Ticker

6/recent/ticker-posts

DARI ALLAH, UNTUK ALLAH, DAN KEMBALI KEPADA ALLAH



Oleg : Prof.Asasriwarni MH

*_A. Dalil Rujukan :_*


Allah lah yang merajai langit dan bumi. Oleh karena itu,  kita semua adalah milik Nya yang  berasal dari Nya dan akhirnya akan kembali kepada Nya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam sebuah  ayat berikut ini :


لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا وَمَا تَحۡتَ الثَّرٰى


*Milik Nya lah apa yang ada di langit, apa yang ada di bumi, apa yang ada di antara keduanya, dan apa yang ada di bawah tanah*  (QS.  Taha Ayat  :   6)


Allah SWT tidak hanya sebagai  pemilik semuanya, akan tetapi Dia juga yang mengelola langit dan bumi beserta isinya. Sebagaimana firman Nya dalam sebuah ayat berikut ini :


وَسَخَّرَ لَـكُمۡ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ جَمِيۡعًا مِّنۡهُ‌ ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوۡمٍ يَّتَفَكَّرُوۡنَ


*Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir* (QS. Al Jatsiya Ayat : 13)


Agar hidup mendapat rahmat dan berkah, maka manusia senantiasa harus sabar dan bersyukur. Meski mendapatkan musibah, yang terucap adalah *_inna lillahi wa inna ilaihi raji'un_*. Ini lah cermin bagi orang-orang yang mendapat petunjuk. Sebagaimana firman Allah SWT dalam sebuah ayat berikut ini :


وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ. الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ


*Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan : _"Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un"_.  Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itu lah orang-orang yang mendapat petunjuk*  (QS. Al-Baqarah Ayat : 155-157)


Berkaitan dengan ayat-ayat tersebut di atas, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di memberikan keterangan, bahwa :  *maksudnya adalah Allah menciptakan langit dan bumi. Allah yang memberikan rezeki pula kepada langit dan bumi. Allah juga yang mengatur langit dan bumi. Allah mengaturnya secara syar’i dan qadari (artinya semua harus tunduk pada aturan syariat Allah dan semua yang Allah tetapkan itu pasti terjadi). _Di bumi ini tempat kita beramal, sedangkan di akhirat nanti adalah tempat amalan kita itu dibalas_. Sehingga dalam ayat selanjutnya  disebutkan, dan kepada Allah lah kembali (semua makhluk). Artinya, kepada Allah tempat kita kembali dan kita akan dibalas* (Lihat Tafsir As-Sa’di, hlm. 600-601)


*_B.  Berasal Dari Allah :_*


Al Qur'an telah menegaskan bahwa manusia diciptakan secara khusus oleh Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Nya dalam ayat-ayat berikut ini  : 


إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى خَٰلِقٌۢ بَشَرًا مِّن طِينٍ

فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُوا۟ لَهُۥ سَٰجِدِينَ


*(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat : Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.  Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku,  maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya* (QS. Shaad Ayat : 71 - 72)


Dalam ayat lain, Allah SWT juga berfirman sbb : 


وَاللّٰهُ خَلَقَكُمۡ مِّنۡ تُرَابٍ ثُمَّ مِنۡ نُّطۡفَةٍ ثُمَّ جَعَلَـكُمۡ اَزۡوَاجًا ؕ وَمَا تَحۡمِلُ مِنۡ اُنۡثٰى وَلَا تَضَعُ اِلَّا بِعِلۡمِه ۚ وَمَا يُعَمَّرُ مِنۡ مُّعَمَّرٍ وَّلَا يُنۡقَصُ مِنۡ عُمُرِهٖۤ اِلَّا فِىۡ كِتٰبٍؕ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيۡرٌ


*Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan Nya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah* (QS. Fatir Ayat : 11)


Kemudian,  Allah SWT juga  menegaskan,  bahwa  penciptaan manusia ini dengan menggunakan kata *Qad* yang sebelumnya didahului dengan *lam* yang memiliki fungsi penegasan *(lam ta’kid)*. Sebagaimana firman  Allah SWT dalam sebuah ayat berikut ini :  


وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ ٱلْوَرِيدِ


*Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya* (QS. Qaf Ayat : 16)


Dalam beberapa ayat lainya,  Allah SWT juga  berfirman tentang penciptaan manusia, yakni  : 


وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَاۤءِ بَشَرًا فَجَعَلَهٗ نَسَبًا وَّصِهْرًاۗ وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا


*Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (mempunyai) keturunan dan musaharah dan Tuhanmu adalah Mahakuasa* (QS. Al Furqan Ayat : 54)


۞ مِنْهَا خَلَقْنَٰكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ


*Dari bumi (tanah) itu lah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain* (QS. Thaha Ayat : 55)


أَلَمْ نَخْلُقكُّم مِّن مَّآءٍ مَّهِينٍ


 *Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina ?* (QS. Mursalat Ayat : 20)


(5). فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ

(6). خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ

(7). يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ

(8). إِنَّهُ عَلَىٰ رَجْعِهِ لَقَادِرٌ


*Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan ?* (5). *Dia diciptakan dari air yang terpancar* (6),  *yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada* (7) *Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati)* (8) (QS. Ath Thaariq Ayat : 5-8).


*_C. Untuk Mengabdi Kepada Allah :_* 


Segala sesuatu yang Allah ciptakan, baik di langit maupun di bumi pasti ada tujuan dan hikmahnya. Tidaklah semata mata karena hanya suka-suka saja. Bahkan seekor nyamuk pun tidaklah diciptakan sia-sia. Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini :


أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ


*Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ?* (QS. Al Mukminun Ayat :115).


Adapun tujuan diciptakannya manusia, mempunyai tujuan sbb : 


*1. Mengilmui Tentang Allah :*


Sebagaimana Allah SWT  berfirman berikut ini : 


اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الأمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا


*Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu*  (QS. Ath Thalaq Ayat : 12).


Allah menceritakan bahwa penciptaan langit dan bumi, agar manusia mengetahui tentang ke Maha Kuasaan Allah Ta’ala, bahwa Allah lah pemilik jagad raya ini dengan ilmu Allah yang sempurna. Tidak ada satu pun yang terluput dari ilmu dan pengawasan Allah, karena ilmu Allah meliputi segala sesuatu


*2. Untuk Beribadah Kepada Allah Semata :*


Sebagaimana Allah SWT berfirman sbb : 


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ


*Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah Ku* (QS. Adz Dzariyat Ayat : 56).


Ayat di atas jelas menyebutkan tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah, hanya menyembah Allah semata.


*_D. Kembali Kepada Allah :_*


Kehidupan dunia pada dasarnya adalah perjalanan manusia menuju  kembali kepada Allah, tempat asalnya. Namun, manusia sering kali lupa diri karena tergoda nikmatnya kehidupan dan gemerlapnya dunia. Oleh karena itu, Allah mengingatkan kepada kita dalam sebuah ayat berikut ini : 


وَأَنِيبُوٓا۟ إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا۟ لَهُۥ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ ٱلْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ


*Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)* (QS. Az Zumar Ayat : 54)


Manusia tidak tahu ia akan dilahirkan di mana atau siapa yang melahirkannya. Tapi, ada fitrah dalam dirinya yang telah ditetapkan Allah SWT. Bahwa ia hidup untuk tujuan tertentu dan oleh karena itu ia akan melewati sebuah jalan ke arah itu. Ada kesadaran dalam dirinya tentang Allah, Sang Pencipta. Tapi, kehidupan dunia kerap membuatnya lupa segalanya. Ia lupa dari mana berasal dan akan ke mana ia berjalan.

Allah dan Rasulullah mengingatkan dan menegaskan, manusia pada hakikatnya tengah berjalan menuju Allah. Dunia, menurut Rasulullah, sekadar tempat berteduh, persinggahan sementara, sebelum lanjut ke tujuan akhir, yakni Allah. Hal ini sessai dengan sabda  Rasulullah SAW berikut ini : 


مَا لِيْ وَلِلدُّنْيَا؟ مَا أَنَا وَالدُّنْيَا؟! إِنَّمَا مَثَلِيْ وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رَاكِبٍ ظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا


*Bagaimana aku bisa mencintai dunia? Sementara aku di dunia ini tak lain, kecuali seperti seorang pengendara yang mencari tempat teduh di bawah pohon untuk beristirahat sejenak, lalu meninggalkannya* (HR At-Tirmidzi).


Tak ada manusia yang sempurna, setiap manusia pasti pernah berbuat salah. Tapi, seperti kata  Rasulullah SAW  sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertobat dan memperbaiki diri. Selain itu, Allah juga Maha Pemaaf dan Maha Pengampun. Dia juga Maha Penyayang. Dia akan selalu menyeru hamba-Nya, mengingatkannya untuk kembali kepada-Nya dengan jiwa yang tenang. Sebagaimana firnan Nya dalam sebuah ayat berikut ini : 


(27) يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ    

(28) ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً 

(29) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي 

(30)  وَادْخُلِي جَنَّتِي 

 

*Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba Ku, dan masuklah ke dalam surga Ku* (QS. Al-Fajr Ayat : 27-30).

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS