Ticker

6/recent/ticker-posts

Apa Itu Interferensi Bahasa? Kaitannya dengan Fenomena Bahasa Jaksel

 


Oleh: Widyadhana Nur Hidayat

            Dr. Tressyalina, S.Pd., M.Pd.


Fenomena saat seseorang berbicara bercampur antara dua bahasa telah marak terjadi di lingkungan masyarakat. Tapi, tahukah kamu? Bahwa ada istilah untuk mendefinisikan fenomena tersebut, yaitu Interferensi bahasa.

Interferensi bahasa merupakan fenomena unik yang tak luput dari aktivitas gaya komunikasi generasi muda saat ini. Simak artikel ini untuk penjelasan selengkapnya!

Interferensi Bahasa

Dalam berkomunikasi, kita akan menjumpai orang-orang yang mampu menguasai dua bahasa sekaligus. Seseorang yang mampu menguasai dua bahasa disebut bilingual. Dalam diri seorang bilingual, terjadi proses kontak bahasa, sebuah kondisi ketika pelafal mampu melafalkan dua bahasa yang dikuasai secara bergantian. Penggunaan ini didasari pada keperluan pelafal dalam berkomunikasi, misalnya pada seseorang yang menguasai bahasa Minang (B1) dan bahasa Indonesia (B2), seseorang akan berbicara menggunakan bahasa Minang jika lawan bicaranya sama-sama memiliki kemampuan bahasa Minang. Namun, jika lawan bicara tidak mampu menggunakan bahasa daerah tersebut, ia akan menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi.

Tetapi, ada beberapa kondisi ketika pelafal tidak mampu memisahkan atau membedakan unsur yang terkandung dari dua bahasa yang dikuasainya. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya pemindahan unsur bahasa dan berujung pada percampuran kedua unsur/kaidah bahasa tersebut secara tidak terkontrol. Hal inilah yang akan menimbulkan kesalahan berbahasa pada seorang bilingual, yang disebut sebagai interferensi bahasa.

Perbedaan Interferensi Bahasa dan Integrasi Bahasa

Hal yang dapat kita temukan dalam masyarakat bilingual selain gejala interferensi adalah integrasi bahasa. Jika interferensi bahasa adalah ketidakmampuan seorang bilingual dalam memisahkan unsur bahasa hingga menimbulkan kesalahan berbahasa, maka integrasi bahasa sangatlah berbeda.

Integrasi bahasa adalah proses pembauran bahasa yang menghasilkan kesatuan yang utuh. Proses ini biasanya melibatkan penyerapan kata-kata dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia, baik melalui penyesuaian ejaan dan lafal atau melalui penerjemahan. Contoh integrasi bahasa, yaitu penyerapan kata microphone menjadi mikrofon, psychology menjadi psikologi, design menjadi desain, dan sebagainya. Adanya fenomena kebahasaan berupa integrasi bahasa dapat memerkaya bahasa penerima, seperti bertambahnya kosakata serta perluasan makna kata.

Fenomena Bahasa Jaksel dalam Lingkup Interferensi Bahasa

Siapa yang tidak mengetahui bahasa Jaksel? Bahasa Jaksel adalah sebuah varietas bahasa gaul yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, khususnya generasi muda di daerah Jakarta Selatan dan sekitarnya. Bahasa ini ditandai dengan percampuran bahasa Indonesia dan Inggris, serta penggunaan kata-kata dan frasa yang khas.

Fenomena bahasa Jaksel dalam lingkup interferensi bahasa dapat kita temukan dalam beberapa bentuk, yaitu campur kode atau percampuran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam satu kalimat atau percakapan. Contohnya, "Gue mau nonton movie baru nih."

Selain itu, dapat pula ditemukan penerjemahan pinjaman. Contohnya, "Gue lagi chill nih." (dari bahasa Inggris chill yang berarti santai). Kemudian, pergantian kata bahasa Inggris untuk menggantikan kata bahasa Indonesia yang memiliki makna yang sama juga dapat kita temukan. Contohnya, "Gue mau hangout sama teman-teman." (dari bahasa Inggris hangout yang berarti nongkrong)

Terlepas dari keunikan gaya bahasanya, interferensi bahasa Jaksel dapat memiliki beberapa dampak, baik positif atau negatif. Dampak positifnya, campur kode dan penerjemahan pinjaman dapat memperkaya bahasa dengan menambahkan kata dan frasa baru. Namun, dampak negatif dari adanya interferensi bahasa Jaksel dapat menimbulkan ketidakjelasan makna, yaitu ketika penggunaan kata dan frasa yang tidak baku dapat menyebabkan kebingungan bagi orang yang tidak terbiasa dengan bahasa Jaksel. Selain itu, mampu mengakibatkan penurunan kualitas bahasa karena pergantian kata bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris dapat dianggap sebagai bentuk penurunan kualitas bahasa.

Pada intinya, fenomena bahasa Jaksel merupakan contoh dari interferensi bahasa yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, khususnya daerah Jakarta Selatan dan sekitarnya. Interferensi bahasa ini dapat memiliki dampak positif dan negatif, serta diperlukannya kajian lebih lanjut untuk memahami pengaruhnya terhadap bahasa Indonesia secara keseluruhan.

Namun, penting untuk dipahami bahwa penggunaan bahasa Jaksel tidak selalu menunjukkan kurangnya kemampuan berbahasa Indonesia, serta perlu adanya toleransi dan pemahaman terhadap berbagai varietas bahasa yang ada di Indonesia.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS