Peran Dan Tantangan Media Sosial Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik
Pada era saat ini media massa merupakan salah satu kunci utama dalam kehidupaan, terutama media massa online. Media massa online yang sering disebut dengan Media Sosial (MedSos), medsos memiliki peranan penting dalam penyebaran informasi pada era saat ini. Tidak bisa dipungkiri lagi medsos merupakan media yang paling “Dekat” dengan kita atau para Gen Z saat ini, medsos dianggap sebagai tempat curhat, mencari informasi, menjadi sarana komunitas bagi sebagian kelompok orang, dan tak jarang juga medsos ini sebagai media saling serang antar kelompok yang berbeda pemahaman. Maka dari itu, media sosial memiliki peranan penting dalam kehidupaan pada era saat ini, selain memiliki peranan yang penting media sosial juga memiliki tantangan dalam penyampaian informasinya, terutama dalam upaya meningkatkan partisipasi politik.
Partisipasi politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan, mulai dari pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan. Termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan, serta merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pimpinan warga secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah. Namun, kebanyakan orang menganggap bahwa partisipasi politik hanya proses ikut serta dalam hal pemilihan umum saja, padahal masyarakat memiliki peran penting dalam pemerintahan salah satu peranya ialah sebagai penilai terhadap kebijakan yang diambi oleh pemerintah, sudah tepat atau belumnya kebijakan yang diambil pemerintah dapat dinilai oleh masyarakat apabila sudah tepat kebijakan tersebut, maka kebijakan tersebut dapat dilaksanakan dimasyarakat.
Untuk meningkatkan partisipasi politik dimasyarakat media sosial memiliki peranan penting dalam hal itu, peran dari media sosial sebagai saranan meningkatkan partisipasi politik sebagai berikut.
1. Media Sosial sebagai platfrom untuk pengenalan mengenai politik
Pada saat ini para pemilih di dominasi dari Gen Z, Gen Z yang dikenal akan kecakapannya dalam bermedia sosial. Maka dari itu, pengenalan mengenai politik harus menyesuaikan zamannya, dengan lewat media sosial pengenalan mengenai politik lebih mudah dan efisien serta fleksibel.
2. Media Sosial sebagai sarana berdiskusi
Media sosial adalah media yang memiliki jangkaun yang luas, sehingga memungkinkan para penggunan media sosial untuk melakukan diskusi-diskusi mengenai isu-isu politik dan bagaimana kinerja pemerintahan yang sedang berlangsung dengan membuat komunitas atau forum diskusi dimedia sosial. Dari sarana ini saja kita sudah sedikit mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dengan dibuktikanya mampu membuat komunitas atau forum diskusi di media sosial.
3. Media Sosial sebagai sarana kampanye
Pada saat ini pemilih didominasi oleh Gen Z dan Milenial yang dianggap sebagai “Melek Digital” atau paham dengan dunia digital, namun sayangnya sebagai dari Gen Z tidak peduli dengan proses pemilihan yang sedang berlangsung. Meraka hanya sebagai “Penonton” demokrasi, seharusnya para politisi yang ingin mendapatkan suara dari Gen Z harus bisa mengambil “Hati” pemilih Gen Z dengan melakukan kampanye dimedia sosial. Apabila kampanye hanya mengandalkan kampanye hanya dilapangan terbuka, bisa dipastikan para politisi tidak mendapatkan suara dari para pemilih Gen Z.
4. Kolaborasi antara Pemerintah dan Influenser untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat
Influenser adalah salah seorang yang berpengaruh dimedia sosial, ia mampu menarik perhatian publik hanya dengan ucapanya ataupun dengan videonya yang singat. Pemerintah berkaloborasi dengan influenser dengan tujuan menarik perhatian publik untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik, hal ini akan mendapatkan respon positif dari publik karena pada saat ini publik hanya ingin mendapatkan informasi dengan cepat dan singat.
Dibalik peranan media sosial sebagai sarana meningkatkan partisipasi politik, terdapat juga tantangan dari media sosial untuk meningkatkan partisipasi politik seperti, munculnya berita-berita hoax, adanya berita-berita yang bermuatan SARA, dan adanya yang buzzer. Pada saat ini yang paling terkenal dimedia sosial ialah adanya buzzer, buzzer ialah orang yang memanfaatkan akun sosial media miliknya guna menyebarluaskan informasi atau melakukan suatu promosi maupun iklan dari suatu produk atau jasa pada perusahaan atau instansi. Biasanya akun buzzer memiliki tujuan untuk menyerang lawan politik atau untuk memuji-muji orang yang telah memberikan bayaran kepada mereka.
Di media sosial sering sekali yang namanya saling serang antar buzzer, mereka saling menyudutkan dan saling serang kata-kata di media sosial. akun buzzer tidak ingin mereka dikatakan sebagai buzzer namun mereka menganggap diri mereka sebagai “Buzzer Suka Relawan” atau yang dikenal dengan buzzer tanpa bayaran, tapi hal ini impossible dilakukan sebab apabila buzzer tidak memiliki “Bekingan” mereka akan rentan dilacak oleh tim cyber dan berujung terkena Undang-Undang ITE. Akun buzzer tanpa bayaran ini sangat impossible adanya.
Yang paling berbahaya dari tantangan dari media sosial untuk meningkatkan partisipasi politik ialah munculnya berita-berita yang bermuatan SARA, hal ini sangat berbahaya dan bersifat sensitif. Berita-berita yang bermuatan SARA, dapat menimbulkan yang namanya disintegrasi suatu bangsa atau terpecah belahnya suatu bangsa. Hal ini sangat ditakuti oleh seluruh bangsa yang ada di dunia ini. Maka dari itu pemerintah sangat meminimalisir berita dan konten yang bermuatan SARA, karena efek dari SARA sangatlah besar bagi keberlangsungan sebuah bangsa.
0 Comments