Ticker

6/recent/ticker-posts

Tradisi maulid nabi di minangkabau di daerah pariaman



Penulis :Diana Mahasiswa  Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas


         Maulid Nabi bagi masyarakat Pariaman merupakan sebuah peristiwa besar yang perayaannya dilaksanakan dalam rentangan waktu 3 bulan, yang dalam kalender Pariaman dikenal sebagai bulan muluik, adiak muluik  partamo dan adiak muluik kaduo atau dalam kalender Arab disebut, bulan Rabiul Awal, Rabiul Akhir dan Jumadil Awal.

Maulid nabi di pariaman berbeda denagan maulid nabi yang di knal orang luar sepertti di luar sumatra barat, pada umum nya maulid yang hanya ceramah singkat dan maknan roti-rotian 

Di sumatra bara pariaman  menjadikan maulid sebagai tradisi yang dimana di sebut bulan mulik yang sebelum melaksanakan maulid biasanya di siang hari sebelum pelaksanaan biasanya  masyarakat menyiapan  bahan untuk pembuatan  lemang seperti buluh/bambu,dan bahan-bahan untuk lemang lain nya seperti beras ketan dan lain-lain nya, 


Di malam hari  Masyarakat  ada sebagian pergi ke mesjid untuk mendengarkan ceramah singakat, sembelum itu para ulama ataupun itu ustad ataupun masyarakat setempat melakukan selawat dulang,

Salawat dulang merupakan kesenian tradional islami, berupa nyanyian yang diiringi oleh pukulan dulang sebagai instrumen pengiring. Syair yang disampaikan berisikan ajaran Islam, berupa zikir kepada Allah Swt. dan pujian kepada nabi Muhammad saw.

biasanya selawat dulang bisa di sebut badikia sebelum melaksanakan maulid, biasanya salawat dulang di lakukan selesai sholat isa sampai besok hari saat ibu-ibu pergi membawa makanan seperti bajamba(dulang tuduang saji) Sebelumnya di malam hari itu emak-emak membawa roti-rotian makanan lain nya, Sambil menunggu saat pelaksanaan  maulid  di siang hari maulid nabi / bulan lamang,pagi nya ibu-ibu  membuat lemang dan memasak makanan seperti menyiapkan nasi bungkus

Selama 3 bulan biasa nya di bulan maulid nabi di adakan sekali setahun 


         Malamang berasal dari kata “ma” dan “lamang”. Ma yang berarti melakukan sesuatu, dan lamang berarti nama makanan yang terbuat dari beras ketan serta pulut. Lamang terbagi tiga yaitu lamang sipuluik, lamang pisang, dan lamang kundua. Tradisi malamang ini menjadi keunikan tersendiri yang terdapat di Pariaman. Nilai budaya dan sosialnya sangatlah kuat karena diarahkan ke dalam nilai religi yang terjadi pada saat peristiwa tersebut.


Malamang atau membuat lemang diadakan setiap tahun pada saat perayaan Maulid Nabi atau Maulud, baik menjelang Maulud, ketika Maulid, maupun setelah Maulud. malamang atau membuat lemang pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diikuti dengan serangkaian acara seperti minum (minum kopi), berdzikir, sampai bajamba (makan bersama) pada keesokan harinya.


Masyarakat Pariaman sendiri, selain melaksanakan kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang biasanya disebut dengan bulan mauluik yang jatuh pada bulan Rabiul awal, Rabiul Akhir dan Jumadil Awal. Namun, kegiatan malamang dalam jumlah besar hanya dilakukan pada saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Di Pariaman juga dikenal adanya bulan lamang yang jatuh pada bulan Sya’ban. Pada bulan tersebut masing-masing rumah tangga, khususnya para menantu akan membuat lemang di rumah mereka masing-masing, dimana lemang-lemang tersebut nantinya akan diberikan kepada mertua mereka. Ada pula yang memasak lemang bersama-sama, kemudian dibagi-bagikan untuk satu kampung dalam rangka mempererat silaturahmi.


Tradisi malamang dapat ditemui di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Barat, baik di daerah darek (darat) seperti Solok, Payakumbuh, Agam, Tanah Datar, maupun di daerah pesisir pantai seperti Padang, Pariaman, Padang Pariaman, dan Pesisir Selatan.


Di setiap daerah cara memasak lamang ini bervariasi, ada yang mengolah lemang rasa original (ketan saja), ada lemang yang ada isian inti berupa kelapa parut dan gula aren, ada pula yang mengkombinasikannya isian lamang dengan pisang kepok. Ada pula yang menikmati lemang tape ketan hitam, ada pula yang menyantapnya dengan buah durian


Memasak lemang sudah menjadi tradisi nenek moyang orang Minang sejak dulu kala. Tradisi malamang itu biasanya dilakukan menjelang bulan Ramadhan, lebaran (Idul Fitri dan Idul Adha), peringatan Maulid Nabi, baralek (persta pernikahan), dan lain sebagainya. Pengerjaan atau memasak lamang ini biasanya dilakukan oleh orang dewasa dan anak-anak muda.

Ada berberapa macam lamang yang di buat masyarakat pariaman


Lamang bareh ketan puluik

Lamang Puluik adalah lamang yang berbahan dasar beras puluik (beras ketan), lamang jenis ini yang paling banyak diproduksi di Minangkabau. Proses pembuatan lamang puluik adalah memasukkan beras ketan ke dalam talang (bambu). Setelah talang sudah terisi beras puluik (beras ketan), maka dibawa ke tengah perapian dan dimasak selama 6 jam 


Lamang ubi pancih

Lamang ubi adalah lamang yang berbahan dasar ubi dalam proses pembuatannya. Lamang ini dibuat dengan mencampurkan gula merah dan ubi lalu setelah itu dimasukkan ke bambu. Proses pembuatan lemang ubi hampir sama dengan lamang jenis lainnya. Bahan yang digunakan untuk pembuatan lemang ubi ini adalah ubi, saka, dan garam yang diaduk lalu sebelum masuk ke dalam bambu. Dalam pembuatan lamang ini tidak dibutuhkan santan kelapa.


Lamang pisang

Lamang pisang adalah lamang yang mencampurkan pisang dan beras ketan dalam proses pembuatannya. Proses pembuatan lamang pisang ini tidak jauh dari proses pembuatan lamang pisang. Yang membedakan proses memasak lamang pisang dan lamang puluik adalah beras ketan dan santan dicampur terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam bambu.


Lamang kanji

Lamang Kanji Adalah lamang yang campuaran santan dengan tepung beras yang di adukan dengan gula merah, lamang kanji berbeda dengan jenis lamang lain nya pembuatan nya lamang lain dalam bambu di di beri daun pisang agar tidak lengket dengan kulit bambu, sedangakan  lamang kanji tidak di lilit dengan daun pisang, rasa lamang kanji agak lembut dan halus karna pembuatan nya tidak dengan beras tetapi dengan tepung nya, jadi rasanya hampir sama dengan puding yang manis tetapi lamang kanji ini agak sedikit lembut dan agak sedikit kental dari pada puding

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS