Dekan FBS, Buka Seminar Nasional II 2020 Tentang Pembelajaran Bahasa Jepang

Dalam rangka menyemarakkan kegiatan Dies Natalis ke-66 Universitas Negeri Padang, Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni UNP menyelenggarakan Seminar Nasional II (Minasan II) Pembelajaran Bahasa Jepang secara virtual pada Selasa (20/10).

Dalam sambutannya pada pembukaan Seminar Nasional II yang bertajuk Pembelajaran Bahasa Jepang Berbasis Daring, Ketua Jurusan yang diwakili oleh Dr. Muhammad Al Hafizh, M.A., Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris mengapresiasi pelaksanaan seminar nasional dan tetap beraktivitas pada masa pandemi Covid-19 ini.

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang Prof. Dr. Ermanto, S.Pd., M.Hum. menyatakan bahwa pada masa pandemi Covid-19 dan kemajuan teknologi digital pada masa kini tidak bisa dielakkan dan harus dimanfaatkan untuk kemajuan pembelajaran bahasa Jepang pada masa kini dan untuk masa yang akan datang.

"Pembelajaran Bahasa Jepang secara daring adalah suatu keharusan dan dampaknya adalah dosen harus menyiapkan seluruh materi perkuliahan dengan media digital yang bervariasi sehingga mempermudah pemahaman mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi," jelas Prof. Dr. Ermanto, S.Pd., M.Hum.

 

Lebih lanjut, Prof. Dr. Ermanto, S.Pd., M.Hum. menegaskan bahwa pembelajaran secara daring tidaklah berarti memindahkan perkuliahan tatap muka dengan menggunakan daring. Menurut Dekan FBS UNP, perkuliahan daring dengan aplikasi LMS adalah dirancang agar mahasiswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja dengan menggunakan teknologi digital.

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang, Prof. Dr. Ermanto, S.Pd., M.Hum. mengucapkan terima kasih kepada narasumber Dr. Sherly Ferro Lensun, M.Pd. dari Universitas Negeri Manado, Lussy Novarida Ridwan, S.S., M.Pd. dari Asosiasi Guru Bahasa Jepang, dan Prisyanti Suciati, S.Hum., M.Pd. dari FBS Universitas Negeri Padang.

 

Seminar Nasional II Pembelajaran Bahasa Jepang ini diikuti oleh sebanyak 300 peserta yang berasal dari dosen perguruan tinggi dan guru bahasa Jepang di Indonesia. (MRC/ET)