JURNALISSUMBAR| PADANG- Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Sosialisasi Penerapan Sekolah/Madrasah Aman Bencana Tingkat SLTA sederajat Provinsi
Sumatera Barat yang di Buka secara resmi oleh Wakil Gubenur Sumatera Barat
Nasrul Abit, di Hotel Padang, di Daima hotel, Selasa (4/12/2018).
Wakil Gubernur Nasrul Abit menyampaikan apresiasi terhadap
kegiatan sosialisasi siaga bencana ini, karena Provinsi Sumatera Barat
merupakan daerah rawan bencana, hampir semua bentuk bencana ada disini dan
lebih diterkenal dengan “Super Market Bencana” terutama bencana gempa bumi,
tsunami, banjir, longsor.
Kejadian beberapa bencana besar terjadi di Sumatera Barat,
yang semua itilu menjadikan pelajaran bagi kita akan pentingnya persiapan diri
masyarakat yang mulai dari pendidikan disekolah-sekolah.
Simulasi bencana gempa dan tsunami pada anak-anak didik
disekolah, agar menjadi Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Aman Dari Bencana,
Sekolah/madrasah aman dari bencana adalah sekolah/madrasah yang menerapkan
standar sarana dan prasarana serta budaya yang mampu melindungi warga sekolah
dan lingkungan di sekitarnya dari bahaya bencana.
Misalnya apabila terjadi gempa dalam saat belajar,
murid-murid melakukan lari keluar gedung sekolah atau apabila tidak sempat bisa
berlindung di bawah meja.
“Dengan membangun budaya siaga pada anak murid dalam
menghadapi bencana, ini akan menimbulkan rasa aman bagi sekolah dan orang tua
murid,” ujar Wagub.
Wagub Nasrul Abit juga menyampaikan dalam pengunaan dana
tanggap darurat harus dipergunakan sebaik mungkin. Jangan pernah ambil
keuntungan dalam dana tersebut, dan ada yang paling menyedihkan dan prihatin
dana bantuan ada, akan tapi takut untuk mempergunakan, sehingga masyarakat
banyak teraniaya.
“Contohkan terjadi banjir bandang, jembatan putus, sehingga
akses ke lokasi terputus dan banyak masyarakat terisolir yang membutuhkan
bantuan, seperti obat-obatan dan makanan dan lain sebagainya, agar ini menjadi
perhatian untuk tidak terjadi di Sumatera Barat,” himbaunya.
Dalam kesempatan itu Wagub Nasrul Abit juga menyebutkan,
datangnya musibah kadang bisa kita kaitkan dengan perilaku masyarakat yang
melakukan maksiat. Akhir-akhir di daerah kita tingkat maksiat sudah ambang
meresahkan, apalagi LGBT yang banyak di Sumatera Barat mengingat data yang
didapat dari hasil tim Konselor Penelitian Perkembangan Penyakit HIV, diketahui
bahwa angka prilaku sex menyimpang (LGBT) di Sumbar ada sekitar 19.000 orang.
“Angka ini cukup memprihatinkan dengan nilai-nilai budaya
Sumbar yang berfilosofikan Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah. LGBT
bukan budaya kita. Jadi, mari kita perangi dan brantas LGBT,” ujar Nasrul Abit.
Sejauh ini memang belum ada payung hukum atau Perda soal
penolakan LGBT di Ranah Minang ini, tapi kita bisa terlebih dahulu membuat
Peraturan Nagari seperti yang ada di Pasaman. Untuk yang pertama saya mendengar
ada Perda LGBT di Kota Pariaman, ini bagus agar di daerah lain bisa mencontoh
Perda tersebut sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.
“Kita perlu mengapresiasi Pemko Payakumbuh dan masyarakat yang
telah mendeklarasikan diri tolak Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender (LGBT)
di wilayahnya.
“Dan baru-baru ini Kota Padang juga mengikutinya, saya
berharap apa yang dilakukan Pemko Payakumbuh dan Kota Padang beberapa waktu
lalu itu, juga dapat diikuti oleh kabupaten dan kota lainnya yang ada di
Provinsi Sumbar,” ajak Nasrul Abit.
Acara Sosialisasi ini dihadiri oleh kepala dinas Pendidikan
Prov. Sumbar, Kepala Kantor Kementrian Wilayah Agama Wilayah Sumbar, dan Kepala
Sekolah SMA/ Madrasah Aliyah dari 10 Kab/kota yaitu dari Kab. Pasaman Barat,
Agam, Padang Pariaman, Solok, Solok Selatan, Kota Padang, Solok dan Pariaman
dengan jumlah peserta 120 orang. Kegiatan sosialisasi ini diselenggarakan
selama 3 (tiga) hari mulai dari tanggal 3-5 Desember 2018 di Hotel Daima
Padang.
#SN
0 Comments