Ticker

6/recent/ticker-posts

150 penyair nusantara ikutserta Diskusi Kopi di Bonjol

Jurnalis Sumbar

Masih terngiang suara adzan Isya malam itu, Jumat 27/12/2019 di Mega Wisata, Bonjol panggung utama 'membaca Pasaman Dalam Puisi ketika puluhan cangkir kopi Kajai Ekuator merembak wangi. Kopi asli Talamau yang diolah oleh kelembutan tangan Aris--owner Kajai Ekuator Coffe, yang juga bekerjasama dengan BUMNAG Maju Sejahtera Nagari Kajai, Talamau, Pasaman Barat. Di hadapan hampir 150 penyair nusantara, dalam acara itu, kopi Kajai Ekuator menjadi sahabat lidah para penyair yang hadir. 
Acara yang digagas oleh Forum Pegiat Literasi Pasaman ini, mengundang 147 penyair Asia Tenggara yang lolos kurasi dalam antologi puisi Pasaman. 


Selama tiga hari (27--29 Desember 2019) Arabika dan Robusta Kajai Ekuator Coffe, melahirkan diksi-diksi segar bagi para penyair. Diksi dan motivasi yang disampaikan para penyair dari berbagai daerah, baik kepada Aris (owner Kajai Ekuator Coffe), R. Khairunnas (sekretaris BUMNAG Maju Sejahtera), ataupun Joel Pasbar (Penyair kelahiran Simpang Timbo Abu yang juga lolos kurasi dalam antologi itu)

"Kehadiran kawan-kawan dari Kajai Ekuator ini sebuah penghangat yang manis, terima kasih kami sebanyak-banyaknya." ucap Arbi Tanjung, ketua Forum Pegiat Literasi Pasaman.

"Saya sangat suport kawan-kawan pegiat usaha kreatif seperti ini, teruslah berkarya anak muda." sambung Dr. Riri Satria, penyair dan dosen Universitas Indonesia.

"Ini puisi yang nyata! Ini karya. Bila kemarin saya hanya mendengar Pasaman Barat dengan sawitnya, hari ini saya tahu betapa nikmatnya kopi lereng Talamau itu." kata T. Wijaya, penyair dari Palembang, yang juga merupakan penikmat kopi.

"Dua tahun yang lalu sudah saya nikmati larik-larik puisi Joel Pasbar dalam bukunya Filosofi Secangkir Kopi (Madza Publishing 2017) hari ini saya mencicipi kopi yang selalu dijadikan inspirasi oleh penyair ini." ucap Romy Sastra, penyair yang datang bersama rombongan dari Jakarta.

"Ini yang abang harapkan dari kalian. Kopi Talamau sudah dikenal sejak zaman penjajahan dahulu. Sekarang tugas kita untuk 'mambangkik batang tarandam' itu. Abang siap membantu bila pun dibutuhkan. Mari kita sandingkan kopi dan literasi." Muhammad Subhan, penulis best seller yang merupakan putra asli Kampuang Pasia Nagari Kajai, demikian antusias memotivasi.

"Alhamdulillah, kopi Kajai Ekuator sudah beberapa kali memenangkan festival di provinsi ataupun di pusat, Bang." jawab Aris yang memang sudah cukup lama mendalami tentang kopi.

"Brand dalam sebuah produk itu nomor satu, selain rasa. Konsep kemasan sudah bagus dengan mengolaborasikan gambar objek wisata air terjun si burai-burai. Tinggal ditambah dengan kata-kata puitik oleh 'penyair kopi' ini," celoteh Denni Meilizon, ketua FPL Pasaman Barat, melirik Joel Pasbar.

Minggu 29/12/2019 menjelang senja jatuh dan menyisakan cahaya di Benteng Bukit Tajadi, para penyair nusantara satu per satu kembali ke daerah masing-masing. Terima kasih telah datang ke tanah Tuanku Imam Bonjol. Terima kasih telah meninggalkan kesan dan pesan.

Dalam perjalanan pulang ke lereng Talamau, ada kata-kata yang mengetuk pintu ingatan, kata yang barangkali lebih tua dari kenangan. Memang, kopi Talamau lebih dahulu ada dari Indonesia, meski tidak semua orang Pasaman Barat menyadarinya.

#Dodi Ifanda feat Joel Pasaman

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS