Oleh: Obral Chaniago
Padang Sumatera Barat.
Sejak beberapa tahun yang lalu Perguruan Tinggi-Universitas Negeri Padang-menjadi Universitas Badan Hukum (PTN-UNP-BH), UNP sampai sekarang sedang terus berupaya mengurangi ketergantungan dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) peserta didik.
Justru demikian, UNP-BH terus mencari peluang-peluang usaha guna mendapatkan pemasukan pada UNP dan mengurangi ketergantungan pada UKT maka unit usaha diluar UKT dengan memberdayakan aset-aset UNP menjadi unit usaha seperti perhotelan, kolam renang, auditorium, sehingga ada 44 unit usaha yang menjadi penghasilan bagi UNP yang dapat untuk peningkatan rating usaha produktif lembaga perguruan ini, kata Rektor UNP Prof. Ganefri.
Ungkapan ini dikemukakan Rektor UNP Prof. Ganefri menjawab konfirmasi khusus dari awak media ini usai jumpa pers dengan wartawan di kampus UNP pada Rabu 24 Januari 2024, ketika
rektor ini sosialisasikan pemilihan Calon Rektor UNP masa bhakti Tahun 2024 hingga tahun 2029.
Ketika ditanyakan dari 44 unit usaha produktif, mana saja usaha yang telah produktif ?
"Ke 44 unit usaha ini telah produktif semua, karena telah mendatangkan income atau penghasilan, namun masih ada unit usaha yang belum produktif secara signifikan", jelasnya.
"Ya, selama UNP telah menjadi universitas BH, sejak itu pula UNP terus adanya peningkatan pendapatan. Sehingga UNP bernilai keberhasilan sebagai lembaga perguruan tinggi negeri yang telah ber-badan hukum menuju otonomi kampus menjelang lepas landas dari pembiayaan pusat", imbuhnya.
Masih seputar menjawab konfirmasi, Rektor Prof. Ganefri menuturkan, "malah mahasiswa UNP banyak memperoleh keringanan tentang pembiayaan beragam keluhan dari peserta didik yang berkaitan dengan uang perkuliahan", ujarnya.
Bukan sebaliknya, sebelumnya banyak pihak merisaukan bagi perguruan tinggi negeri apa bila telah menjadi universitas menyandang status sebagai universitas berbadan hukum dapat dimungkinkan terjadinya kenaikan uang perkuliahan sekian persen dari sebelumnya di berbagai prodi.
Tetapi, sebaliknya pula bagi UNP tak demikian, peserta didik disini pada perguruan tinggi UNP justru banyak memperoleh keringanan dari segi pembiayaan.
Inikah pula yang diharapkan atas dari cita-cita yang cerdas cara memimpin sebagai rektor, ibarat nakhoda di sebuah kapal yang memerlukan keseriusan memimpin yang bukan setengah hati tetapi sejatinya rektor penerus UNP BH ini diperlukan pakar akademik, atau pun guru besar yang telah bertitel doktor serta Profesor profesional untuk memimpin UNP ke depan, kata Ganefri saat ekspos jurnal kinerjanya selama 8 tahun telah dilaluinya sebagai rektor yang berbuah manis dengan ragam prestasi nasional dan internasional di bidang akademik serta manajerial kampus, ungkapnya.
Nyaris semua yang terlibat dalam akademik perguruan tinggi tentu lebih tau apa itu universitas BH.
Tantangan yang sedang dihadapi oleh universitas BH adalah: apa bila orang yang memimpin tak serius atau setengah hati maka taruhannya adalah melambung tinggi pembiayaan atau uang perkuliahan bagi peserta didik yang berstatus sebagai mahasiswa/i dengan Uang Kuliah Tunggal/UKT.
Lalu, siapa yang dirugikan adalah peserta didik pada kampus terkait, bahkan dapat dimungkinkan adanya nanti mahasiswa tak sanggup lagi melanjutkan perkuliahan pada prodi yang disenangi.
Terkait ini apa bila diamati, bukan latah dengan catatan.
Bahwa perguruan tinggi UNP adalah sebuah perguruan tinggi negeri dengan para jebolan sebagai tenaga pengajar atau guru dan dosen.
Namun tantangan global nasional UNP termasuk dalam kategori dengan segala syarat yang diperlukan, sehingga perguruan tinggi UNP universitas terbesar dan tersohor di Sumbar meloncat tinggi dengan memperoleh status sebagai UNP BH.
Nah, disinilah kiranya maka Profesor Ganefri di saat jumpa pers dengan wartawan ia (Ganefri) semacam ada kerisauan yang sedang menggurita di kepalanya.
Tentu dapat di yakini, bahwa Ganefri sangat enggan menyebutkan, bahwa dapat dimungkinkan tak ada orang 'dalam' yang bisa untuk memimpin UNP ke depan yang selevel kemauan, dan keseriusan memimpin yang di kira tak seperti dia nanti ?
Sebagai bukti Ganefri saat jumpa pers mengatakan dengan terbukanya peluang bagi calon rektor UNP semua pihak yang dengan ilmu pengetahuannya secara akademik, baik lokal, dan nasional, ulas Ganefri sambil menyampaikan syarat dan kategori serta jadwal dan apa yang telah dilakukan sebelum dan setelah penjaringan serta dengan kelanjutan penyaringan supaya dapat diperoleh calon rektor UNP yang profesional, serius, dan bukan setengah hati, akunya Ganefri menjelaskan.
Bagaimana tidak ?
Rektor UNP BH ke depan perlu kerja keras dan peras keringat bersama mitra kerjanya bersama Wakil Rektor (W R), para dekan fakultas, pimpinan prodi dan satuan kerja jurusan prodi.
Tantangan yang paling utama yang dihadapi adalah manajerial kampus serta manajemen studi dan prodi, kata Ganefri.
Dengan ini Ganefri sangat berwanti wanti berpesan. UNP terbukti memacu tambahan jenis prodi bidang study kesehatan specialis dan ke ahlian kesehatan, peternakan, atau sejenisnya sebagai upaya dapat menjadi peminat bagi UNP yang bukan hanya sebagai perguruan tinggi keguruan saja.
Apa bila UNP BH lalai dalam menyikapi peluang bisnis baik melalui program study atau prodi serta bisnis usaha komersial, maka UNP BH bakal berhadapan dengan taruhan dengan kekurangan peserta didik dari tahun ke tahun ulah telah lepas landas dari pembiayaan pusat, dan apa bila tak jeli melihat peluang bisnis kesehatan saat ini bernilai tangguh selagi pemerintah RI memiliki program BPJS bagi semua penduduk Indonesia justru usaha bisnis komersial kesehatan lah usaha produktif yang paling ampuh saat ini.**
0 Comments