Oleh : Djody prasetyo.J
(Mahasiswa Sastra MinangKabau, Universitas Andalas)
Di zaman sekarang ini hampir seluruh orang mengenal istilah Gadget, mulai dari usia belia sampai usia lanjut. Tak diherankan hal ini terjadi, karena hal ini tidak terlepas dari kebutuhan dan trend di zaman sekarang ini. Hampir di semua lini kehidupan menggunakan gadget untuk mempermudah dalam pengerjaan yang lebih di nilai efisien dan fleksibel.
Gadget pada dasarnya ialah sebuah istilah yang berasal dari bahasa inggris, yang artinya perangkat elektronik kecil yang nemiliki fungsi khusus, sedangkan dalam bahasa indonesia disebut dengan"Acang". Contoh dari gadget ini antara lain smartphone seperti iphone dan blackberry serta masih banyak lagi.
Gadget dari masa ke masa terus berinovasi untuk menawarkan vitur-vitur pendukung yang semakin membuatnya diminati pengguna. Terkadang dengan semakin canggin vitur-vitur yang ditawarkan sebuah merk gadget akan membuat merk tersebut akan menjadi trend dan secara otomatis hargabdari merk tersebut akan naik, yang hal ini dijadikan pengguna sebagai ajang mencari gengsi dikalangan pengguna lainnya. Mereka beranggapan jika mereka memiliki gadget dengan vitur terbaru, maka ia termasuk kelompok gaul dan masyarakat modren.
Tanpa memiliki pemikiran panjang, banyak pengguna yang terpancing untuk adu gengsi dangan gadget yang mereka miliki, yang membuat masyarakat ekonomi kelas bawah kerap kali jadi bulian para pencari gengsi karena tidak dapat mengikuti vitur-vitur gadget terbaru. Dengan anggapan ini membuat banyak orang dari ekonomi kelas bawah tidak ingin diremehkan hanya karena masalah kepemilikan gadget dengan vitur terbaru tersebut. Sehingga banyak diantara mereka seakan melakukan apa saja demi memiliki gadget dengan vitur tersebut.
Banyak kasus yang terjadi demi mengikuti gengsi pergaulan khususnya gengsi dalam hal pemilikan gadget ini. Contoh kasusnya: Remaja yang rela menjual harga diri untuk bisa membeli gadget terbaru, anak yang tidak merasa bersalah membunuh orang tuanya sendiri, hanya gegara tidak dibelikan gadget dan masih banyak kasus yang lainnya.
Jika kita hanya memikirkan gengsi saat ini, maka hal diatas akan kerap kali kita jumpai dari masa ke masanya. Mengapa kita harus gaul dengan gadget??
Jika masih banyak gaul dan gengsi yang harus kita pertimbangkan dalam kehidupan yakni, gengsi dimata sang pemilik kehidupan. Jika kita hanya memikirkan pergaulan dengan manusia, maka itu tak akan ada habis-habisnya.
Kita dalam hidup pun harus berpikir dengan matang yang harus melibatkan hati.
Untuk apa kita hidup?
Apakah kita hanya untuk terlihat trendy dimata manusia?
Jika iya, untuk apa?
Apa untungnya?
Jika hanya untuk disegani oleh teman sepergaulan alasan kita untuk menjunjung gengsi, maka itu alasan yang salah. Untuk apa dihargai dimata manusia namun, dimata sang kuasa kita begitu hina.
Sebaiknya kita harus menyeimbangkan penggunaan gadget dengan logika dan akidah, agar kita lebih bisa mengatur dengan bijaksana baik dalam cara memiliki dan menggunakan gadget ke depannya. Agar kita tak salah kaprah menilai sebuah pergaulan gengsi.
Toh pada dasarnya gadget ialah media yang memiliki fungsi yang sama, yakni berkomunikasi. Untuk apa kita berlomba gengsi manusia jika kita begitu hina untuk mendapatkannya. Jadilah pengguna yang cermat yang menyesuaikan keperluan gadget dengan budjet yang ada.
-•-
0 Comments