Ticker

6/recent/ticker-posts

Ungkap Kasus Kriminal Dengan Bantuan Kutu Busuk

 


Nama   : Annisa Melinda

Nim     : 2010422009

Tugas  : Biologi Forensik

Dosen  : Dr. Resti Rahayu

Biologi Universitas Andalas

 

Ternyata serangga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengungkap kasus-kasus kriminal. Ilmu yang membahas mengenai peran serangga dalam hal ini yaitu entomologi forensik. Entomologi forensik merupakan ilmu yang mempelajari tentang serangga sebagai alat bantu dalam mengungkap  kasus kriminal yang berhubungan dengan forensik seperti kematian. Dalam hal ini serangga dapat digunakan untuk memperkirakan waktu kematian seperti, interval waktu antara kematian dan penemuan mayat atau indeks postmortem (PMI), pergerakan mayat, cara dan penyebab kematian dan asosiasi tersangka di lokasi kematian.

 

Insiden pertama yang tercatat di mana serangga digunakan dalam penyelidikan kriminal terjadi di Tiongkok pada abad ke- 13 dijelaskan didalam buku Sung Tzu berjudul The Wash Away of Wrongs dari Cina. Kasus yang tercatat adalah kasus pembunuhan seorang petani di ladang dengan senjata tajam. Seluruh tersangka diperintahkan untuk meletakkan benda tajam yang mereka miliki ke tanah. Terdapat satu senjata yang menarik kedatangan lalat ke jejak darah yang disembunyikan oleh pelaku yang akhirnya menghasilkan pengakuan oleh pelaku.

 

Penggunaan serangga dalam ilmu forensik saat ini sudah banyak mengalami perkembangan. Serangga dapat digunakan untuk mendeteksi kontaminasi pada makanan/minuman kaleng, serangga-serangga yang terdapat di rumah seperti kecoa, dan serangga yang berada pada tubuh korban yang mengalami kematian dengan beberapa cara seperti, bunuh diri, pelecehan seksual, pembunuhan dan lainnya.

 

Selain lalat, serangga lain yang dapat digunakan sebagai pengungkap kasus Kriminal adalah kutu busuk. Kutu busuk dapat membantu polisi mengungkap kejahatan. Kutu busuk, kepinding, atau bedbugs merupakan serangga tanpa sayap yang termasuk dalam keluarga Cimicidae. Terdapat dua jenis kutu busuk yang memiliki kecenderungan mengisap darah manusia, yaitu Cimex hemipterus yang umumnya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, serta Cimex lectularius yang penyebarannya lebih luas.

Kutu busuk bisa makan sampai enam kali berat badannya yang setara dengan 360 kg berat makanan pada orang dewasa dengan sekali makan. Perut kutu busuk yang pipih pun membesar sehingga dapat menampung sedotan darah manusia lebih banyak. Darah manusia yang dihisap oleh kutu busuk digunakan oleh serangga ini sebagai sumber makanan yang kaya nutrisi. Namun, bagi pihak kepolisian, darah yang terdapat di perut kutu busuk ini ternyata dapat menjadi alat bantu yang tak terduga dalam mengungkap kasus Kriminal.

 

Kutu busuk diketahui makan setiap lima hingga sepuluh hari sekali, namun memiliki kemampuan menghidupi diri tanpa makan hingga tiga bulan. Keistimewaan ini memberikan peluang bagi pihak kepolisian untuk memanfaatkan DNA yang terdapat dalam darah di perut kutu busuk sebagai petunjuk penting dalam penyelidikan Kriminal. Keuntungan menggunakan kutu busuk sebagai alat bantu penyelidikan mencakup sifatnya yang tidak bersayap, sehingga cenderung tidak berpindah jauh dari tempat kejahatan. Hal ini memudahkan polisi dalam mengumpulkan bukti di sekitar lokasi kejadian.

 

Kutu busuk seringkali berada tidak jauh dari manusia dan hanya dapat berpindah jauh sesuai dengan barang-barang yang dibawa oleh pelaku atau korban, seperti pakaian, tas, atau kendaraan. Keadaan ini menjadi tambahan informasi berharga bagi polisi dalam memperkirakan lokasi perpindahan manusia dan barang terkait, memperkuat langkah-langkah penyelidikan.

 

Dengan demikian kutu busuk sebagai salah satu serangga yang dapat digunakan untuk alat bantu dalam mengungkap kasus Kriminal, karena darah di dalam perut kutu busuk dapat digunakan sebagai petunjuk penyelidikan, dan  dengan adanya kutu busuk ini juga dapat mempermudah mengumpulkan bukti di dekat kejadian perkara.

 

SUMBER:

 

Evand H, Supandi A, Ichsan M. Indentifikasi Serangga Tanah Pada Proses             Pembusukan Jasad (Entomologi Forensik). jurnal.ar-rairy. 2022;10(2):176–9.

 

Joseph, I., Mathew, D. G., Sathyan, P., & Vargheese, G. 2011. The use of insects in             forensic investigations: An overview on the scope of forensic entomology.    Journal of forensic dental sciences, 3(2), 89.

 

Nuswantoro. 2023. Kutu busuk bisa bantu ungkap kasus kriminal. diakses pada 11        januari 2024 dari https://www.mongabay.co.id/2023/10/08/kutu-busuk-bisa-     bantu-ungkap-kasus-kriminal/.

 

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS