Ticker

6/recent/ticker-posts

KASI PANDU PPI Dunia Ungkap Gagasan Diaspora untuk Perbaikan Sistem Pendidikan Indonesia


 KASI PANDU PPI Dunia Ungkap Gagasan Diaspora untuk Perbaikan Sistem Pendidikan Indonesia



Program Kelas Inspirasi Pendididikan Dunia (KASI PANDU) PPI Dunia kembali menggelar diskusi dengan para diaspora di berbagai negara. Kali ini tema yang diangkat lebih spesifik menggali gagasan diaspora untuk pembangunan manusia Indonesia. Diskusi ini dilakukan dalam rangkaian pembukaan pendaftaran mentor dan panitia besar (organizing comittee) KASI PANDU sampai 10 Februari nanti.

Ratih Ayu Apsari, pelajar Indonesia di University of California, Berkeley, Amerika Serikat mengawali perbincangan dengan memberikan apresiasi kepada para guru dan calon guru di Tanah Air yang ia nilai sudah menunjukkan semangat dan kepedulian yang besar dalam berlatih memfasilitasi pengembangan peserta didiknya. Namun, para guru ini perlu didukung dengan tersedianya sumberdaya pendidikan yang lebih memadai dan berkeadilan, supaya peningkatan kualitas layanan pendidikan terus lebih baik, lanjut Ratih. Hal senada diungkap Atu Bagus Wiguna, pelajar Indonesia di University of Waikato, Selandia Baru, yang menekankan pemerataan akses pendidikan perlu sejalan dengan peningkatan kualitasnya. Atu berharap beban tambahan tugas administratif para pendidik di Indonesia bisa dikurangi untuk mengoptimalkan peran mereka dalam memantau perkembangan anak didiknya.

Terkait peran diaspora dalam usaha kolektif perbaikan pendidikan Tanah Air, Ratih menilai para diaspora bisa menjadi "role model" dalam profesi atau bidang tertentu bagi para siswa di Indonesia. Dia mencontohkan pengenalan contoh figur wanita yang berkarir di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, dan Math) sudah diberikan sejak pendidikan usia dini di Amerika Serikat. Peran diaspora pelajar dan praktisi di luar negeri sebagai role model pelajar di Tanah Air ini akan difasilitasi secara optimal dalam kelas-kelas inspirasi pada program KASI PANDU, tambah Hirmas Fuady Putra, Ketua Program KASI PANDU PPI Dunia. Lantas Hirmas kembali mengajak para diaspora di seluruh negara untuk bergabung menjadi mentor penggerak dalam program ini supaya lebih banyak referensi yang akan diperoleh peserta program di Indonesia nantinya.

Untuk pendidikan dasar, Atu menyampaikan praktik pembentukan ekosistem sekolah yang menyenangkan dilakukan Selandia Baru untuk meningkatkan minat belajar dan mengeksplorasi bakat anak. Prestasi anak dalam jangka panjang juga akan meningkat dengan suasana sekolah yang menyenangkan, lanjutnya. Ratih menambahkan pentingnya pemerintah, sekolah, dan masyarakat bersama memastikan keamanan para pelajar dalam perjalanan menuju dan dari sekolah, serta selama berada di sekolah dengan implementasi aturan yang spesifik. Hal ini akan menimbulkan kenyamanan bagi anak-anak ketika belajar. Ratih dan Atu menutup perbincangan sesi 1 kali ini dengan harapan proses perbaikan kualitas pendidikan Indonesia perlu konsisten menjawab kebutuhan aktual dan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya lokal.

Dalam sesi kedua diskusi, Dr. Bagus Muljadi, pengajar dan peneliti Indonesia di University of Nottingham, Inggris, mengemukakan bahwa dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045, Indonesia perlu memperjelas sistem pendidikan adalah sebagai hak setiap warga negara yang disediakan negara atau sebagai penyedia jasa komersial pendidikan bagi warganya. Indonesia juga perlu memunculkan narasi besar dalam praktik solusi terhadap permasalahan global, berdasarkan kekuatan dan budaya yang kita miliki sehingga bisa menjadi pemimpin dunia di 2045, lanjutnya. Lalu, Bagus menambahkan universitas di Indonesia perlu diberikan kebebasan dalam kegiatan akademiknya dan mengemukakan gagasannya untuk kemajuan bangsa di masa depan. Sementara itu, Dr. Sastia Putri, pengajar dan peneliti Indonesia di Osaka University, Jepang menyampaikan gagasan bahwa untuk mencapai bonus demografi yang berkualitas beberapa tahun ke depan, maka Indonesia perlu lebih memperhatikan pendidikan usia dini, dasar, dan menengah. Sastia mencontohkan penguatan karakter perlu diprioritaskan sejak pendidikan anak usia dini, sehingga mereka akan memiliki mental yang kuat di masa depannya. Adab, etika, dan berbudaya perlu diajarkan terlebih dahulu ketika anak-anak Indonesia mulai mengenyam proses pendidikan. Pendidikan Indonesia perlu lebih berorientasi proses daripada berorientasi hasil, sehingga manusia Indonesia ke depan bisa terhindar dari praktik pelanggaran atau penyelewengan aturan di masa yang akan datang, lanjutnya. Dia memberi contoh praktik kesadaran menyimpan sampah pribadi tanpa membuang sampah sembarangan di masyarakat Jepang. Sastia dan Bagus sepakat adab perlu diajarkan terlebih dahulu sebelum ilmu dalam sistem pendidikan Indonesia, untuk mencapai kualitas manusia Indonesia yang lebih baik ke depan. Ni Wayan Wardani, Ketua Divisi Humas Program KASI PANDU PPI Dunia yang bertindak sebagai moderator, di akhir diskusi mengingatkan para pelajar Indonesia di berbagai negara untuk terlibat aktif dalam program KASI PANDU untuk berbagi inspirasi dengan anak-anak di Tanah Air. 

Detail informasinya bisa dilihat di akun Instagram @kasi_pandu atau @ppidunia. (HFP).


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS