas pasti alergi dengan tamunya jika wartawan. 


Karena hati tak bisa di dustai. Bila sesesorang memang berbuat dengan dugaan korupsi, pas saat ada tamu yang berstatus wartawan, jantungnya pasti meledak bak hampir pecah. 

Makanya, resepsionis Refka di daulat untuk berwajah perang supaya tamu wartawan tak berhasil untuk bisa melakukan wawancara dan konfirmasi. 

Sehingga resepsionis (Refka) tak ambil peduli dengan memberikan jawaban, pada pukul 14.WIB, saat Selasa (2/2), ini-redaksi.(Obral Caniago).

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS