Ticker

6/recent/ticker-posts

Penertiban Pengungsi Rohingnya yang terlantar di Daerah Setempat.

 


Oleh : Mirta Putri Maini 


 


Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, dan bahasa. Sesuai semboyang Bhineka Tunggal Ika, maka meskipun memiliki keragaman budaya, Indonesia tetap satu. Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa Indonesia. Pada saat ini ramai sekali orang bercerits tentang rohingnya, yang katanya sudah berada di indonesia.  


Apa itu Rohingya? Rohingya warga mana? Rohingya negara mana? Pengungsi Rohingya berasal dari mana? Rohingya negara asal mana? Asal-usul Rohingya? 


Itu adalah sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang terus dicari dalam mesin pencarian. 


Pada dasarnya pertanyaan-pertanyaan tersebut merujuk identitas Rohingya, kewarganegaraan, dan negara asal. 


Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang telah tinggal selama berabad-abad di Myanmar - negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha, menurut Badan Pengungsi PBB, UNHCR. 


Rohingnya adalah sebuah kelompok etnis minoritas beragama muslim asal Myanmar. Perbedaan latar belakang asal usul etnis dan agama menjadikan orang Rohingya mengalami intoleransi. Mereka menjadi subyek penyiksaan sejak tahun 1962, khususnya ketika kebijakan "Burmanisasi" dan "Budhanisasi" diberlakukan secara struktural telah mengeluarkan dan memarjinalkan warga Rohingya di Arakan. Adapun tujuan mereka mengungsi karena mereka mengaku sebagai pedagang arab yang berada di Myanmar. 


Para sejarawan berbeda pendapat mengenai apakah etnis Rohingya benar-benar tinggal di Myanmar sebelum kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948 Beberapa sejarawan mengatakan komunitas ini telah tinggal di Myanmar selama berabad-abad, dan komunitas Rohingya sendiri (bagian dari etnis minoritas Myanmar) juga meyakini hal tersebut. Pandangan kedua adalah bahwa mereka baru muncul sebagai kekuatan identitas pada abad terakhir. Hal inilah yang menjadi dasar junta militer – pemerintah Myanmar – menyatakan mereka sebagai imigran baru dari anak benua India. Melalui kebijakan ini, komunitas Rohingya tidak termasuk dalam “ras etnis” Myanmar. Akibatnya, mereka menjadi populasi tanpa kewarganegaraan terbesar di dunia. 


“Sebagai populasi tanpa kewarganegaraan, keluarga Rohingya tidak memiliki hak-hak dasar dan perlindungan, serta sangat rentan terhadap eksploitasi, kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender, serta pelecehan,” tulis keterangan UNHCR. 


Kedatangan para pengungsi Rohingya menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Ketidakjelasan status warga Rohingya di negara asalnya mendorong mereka untuk berbondong-bondong melarikan diri ke berbagai wilayah di Asia, terutama ASEAN. Gelombang tinggi kedatangan para pengungsi seolah-olah menjadi PR besar bagi pemerintah.   


Kedatangan pegungsi rohingnya saat ini sudah memasuki sumatera barat yang menyebabkan adanya pro dan kontra antar masyarakat maupun netizen media sosial. Pada saat ini pengungsi rohingnya mendirikan tenda di trotoar kawasan rudenim, Pekanbaru. Pengungsi rohingnya yang awalnya diketahui hanya berjumlah belasan orang tetapi sekarang sudah menjadi ratusan orang penghuni rohingnya berdatangan ke pekanbaru. 


Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, bakal menempatkan pengungsi Rohingya di sejumlah tempat penampungan di wilayah Kecamatan Bukit Raya. 

 

"Lokasi penampungannya di Kecamatan Bukit Raya. Ada empat lokasi penampungan yang disiapkan," ujar Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Pekanbaru Zulfahmi Adrian, Rabu (11/5/2022). 


Pengungsi rohingnya ini awalnya dari aceh dan tiba di Pekanbaru dengan menggunakan bus. Banyak anak-anak yang bermain di tepi jalan ya Berdasarkan pantauan di lapangan tampak ratusan pengungsi Rohingya terlihat membuat tenda di trotoar jalan belakang Rudenim Pekanbaru. Mereka membuat tenda sederhana dengan terpal dan kain yang yang dihuni kaum laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang bisa membahayakan karena kendaraan berlalu-lalang dengan kecepatan yang tinggi 


Di lokasi terpisah, Personel Satuan Reserse Kriminal Polres Aceh Barat menangkap empat warga diduga terlibat penyelundupan puluhan imigran etnis Rohingya ke perairan Meulaboh, kabupaten setempat. 


“Sampai saat ini belum ada titik terang tentang pengungsi ini. Bahkan kami sempat bertanya kepada instansi terkait, boleh atau tidak, mereka dipindahkan ke Aceh karena mereka kan dari sana, atau kita stop saja. Tapi sejauh ini masih belum ada tanggapan,'' ujar Kepala Badan Kesbangpol Kota Pekanbaru, Syoffaizal, usai mengikuti rapat koordinasi dalam rangka pengendalian dan penanganan pengungsi di wilayah Kota Pekanbaru bersama Kemenkopolhukam, pimpinan International Organization for Migration (IOM) pusat beserta jajaran di Novotel, Rabu (13/3/2024), dikutip dari Media Center Riau. 


Pengungsi Rohingya dari jalur resmi ini dikawal dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam hingga ke Pekanbaru. Pemerintah Kota Pekanbaru dan International of Migration (IOM) menyediakan tempat tinggal bagi pengungsi Rohingya ini yakni Community House. 


Namun sudah penuh karena Community House hanya ada tujuh kamar untuk lajang atau belum memiliki istri atau suami. Jadi karena pengungsi yang sudah berkeluarga tak bisa digabung dengan lajang, sehingga tak tertampung. 


Sementara, 191 etnis Rohingya ini datang secara sporadis ke Pekanbaru. Namun begitu, pihaknya bersama Satgas PPLN tetap memikirkan 191 orang ini.  


"Dari 119 orang yang dipindahkan tersebut, sebanyak 95 imigran Rohingya dari Kabupaten Bireuen dan 24 lainnya Rohingya dari Kota Lhokseumawe," kata Marzuki. 

 

Marzuki mengatakan proses pemindahan imigran Rohingya ke Pekanbaru, Riau, tersebut dengan pengawalan ketat dan dilakukan secara bertahap. Sebelum diberangkatkan, mereka menjalani pemeriksaan kesehatan. Selain pemeriksaan kesehatan, mereka juga menjalani tes PCR COVID-19. Hasil pemeriksaan, semuanya dinyatakan sehat dan negatif deman virus corona yang dikenal dengan sebutan COVID-19. 

Polisi mengamankan sebanyak 13 orang warga Rohingya masuk wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru. Dari jumlah 13 orang, mereka terdiri atas enam orang pria dewasa, lima orang wanita. Bahkan salah satu wanita membawa seorang balita. 

Kabid Humas Polda Riau Kombes Heri Muwarno mengatakan anggota Polresta Pekanbaru langsung mengamankan 13 warga Rohingya tersebut untuk dibawa ke tempat yang semestinya. 


Penulis merupakan Mahasiswi Prodi Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Andalas.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS