Hamparan sawah yang mengering di Koto VII

Tanjung Ampalu,27 Agustus 2025

Negara kita Indonesia disebut negeri Agraris,yakni negeri yang seharusnya memakmurkan pertanian maupun perkebunan.Sangat miris apa yang terjadi di nagari Limo koto Kecamatan Koto VII kabupaten Sijunjung ini,dimana puluhan bahkan mungkin ratusan sawah kering kerontang,benar sih saat ini musim kemarau tapi dinegeri ini ada sebuah sungai Batang Ombilin yang airnya tidak pernah kering dan hanya numpang lewat saja dinegeri ini tanpa pemanfaatan yang maksimal.

Belum lagi ada aktifitas yang mencemari air sungai tersebut yang terjadi beberapa waktu yang lalu,yang membuat air sungai tersebut menguning bahkan menghitam dalam kondisi yang sangat tercemar.Kalau airnya jernih masih bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk MCK(Mandi cuci Kakus)nya,tapi air ini kalau dimanfaatkan akan membawa dampak yang kurang baik.Tapi saat ini keadaan airnya lumayan jernih menurut pantauan awak media,mungkin kesadaran masyarakat sudah mulai memperhatikan keadaan sungai ini, sehingga kegiatan yang mencemari air sungai tersebut mungkin telah dihentikan.

Menurut seorang nara sumber yang ditemui awak media merupakan seorang Pemuka adat dan tokoh masyarakat dan beliau enggan namanya disebut kan dalam pemberitaan ini, menurut nya;tidak adanya perhatian Pemda kepada kita petani ini,buktinya air sungai Batang 

Ombilin yang sangat potensial untuk mengairi persawahan dan perkebunan kita didaerah kita,hanya dibiarkan numpang lewat.Sungai batang Ombilin ini seharusnya bisa dimanfaatkan jadi irigasi bagi pertanian dan perkebunan tuturnya.

Semoga dengan pemberitaan ini akan ada tersentuh pikiran Pemda tersebut terutama yang membidangi masalah pertanian dan perkebunan tambahnya.Air yang sangat potensial kok dibiarkan hanya numpang lewat,"

Harga beras saat ini lumayan mahal dan sawah yang ada di nagari ini belum juga produktif akibat belum adanya pengairan.

Musim kemarau ini kalau ada pengairan yang berfungsi hal ini bukanlah jadi permasalahan.

Air sungai hanya dibiarkan numpang lewat.

(Syafrinaldi)