Ticker

6/recent/ticker-posts

Keanekaragaman Tanaman Hanjeli: Pangan Lokal yang Terlupakan di Sumatera Barat

Oleh : Dinda Sri Azani Mahasiswa Agroteknologi fakultas pertanian Universitas Andalas



      Sumatera Barat, merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati. Salah satu tanaman yang memiliki potensi besar tetapi kini semakin terabaikan adalah hanjeli (Coix lacryma-jobi). Meskipun tanaman ini pernah menjadi bagian penting dalam tradisi pangan lokal, popularitasnya terus meredup, kalah oleh komoditas lain seperti padi, jagung, dan ubi kayu.

Hanjeli adalah salah satu tanaman serealia tropis yang berasal dari kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur. Tanaman ini memiliki biji berbentuk bulat hingga lonjong dengan tekstur yang keras. Selain kaya akan karbohidrat, hanjeli juga mengandung protein, serat, dan berbagai mineral seperti zat besi dan kalsium, menjadikannya salah satu sumber pangan yang bernilai gizi tinggi. Selain sebagai sumber pangan, hanjeli juga memiliki khasiat obat tradisional untuk berbagai penyakit, termasuk gangguan pencernaan dan kanker.

Biji hanjeli biasa diolah menjadi tepung untuk membuat bubur, kue, atau panganan ringan lainnya. Selain itu, bijinya yang keras sering dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan, seperti tasbih, kalung, atau aksesoris lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, tanaman ini mulai tergeser karena minimnya upaya pelestarian, perubahan pola konsumsi masyarakat, dan dominasi tanaman pangan lain yang lebih mudah dipasarkan menjadi beberapa penyebab hilangnya popularitas hanjeli.

Sumatera Barat memiliki berbagai jenis hanjeli yang tumbuh liar maupun pernah dibudidayakan oleh masyarakat. Varietas lokal ini mencakup variasi dalam ukuran, warna, hingga kandungan gizi bijinya. Keanekaragaman genetik ini menjadi potensi yang sangat penting, baik untuk pengembangan pangan lokal maupun untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.

Tanaman hanjeli memiliki keunggulan adaptasi yang luar biasa. Ia dapat tumbuh di lahan marginal, seperti perbukitan atau ladang yang kurang subur. Di Sumatera Barat, daerah seperti Solok, Padang Pariaman, Lima Puluh Kota, dan Agam pernah menjadi wilayah tumbuh suburnya tanaman ini. Sayangnya, keanekaragaman genetik hanjeli saat ini semakin terancam karena kurangnya perhatian terhadap pelestarian tanaman lokal.

Melestarikan hanjeli tidak hanya soal mengenalkan kembali tanaman ini ke masyarakat, tetapi juga soal membangun kesadaran akan pentingnya diversifikasi pangan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghidupkan kembali hanjeli antara lain yaitu, melakukan penelitian dan pengembangan untuk menggali potensi hanjeli, baik dari segi gizi, budidaya, maupun pengolahannya menjadi produk bernilai ekonomi. mengembangkan inovasi produk berbasis hanjeli, seperti mie, tepung, atau camilan kekinian, dapat menjadi cara menarik minat generasi muda.

Namun, upaya ini juga memiliki tantangan. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara budidaya dan pengolahan hanjeli. Banyak petani lebih memilih untuk menanam tanaman komersial seperti padi karena dianggap lebih menguntungkan. Selain itu, pemasaran hanjeli juga menjadi kendala; produk ini tidak sepopuler beras sehingga sulit untuk menemukan pasar yang stabil. Upaya untuk memperkenalkan kembali hanjeli sebagai alternatif pangan lokal sangat penting untuk menjaga keberagaman hayati dan ketahanan pangan.

Penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk melakukan sosialisasi mengenai manfaat hanjeli serta cara budidayanya. Pelatihan bagi petani tentang teknik budidaya modern dapat meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka. Selain itu, pengembangan produk olahan berbasis hanjeli seperti dodol atau ketan dapat menarik minat masyarakat untuk kembali mengonsumsinya.

Hanjeli adalah contoh nyata dari keanekaragaman pangan lokal yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Dengan meningkatkan kesadaran tentang nilai gizi dan potensi ekonominya, kita tidak hanya melestarikan warisan budaya tetapi juga memperkuat ketahanan pangan lokal. Mari kita bersama-sama menghidupkan kembali hanjeli sebagai salah satu sumber pangan alternatif di Sumatera Barat. Dengan langkah kecil namun signifikan ini, kita dapat menjaga keberagaman kuliner sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan di daerah kita..

Mari Hidupkan Kembali Warisan Pangan Lokal


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS