
www.jurnalissumbar.id
Diduga adanya
kecurangan dalam sistem penerimaan SMK dan SMA di daerah tersebut, akhirnya puluhan
orang tua murid kembali mendatangi DPRD Sumatera Barat (Sumbar) mempersoalkan
anak mereka yang tidak lolos dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020
Warga Rio Gusti Fernando saat rapat dengar pendapat dengan DPRD Sumbar di
Padang, Senin, mengatakan hasil temuan di lapangan ditemui adanya penipuan dan
pemalsuan data berdasarkan surat keterangan domisili.
“Kita meminta Dinas Pendidikan membentuk tim khusus dalam menyikapi persoalan
ini. Masalah zonasi banyak menimbulkan persoalan,” tambah dia.
Ia mengemukakan hari ini memberikan sejumlah bukti hasil temuan di lapangan
terkait adanya kecurangan dalam PPDB dan diserahkan langsung ke Ketua DPRD
Sumbar dan Kepala Dinas Pendidikan Sumbar.
Warga lainnya Yuniar dari Kota Padang Panjang mempersoalkan zonasi ini karena
banyak siswa dari daerahnya yang tidak diterima di sekolah akibat jarak mereka
dengan sekolah cukup jauh.
“Ini jadi persoalan dan harus kita berharap agar hal ini ada solusi sehingga
ada kepastian,” kata dia.
Kepala Dinas
Pendidikan Sumbar, Adib Alfikri mengatakan persoalan sebenarnya adalah jumlah
daya tampung sekolah yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
bersekolah.
Menurut dia dulu seleksi untuk masuk sekolah melalui nilai dan masyarakat
menerima hal itu dan menyadari jika nilai anak rendah mereka tidak dapat
sekolah di negeri.
“Saat ini ada kemungkinan penambahan murid, hal itu yang coba dilakukan.
Misalnya sekolah menerima 10 kelas dengan maksimal satu kelas 36 orang sekarang
dapat menjadi 40 orang per kelas,” lanjut dia.
Ketua DPRD Sumbar, Supardi meminta Dinas Pendidikan Sumbar memberikan solusi
terhadap persoalan ini kalau perlu meminta ada penambahan kelas kepada
Kementerian Pendidikan.
“Kita berharap persoalan ini diselesaikan, ada beberapa catatan kitab mulai
dari server dan verifikasi bermasalah yang ditemukan,” tambah dia.
0 Comments