Oleh : Olifvia Putri Utami
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 membawa dampak signifikan terhadap sistem pendidikan, salah satunya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka beralih ke pembelajaran daring (online learning) sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran virus. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia secara daring ini menuntut penyesuaian metode, media, dan strategi pembelajaran untuk memastikan efektivitas pengajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tantangan, strategi, dan dampak yang dirasakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia selama masa pandemi melalui platform daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun pembelajaran daring memberikan fleksibilitas dan aksesibilitas yang lebih luas, namun terdapat berbagai tantangan, seperti keterbatasan akses teknologi, kurangnya interaksi langsung antara guru dan siswa, serta kesulitan dalam mengelola motivasi siswa. Namun demikian, beberapa strategi pembelajaran berbasis teknologi seperti penggunaan video pembelajaran, forum diskusi online, dan aplikasi pembelajaran interaktif terbukti membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Bahasa Indonesia. Penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai pentingnya adaptasi teknologi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di masa depan, terutama dalam menghadapi situasi darurat seperti pandemi.
Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan menjadi cara dalam meningkatkan kualitas keilmuan dan pengembangan kepribadian seseorang. Maka tidak salah bila pendidikan dikatakan sebagai usaha sadar dalam rangka membimbing dan mengarahkan perkembangan anak. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era Industri 4.0 telah memiliki pengaruh yang besar terhadap proses pengajaran dan pembelajaran. Kemudahan akses teknologi telah digunakan oleh para pengajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti yang telah disampaikan oleh Keengwe & Georgina dalam penelitiannya telah menyatakan bahwa perkembangan teknologi memberikan perubahan terhadap pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran (Keengwe & Georgina, 2012).
Perkembangan teknologi memaksa para guru untuk terus beradaptasi dalam memberikan pembelajaran yang menyenangkan dan menggembirakan bagi para siswa, salah satunya dengan memanfaatkan perangkat teknologi (Hadi & Emzir, 2016: 71) Lebih lanjut, Harto (2018) menegaskan bahwa seorang pendidik dituntut untuk memiliki empat kompetensi agar dapat menggunakan teknologi digitial dengan tepat guna. Pertama, seorang pendidik harus memahami dan mampu menggunakan teknologi digital serta penerapannya. Kedua, memiliki kompetensi kepemimpinan yang mampu mengarahkan peserta didik memiliki pemahaman tentang teknologi. Ketiga, mempunyai kemampuan memprediksi dengan tepat arah gejolak perubahan dan langkah strategis menghadapinya. Keempat, mempunyai kompetensi dalam mengendalikan diri dari segala gejolak perubahan, dan mampu meenghadapinya dengan memunculkan ide, inovasi, serta kreativitas.
Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan utama dalam peningkatan kualitas pendidikan nasional. Melalui proses belajar mengajar diharapkan tercapai tujuan pendidikan dalam bentuk perubahan tingkah laku peserta didik. Proses belajar ini memerlukan bahasa untuk memungkinkan manusia saling berhubungan dan berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan intelektualitas diri. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan bahasa, dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
Hal ini dapat menjadikan mereka memiliki perbedaan pendapat dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Semakin dikuasainya suatu konsep dalam pembelajaran diharapkan pemecahan suatu masalah menjadi semakin mudah, dan hasil belajar menjadi lebih baik. Dalam proses pembelajaran di kelas, seorang guru seringkali menjumpai siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sugihartono mendefinisikan kesulitan belajar sebagai suatu gejala yang nampak pada peserta didik yang ditandai dengan adanya hasil belajar yang rendah atau di bawah norma yang telah ditetapkan.
Menurut Saptono, dalam mengembangkan pembelajaran Bahasa Indonesia, guru harus menyadari bahwa pelajaran ini lebih dari kumpulan fakta atau konsep, tetapi juga merupakan kumpulan proses dan nilai yang dapat dikembangkan dalam kehidupan nyata. Banyak siswa yang tidak dapat mengembangkan pemahamannya terhadap konsep-konsep pelajaran Bahasa Indonesia karena antara perolehan pengetahuan dan prosesnya tidak terintegrasi dengan baik sehingga siswa mengalami kesulitan belajar Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun secara tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Perbuatan belajar adalah perbuatan yang sangat kompleks, proses berlangsung dalam otak manusia. Proses belajar pada dasarnya merupakan kegiatan yang brsifat individual untuk memperoleh suatu hasil yang ingin dicapai. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagi hasil dari pengalaman (menurut psikolog tingkah laku). Perubahan sebagai hasil dari kegiatan belajar dapat juga berupa penguasaan, penggunaan mengenai sikap, nilai, dan pengetahuan. Perubahan yang terjadi tentunya merupakan perubahan kearah yang lebih baik. Belajar juga merupakan suatu proses timbulnya atau berubanhya tingkah laku melalui latihan (menurut psikolog kognitif).
Dari berbagai definisi belajar dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Demi tercapainya tujuan pendidikan tersebut, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan kurikulum.
Kesulitan belajar yang dialami siswa disebabkan oleh berbagai faktor menyebutkan penyebab kesulitan belajar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (faktor internal) meliputi: kemampuan intelektual, afeksi seperti perasaan dan percaya diri, motivasi, kematangan untuk belajar, usia, jenis kelamin, kebiasaan belajar, kemampuan mengingat, dan kemampuan penginderaan seperti melihat, mendengarkan, dan merasakan. Sedangkan faktor yang berasal dari luar pelajar (faktor eksternal) meliputi faktor-faktor yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang meliputi guru, kualitas pembelajaran, instrument atau fasilitas pembelajaran baik yang berupa hardware maupun software serta lingkungan, baik lingkungan sosial maupun alam. Senada dengan pendapat Sugihartono, masalah kesulitan belajar oleh Aunurrahman (2010: 199) juga dikelompokkan dalam 2 faktor penyebab, yaitu faktor internal dan eksternal.
Masalah faktor internal diantaranya: karakteristik siswa, sikap terhadap belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan belajar, kemampuan menggali hasil belajar, rasa percaya diri, serta kebiasaan belajar. Sedangkan faktor eksternal meliputi: faktor guru, lingkungan sosial, kurikulum sekolah, dan sarana prasarana. Dengan adanya kaitan tersebut maka peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam kurikulum 2013. Sumardi, hal ini disebabkan oleh peran bahasa Indonesia yang sangat strategis, yakni sebagai bahasa pengantar pendidikan dan bahasa nasional. Oleh karena itu mutu pengajaran bahasa Indonesia sangat kuat berpengaruh atas mutu pendidikan nasional dan kekentalan kesatuan dan persatuan bangsa. Pada tulisan ini maka penulis akan mengambil judul “Online Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Masa Pandemi Covid-19.
Pada pembelajaran pertama dengan pokok bahasan “Mengidentifikasi informasi dari teks iklan, slogan, dan poster”. Pada pembelajaran pertama ini penulis menggunakan media pembelajaran berupa Moodle. Siswa siswi melakukan absensi menggunakan aplikasi moodle yang sudah buat. Pengumpulan tugas ini berupa data foto yang di kirim melalui whatsapp group. Moodle adalah platform pembelajaran daring yang banyak digunakan oleh sekolah-sekolah untuk mengelola pembelajaran, termasuk pembelajaran Bahasa Indonesia, selama pandemi COVID-19. Berikut ini adalah pembahasan mengenai efektivitas Moodle dalam mengelola pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah masa pandemi:
Moodle menyediakan akses pembelajaran yang mudah dari berbagai perangkat (laptop, tablet, dan smartphone). Hal ini mempermudah siswa untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia kapan saja dan di mana saja, meskipun mereka berada di rumah selama pandemi. Moodle memungkinkan guru untuk mengorganisasi materi pembelajaran dalam bentuk modul-modul yang terstruktur, mempermudah siswa dalam memahami topik-topik Bahasa Indonesia secara sistematis, seperti tata bahasa, sastra, dan keterampilan menulis.
Dengan Moodle, guru dapat mengunggah berbagai jenis materi, seperti teks, video, dan kuis interaktif. Hal ini membuat pembelajaran Bahasa Indonesia lebih menarik dan dapat disesuaikan dengan gaya belajar siswa yang berbeda-beda. Moodle menyediakan forum diskusi, kuis, dan tugas-tugas yang dapat membantu siswa untuk aktif berinteraksi. Ini penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, di mana keterampilan komunikasi seperti diskusi dan penulisan sangat ditekankan. Moodle memungkinkan guru untuk memberikan penilaian yang lebih terperinci dan langsung. Guru dapat memantau kemajuan siswa melalui tugas yang diunggah, hasil kuis, dan partisipasi dalam forum diskusi, serta memberikan umpan balik yang konstruktif.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, tugas seperti menulis esai, membuat presentasi, dan analisis teks sastra dapat diunggah dan dinilai langsung di platform ini, sehingga memberikan kesempatan untuk evaluasi yang lebih holistik. Penggunaan Moodle dalam pembelajaran daring selama pandemi juga membantu siswa dan guru untuk meningkatkan keterampilan teknologi mereka. Ini penting, karena keterampilan digital menjadi salah satu kebutuhan penting di era modern, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang membutuhkan riset dan referensi digital. Moodle juga memungkinkan siswa untuk mengakses berbagai sumber daya pembelajaran Bahasa Indonesia dari berbagai situs web dan e-book, yang memperkaya pengetahuan mereka.
Meskipun Moodle sangat efektif, tidak semua sekolah memiliki infrastruktur yang memadai, seperti akses internet yang stabil atau perangkat yang cukup. Hal ini dapat menjadi kendala dalam pemanfaatan Moodle secara maksimal, terutama di daerah terpencil.Beberapa siswa dan guru mungkin kurang terampil dalam menggunakan platform ini, yang memerlukan waktu untuk pelatihan dan adaptasi. Hal ini dapat mengurangi efektivitas pembelajaran daring, terutama di awal pandemi.
Meskipun Moodle menyediakan forum dan diskusi online, beberapa aspek pembelajaran Bahasa Indonesia, seperti keterampilan berbicara atau diskusi langsung, Lebih efektif dilakukan secara tatap muka. Pembelajaran daring mengurangi peluang ini, meskipun ada usaha untuk mengatasi hal ini dengan sesi video atau konferensi daring.
Pada pembelajaran dengan pokok bahasan “Menelaah struktur dan kebahasaan teks iklan, slogan, dan poster”. Pada pembahasan ini masih menggunakan media pembelajaran yang sama, yaitu melakukan absensi dengan menggunakan aplikasi moodle. Sebelum siswa mengerjakan tugas di lembar kerja siswa, penulis memberikan tugas pada mereka untuk berdiskusi mengenai struktur dan kebahasaan yang baik untuk membuat teks iklan, slogan, dan poster. Kemudian siswa siswi membuat poster dan slogan dengan bahasa dan struktur yang benar. Sebelum mereka membuat tugasnya, memberikan beberapa contoh slogan dan poster yang baik dan benar agar mereka bisa mengembangkan sendiri dan bisa dijadikan acuan dalam mengerjakan tugasnya dan pembelajaran berjalan dengan efektif. Setelah diberikan contoh slogan dan poster, siswa siswi bisa memahami materi dengan baik sehingga bisa mengerjakan tugas dengan bahasa yang baik dan benar.
Pada pembelajaran dengan fokus bahasan “Mengidentifikasi informasi dari teks eksposisi”. Pada pembelajaran ini kita bisa memberikan contoh teks yang ada di lembar kerja siswa, kemudian siswa siswi mengidentifikasi informasi apa saja yang ada di dalam teks tersebut. Kemudian dengan fokus bahasan “Menganalisis struktur dan isi teks eksposisi”. Pada pembelajaran ini memberikan tugas melalui lembar kerja siwa, kemudian siswa dapat menganalisis isi yang ada dalam teks eksposisi. Kemudian pembelajaran dengan menggunakan fokus bahasan “Menyusun teks eksposisi” pembelajaran ini bisa kita pakai dengan baik karena mereka bisa mempergunakan buku dan media sosial dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memahami pembelajaran ini.
Berdasarkan pembahasan di atas pembelajaran dilakukan menggunakan pembelajaran daring berupa Moodle, dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dapat berlangsung sesuai harapan dan mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran oline masih ditemukan beberapa kesulitan yang menjadi masalah bagi para siswa diantaranya adalah minimnya tingkat penguasaan aplikasi dan paket internet yang tidak memadai. Adapun kelebihan penggunaan model pembelajaran online, para siswa dapat mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan antusias dan target pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan. Secara keseluruhan, Moodle telah terbukti efektif dalam mengelola pembelajaran Bahasa Indonesia secara daring selama pandemi COVID-19. Platform ini memberikan fleksibilitas, interaktivitas, dan kemudahan akses bagi siswa dan guru. Namun, tantangan terkait infrastruktur dan keterampilan digital yang terbatas tetap perlu diatasi untuk memaksimalkan efektivitas pembelajaran daring ini. Dengan dukungan yang tepat, Moodle bisa menjadi alat yang sangat efektif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
0 Comments