Ticker

6/recent/ticker-posts

KESEMPURNAAN MAHLUK YANG BERNAMA MANUSIA, JUSTRU TERLETAK PADA KETIDAK SEMPURNAANYA



Oleh :  Prof.Asasriwarni MH

Berusaha keras untuk mencapai kesempurnaan justru  hanya akan membuat hati kita menjadi semakin tidak pernah tenang. Sulit untuk bersyukur, selalu dan selalu merasa kekurangan. Jika sudah berhasil mencapai sesuatu yang diinginkan, kita akan terus-menerus mencari dan mencapai  hal lain untuk memuaskan hati. Padahal, kesempurnaan bukanlah merupakan sebuah jawaban yang tepat,  jika kita ingin hidup bahagia. Lebih baik menerima dan mensyukuri dengan  semua kekurangan yang ada dan berterima kasih pada diri sendiri karena sudah manpu bertahan hingga saat ini.


Sebenarnya, sempurna dan ketidaksempurnaan hanyalah sebuah ilusi yang kita buat berdasarkan kriteria sendiri. Sehingga terkafang, rasa terima kasih pada diri dan senantiasa bersyukurlah yang akan membuat hati tenang menjadi terlupakan. Maka dari itu, terimalah kekurangan diri dan lengkapilah dengan kelebihan yang kita miliki.


Kita sering  lupa dan khilaf bahwa terlalu mengejar kesempurnaan hanya membuat kita menjauh dari kesempurnaan itu sendiri. Seringkali manusia terobsesi dengan kesempurnaan. Padahal ketidaksempurnaan adalah guru sekaligus sahabat yang teranat baik. Justru dengan ketidaksempurnaan itu, kita bisa menumbuhkan kesadaran bahwa kita membutuhkan orang lain untuk saling melengkapi dan menyempurnakan diru.  Sehingga mampu dan ikhlas menghargai mereka yang berada di sekitar kita.


Dengan ketidaksempurnaan yang kita miliki,  justru kita akan sempurna menjadi manusia. Manusia yang utuh, sempurna dan paripurna.


Terlebih jika untuk mendapatkan kesempurnaan itu, ada banyak hal berharga yang harus kita korbankan. Teman, keluarga, pencapaian kita sebelumnya, dan kepercayaan orang pada diri kita. Menjadi sempurna itu baik, tetapi lebih sempurna untuk terus menjadi manusia yang lebih baik lagi, dari hari demi hari. Marilah kita menjadi manusia yang sempurna dengan menyadari ketidaksempurnaan yanga ada pada diri kita.


Menyadari bahwa hidup kita tidaklah sempurna, maka hal itu akan mengajarkan, bahwa hidup kita adalah sebuah proses, yakni dari yang tidak baik menjadi lebih baik. Sedang terlalu mengejar kesempurnaan akan mengurangi syukur atas nilai kita sebagai manusia yang memang tak akan pernah bisa sempurna. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam sebuah ayat berikut ini : 


ثُمَّ سَوّٰىهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُّوحِهِۦ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصٰرَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ


*Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur*  (QS. As-Sajdah Ayat : 9)


Demikianlah tabiat manusia, memang sedikit sekali yang bersyukur.  Sehingga  Allah SWT mengingatkan kepada kita bahwa kelengkapan seluruh anggota tubuh kita yang Allah ciptakan hendaknya kita syukuri,   sehingga kita mampu beribadah dan aktivitas. Belum lagi curahan rejeki yang begitu banyak, tapi ternyata memang sedikit sekali manusia yang mau bersyukur.  Hal ini lah yang menyebabkan Allah SWT mengulang-ulang firma Nya sampai 31 kali dalam Surat Ar-Rahman, yakni : 


فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ


*Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?* (QS. Ar-Rahman Ayat : 77 dst)


Bagaimanapun keadaannya,  hendaklah kita senantiasa ingat bahwa segala kenikmatan di dunia yang selama ini kita nikmati adalah karunia Allah SWT. Oleh karena itu,  pada saat diuji dengan ketiadaan nikmat atau kesengsaraan, maka seharusnya Allah SWT lah  satu-satunya tempat untuk kita mengadu dan memohon pertolongan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam sebuah ayat berikut ini :


وَمَا بِكُمْ مِّنْ نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْئَرُونَ


*Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan* (QS. An-Nahl Ayat : 53). 


Kemudian dalam ayat lain Allah SWT juga berfirnan sbb : 


وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ


*Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang*  (QS. An-Nahl Ayat :18)


Selanjutnya, Rasulullah  SAW mengingatkan kepada kita tentang betapa penting dan wajibnya mensyukuri nikmat yang telah Allah SWT limpahka dengan bersabda sbb :


عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ


*Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang* (HR. Bukhari No. 5933)


Berkaitan dengan hak itu, Al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah juga  menjelaskan sbb :


*Kenikmatan adalah keadaan yang baik. Ada yang mengatakan, kenikmatan adalah manfaat yang dilakukan dengan bentuk melakukan kebaikan untuk orang lain* (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, penjelasan hadits No. 5933)


Dalam kondisi diberikan kesehatan prima dan waktu  luang yang cukup pun, ternyata kita masih saja mengeluh. Bahkan lebih banyak mengeluh daripada syukurnya. Bukti nyata, bahwa kita madih kurang  bersyukur dengan kesehatan dan waktu luang adalah tidak memanfaatkan kedua-duanya untuk istiqamah dan qana’ah melakukan amal kebaikan dengan sungguh-sungguh.


Ketidaksempurnaan pada diri kita adalah bentuk ujian dari Allah SWT, apakah kita makin dekat dengan-Nya, apakah kualitas dan kuantitas amal ibadah kita makin meningkat, apakah keimanan dan ketakwaan kita semakin baik.


Semoga Allah SWT senantiasa  mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah bersyukur atas ketidaksempurnaan yang kita miliki untuk meraih ridha-Nya.


Semoga hidup kita semakin bermanfaat dan berkah,  Aamiin Ya Rabb.


Wallahua’lam bishawab

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS