Ticker

6/recent/ticker-posts

Menelusuri Keunikan dan Misteri Batu Batikam: Warisan Budaya Minangkabau Yang sarat Makna

 


Penulis: Muhammad Thariq Aulta Universitas Andalas Fakultas Ilmu Budaya dan jurusan Sastra Minangkabau

Gmail: muhammadthariqaulta340@gmail.com

 Batu batikam adalah salah satu benda cagar budaya bersejarah di Jorong Dusun Tuo, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Jika diartikan kedalam bahasa Indonesia, Batu Batikam berarti batu yang tertusuk. Batu batikam adalah salah satu peninggalan sejarah masyarakat Minangkabau yang melambangkan simbol demokrasi. Menurut sejarah, lubang atau tusukan yang ada di tengah batu itu merupakan bekas dari tusukan keris Datuak Parpatiah Nan Sabatang. Luas situs cagar budaya Batu Batikam adalah 1.800 mater persegi, dulu berfungsi sebagai medan nan bapaneh atau tempat bermusyawarah kepala suku. Susunan batu disekeliling Batu Batikam seperti sandaran tempat duduk, berbentuk persegi panjang melingkar. Pada bagian tengah terdapat Batu Batikam dari bahan batuan Andesit. Batu ini berukuran 55×20×40 sentimeter, dengan bentuk hampir segitiga. Prasasti batu batikam menjadi salah satu bukti keberadaan kerajaan Minangkabau di zaman Neolitikum. Batu batikam merupakan batu tertusuk yang melambangkan pentingnya perdamaian dan musyawarah-mufakat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.

Keunikan

 Batu ini dinamakan Batu Batikam atau batu tertusuk adalah karena adanya bekas tusukan pada bagian batu tersebut. Secara logika, hal ini mungkin sulit diterima oleh akal mengingat batu adalah sebuah benda yang sangat keras sehingga tidak mungkin untuk ditusuk dan menyisakan sebuah lubang yang tembus. Menurut cerita yang diyakini masyarakat setempat, Batu Batikam merupakan bekas tusukan keris milik Datuak Parpatiah Nan Sabatang yang menjadikan Batu Batikam sebagai simbol perdamaian antar pemimpin yang berkuasa pada masa itu. Cerita lain menyatakan bahwa peninggalan sejarah ini dahulu kala merupakan suatu tempat musyawarah para kepala suku. Hal lain yang menambah keunikan Batu Batikam adalah adanya sebuah pohon beringin yang sangat besar di sekitar kawasan tersebut. Selain itu, lubang pada Batu Batikam ini dapat disentuh dan dilihat langsung oleh pengunjung.

Asal-usul Batu Batikam

 Menurut cerita, kemunculan batu batikam bermula dari Adanya selisih paham dalam menentukan sistem pemerintahan adat antara dua orang kakak beradik yang bernama Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan Datuak Katumangguangan. Datuak Parpatiah Nan Sabatang mengusung sistem pemerintahan kelarasan Bodi Caniago, sedangkan Datuak Katumangguangan dengan sistem pemerintahan kelarasan Koto Piliang. Karena memiliki perbedaan penerapan sistem pemerintahan, keduanya memutuskan untuk berunding dengan cara musyawarah. Namun, perundingan mereka tidak berjalan lancar karena Datuak Parpatiah memutuskan untuk manancapkan kerisnya ke sebuah batu hingga berlobang dan batu itu dibuangke sungai.

 Tujuannya agar perselisihan itu segera selesai dan tidak dilakukan lagi pada keesokan harinya. Konon, batu yang ditancap keris itu lah yang sekarang dikenal sebagai Batu Batikam. Mitos mengenai Batu Batikam dipercayai sebagai mitos yang benar-benar terjadi di dunia nyata oleh sebagian masyarakat di Minangkabau, khususnya masyarakat Luhak Nan Tuo dan yang tinggal di daerah Lima Kaum. Bagi masyarakat Luhak Nan Tuo, mitos Batu Batikam berfungsi sebagai upaya agar norma-norma tersebut selalu dipatuhi oleh masyarakat di sana. Konon pada Batu Batikam tergambar dua karakter kepemimpinan yang ada di Lima Kaum. Oleh sebab itu, Batu Batikam diharapkan dapat berperan sebagai pengontrol dan acuan dalam usaha mewujudkan keseimbangan dan harmonisasi tingah laku masyarakat.

Lokasi

 Batu batikam terletak di jorong Dusun Tuo, Nagari Limo Kaum, kecamatan Lima Kaum, Tanah Datar , Sumatera Barat, sekitar 10 menit perjalanan dari Kota Batusangkar. Sedangkan dari kota Padang, ibu kota provinsi Sumatera Barat berjarak lebih kurang 100 km atau dua sampai tiga jam perjalanan dengan bus dan kendaraan pribadi. Lokasinya tepat berada di pinggir jalan raya sehingga sangat mudah untuk di kunjungi. Batu batikam termasuk salah satu lokasi cagar budaya, berada dalam pengawasan Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sumbar, Riau dan Jambi yang berkantor di Pagaruyung.

Batu Batikam adalah salah satu situs bersejarah dan budaya yang terletak di daerah Batusangkar, Sumatera Barat, Indonesia. Situs ini memiliki makna yang mendalam dalam tradisi masyarakat Minangkabau dan dihubungkan dengan legenda serta praktik adat setempat. Dalam bahasa Minangkabau, "batikam" berarti "tertusuk," dan batu ini memang terkenal karena memiliki lubang di tengahnya, yang diyakini terbentuk akibat tusukan keris pada zaman dahulu. Legenda yang berkembang di sekitar batu ini berkisah tentang perselisihan antara pemimpin suku yang diselesaikan dengan perdamaian melalui prosesi simbolis, di mana keris ditikamkan ke batu sebagai tanda ikrar perdamaian.

Batu Batikam melambangkan persatuan, kearifan lokal, dan kedamaian. Ia menjadi simbol bahwa meski perbedaan dan perselisihan bisa terjadi, solusi terbaik adalah melalui musyawarah dan mufakat. Hal ini selaras dengan filosofi adat Minangkabau, "adat basandi syara', syara' basandi Kitabullah," yang menekankan pentingnya harmoni dalam komunitas yang berpegang pada nilai-nilai agama dan adat. Batu ini bukan hanya benda mati, tetapi memiliki peran dalam cerita dan ritual yang diwariskan secara turun-temurun. Para tetua adat dan masyarakat setempat menjunjung tinggi nilai-nilai yang diwakilkan oleh situs ini, menjadikannya bagian penting dari identitas budaya mereka.

Dari segi arkeologis, Batu Batikam menjadi bukti adanya peradaban yang sudah mengenal organisasi sosial dan sistem hukum sejak berabad-abad yang lalu. Para peneliti dan sejarawan sering meneliti situs ini untuk memahami lebih jauh tentang kehidupan dan kepercayaan masyarakat Minangkabau di masa lampau. Batu ini juga merupakan daya tarik wisata budaya yang populer di Sumatera Barat, menarik minat pengunjung yang ingin belajar tentang sejarah, kebudayaan, dan legenda lokal.

Selain dari aspek sejarah dan budaya, Batu Batikam berfungsi sebagai pengingat kolektif bagi masyarakat Minangkabau tentang pentingnya nilai gotong royong dan kebersamaan. Dalam kehidupan modern, nilai-nilai ini terus dihidupkan dan dipraktikkan dalam berbagai acara adat dan kegiatan sosial, menegaskan peran situs bersejarah seperti Batu Batikam sebagai jembatan antara masa lalu dan masa kini.

Kesimpulannya, Batu Batikam tidak hanya penting sebagai artefak fisik, tetapi juga sebagai simbol perdamaian dan persatuan dalam masyarakat Minangkabau. Kehadirannya mengingatkan kita pada pentingnya menghormati nilai-nilai adat dan warisan budaya sebagai sarana menjaga harmoni sosial. Situs ini merupakan saksi bisu kebesaran sejarah dan kebudayaan Minangkabau yang kaya, dan terus dijaga sebagai bukti kebijaksanaan leluhur dalam membangun masyarakat yang rukun dan sejahtera.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS