Ticker

6/recent/ticker-posts

Leonardy Dorong Pengembangan Batik Limau Purut



Limpur - Nagari Limau Purut telah mengembangkan batik dengan motif khas Limau Purut. Leonardy mendorong agar Walinagari mengembangkannya lewat Bumnag.




"Pengembangan batik khas Limau Purut bagus dilaksanakan. Batik produksi masyarakat dibeli oleh Bumnag, lalu dipasarkan oleh Bumnag," ujar Leonardy.




Menurut Leonardy, Bumnag dapat memasarkan batik sebagai pakaian seragam perangkat nagari. Lalu budayakan pemakaiannya secara luas di nagari. 




Walinagari melalui Forum Walinagari Padang Pariaman bisa pula merintis penggunaan batik ini oleh 103 Walinagari di Padang Pariaman.




Bahkan tak tertutup kemungkinan untuk penggunaannya oleh pegawai kabupaten. "Semua itu tergantung bagaimana upaya walinagari mendapatkan aturan yang melandasinya. Jika sudah seperti ini, makin banyak keuntungan Bumnag yang bisa dinikmati oleh nagari nantinya," ulas Ketua Badan Kehormatan DPD RI itu.




Dengan dukungan penuh walinagari dan Bumnag, perajin batik yang telah dilatih ISi Padang Panjang dengan dibiayai nagari, akan mendapat perbaikan ekonomi. "Sangat bagus upaya nagari untuk memberdayakan ekonomi anak nagarinya. Ini harus didukung. Didorong dan difasilitasi agar terus berkembang," ujarnya.




Tak hanya itu, kebijakan Walinagari dengan mengambil jenis usaha pangkalan gas 3 kilogram sebagai usaha utama Bumnag sangat membantu masyarakat Limau Purut. Masyarakat merasakan dampaknya dengan harga merata di level Rp22.000. 




Padahal sebelumnya bisa mencapai harga Rp27.000, hingga Rp30.000. Selain harga yang tinggi, gas pun seringkali langka.




Leonardy juga menyarankan agar Walinagari mengembangkan usaha Bumnag ke pertashop. Jajaki kemungkinan-kemungkinan bisa dijadikan usaha Bumnag pula.




Walinagari Limau Purut Kecamatan V Koto Timur, Kabupaten Padang Pariaman, Agusriadi memang mengharapkan dorongan dari Leonardy terhadap pengembangan batik khas Limau Purut. 




Diungkapkannya, pernah digagas bersama Camat V Koto Timur untuk menggunakan batik ini sebagai pakaian seragam di kecamatan. Pak Camat menyetujui, namun dia keburu diganti. "Hingga kini, rencana kebijakan ini terhenti begitu saja. Tak bisa ditindaklanjuti bersama Camat yang baru," bebernya.




Untuk itu dia berharap dorongan dari Leonardy agar batik ini jadi seragam kecamatan, kabupaten bahkan provinsi. 




Walinagari menjelaskan pula bahwa Bumnag direncanakan pada 2018. Baru terealisasi pada 2019. Untuk Bumnag, nagari melakukan penyertaan modal sebesar Rp112.000.000.








Normalisasi Batang Sumbu




Walinagari bersama berharap agar Leonardy turut memfasilitasi pembangunan nagari. Agusriadi mengharapkan dukungan pembangunan normalisasi Batang Sumbu. 




Batang Sumbu ini berhulu di Padang Alai dan bermuara di Manggung. Sungai yang melewati nagari itu sering banjir. Banjir selain menggenangi sejumlah kawasan di Limau Purut juga menimbulkan bencana.




"Beberapa waktu lalu, banjir menghanyutkan rumah dan padi-padi masyarakat yang baru saja di panen. Sangat memilukan, masyarakat kami hanya bisa memandangi padi mereka dihanyutkan banjir," ungkap Agusriadi yang didukung penjelasan lain dari tokoh masyarakat setempat.




Menanggapi harapan Walinagari dan masyarakatnya, Leonardy menerima aspirasi tersebut dan dalam waktu dekat akan berupaya melihat ke lapangan dengan Dinas PSDA Sumbar. (*)

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS