Boy Lestari Dt. Palindih Dilantik Sebagai Ketua DPW Gebu Minang lima Tahun Kedepan

JURNALIST SUMBAR| PADANG- Ketua DPP Gebu Minang Osman Sapta Odang melantik dan mengukuhkan H. BOY LESTARI DT PALIDIH dan kepengurusannya  sebagai ketua DPW Gebu Minang Sumatera barat  periode 2017-2022 di hotel Mercury Padang   (23/10)

H. BOY LESTARI DT PALIDIH  sebagai ketua DPW Gebu Minang  menyatakan bahwa  Gebu Minang kedepan siap untuk mengemban visi dan missi dan mengawal adat istiadat yang “tak lakang jo paneh dan tak lapuak jo hujan”

Namun kata Boy LESTARI DT PALIDIH bahwa tidak adanya bansos  terhadap kegiatan agama, sosial dan budaya ini tidak menyurutkan semangat gebu minang untuk berkiprah  ditengah masyarakat dalam mengemban visi dan misi organisasi.

Untuk kedepannya, Kepengurusan dewan pengurus wilayah gebu Minang di Sumbar siap untuk membentuk kepengurusan Daerah ditiap 19 kota dan kabupaten di sumbar,” ujar Boy lestari

Dan mengajak bagi semua elemen  bahu membahu dalam membangun organisasi Gerakan Ekonomi dan Budaya (Gebu) Minangkabau mampu memperkuat perkembangan nilai-nilai sosial budaya yang berkembang di tengah masyarakat.

Yakni dengan menyatukan visi dan missi antara ranah dan rantau,” kata ketua DPW Gebu Minang

Dalam waktu dekat pihaknya segera bangun gedung Gebu Minang Sumbar di Bandara Internasional Minangkabau yang representatif.

Sebanyak 50 orang Dewan Pengurus Pusat (DPP) Gebu Minang hadir dalam pelantikan Dewan Pengurus Wilayah Gebu Minang Sumbar periode 2017-2022.

"Tujuan dibangunnya gedung itu sebagai rumah bagi masyarakat Sumbar," ujarnya.

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno berharap Gerakan Ekonomi dan Budaya (Gebu) Minangkabau mampu memperkuat perkembangan nilai-nilai sosial budaya yang berkembang di tengah masyarakat.

"Pengurus Gebu Minangkbau ini diisi oleh orang-orang penting seperti ninik mamak, bundo kanduang, dan alim ulama, sehingga cukup berpotensi meningkatkan moralitas masyarakat Minangkabau terutama di era berteknologi ini," katanya 

Menurutnya melalui Gebu Minang yang sudah ada sejak 24 Desember 1989 itu dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan dan menjunjung nilai adat dan budaya yang mulai tergerus oleh kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi, ujarnya sangat berpotensi merusak moral dan nilai adat jika penggunaanya tidak disaring dan secara positif.

"Akan banyak dampak dari kemajuan teknologi, terutama media sosial akan menggerus norma-norma adat terutama di kalangan anak muda," sebutnya.

Ia mengharapkan hal itu tidak hanya di daerah Sumbar saja, namun juga diterapkan di tanah rantau sehingga rakyat Minangkabau tidak lupa dengan identitas dan jati dirinya.

Masyarakat Minangkabau tidak boleh lupa dengan filosofinya dengan rinci yang sesuai dengan adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah (ABS-SBK), katanya.

"Banyak harapan tertumpang melalui Gebu Minangkabau ini ke depannya dan pemerintah provinsi siap bekerja sama untuk menjalankan program yang akan dibuat," jelas dia.
#Fals